NovelToon NovelToon
Istri Liar Sang CEO

Istri Liar Sang CEO

Status: tamat
Genre:Duda / CEO / Tamat
Popularitas:471.3k
Nilai: 5
Nama Author: Deyulia

Menjadi pelayan kafe di kafe Pamannya demi membantu membayarkan hutang sang Paman kepada Rentenir menjadi pilihan satu-satunya bagi Zila Arzila (22).
Keinginannya untuk menikahi seorang pria tajir demi terbebas dari kemiskinan dan kejaran Rentenir karena hutang sang Paman, kini menjadi obsesinya. Namun tidak segampang yang dia pikirkan.
Lantas apa yang Zila alami selanjutnya, apakah dia berhasil menemukan lelaki kaya untuk dinikahinya dan didapatkan uangnya demi terbebas dari jeratan hutang sang Paman pada Rentenir? Ikuti kisahnya ya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 Rumah Mewah Di Kampung Itu

"Sertifikat apa yang Paman perebutkan dengan istri saya? Apakah kalian ingin menjual tanahnya?" heran Naga seraya menatap Kobar penuh penasaran.

"Bukan mau menjual, tapi tanahnya sudah dijual orang," cibir Zila seraya masuk kembali ke dalam, diikuti Kobar dan Naga.

"Coba aku lihat," pinta Naga sembari menyodorkan tangannya ke arah Kobar. Kobar memberikan sertifikat itu, dia berharap Naga bisa membantu, karena menurut penglihatannya Naga merupakan orang kaya dari kota yang punya kuasa dan punya koneksi dengan orang-orang hebat.

"**Haga Barata**, ini Bapak dari istri saya, kan?" Kening Naga berkerut.

"Betul. Dia adalah Bapaknya Zila. Dia pemilik sertifikat tanah itu."

Naga mengamati halaman pertama dari sampul sertifikat itu. Lalu lembar kedua, matanya dengan jeli membaca dari atas sampai bawah. Naga tertarik dengan luas dan letak tanah yang strategis. Luasnya juga sama besar dengan luas tanah yang baru dua munggu ini dia beli dari **Pak** **Haidar** si pemilik tanah.

Lalu Naga kembali membuka lembar selanjutnya. Namun belum sampai dibaca, seseorang memanggil HPnya membuyarkan fokus Naga. Naga meletakkan sertifikat itu di atas meja. Ia segera melihat siapa gerangan yang menghubunginya? Ternyata Hasya yang menghubungi.

"Bos, setengah jam lagi ditunggu kehadirannya di depan tanah Pak Haidar yang sekarang sudah dibeli Bos untuk melakukan pengalihan hak milik," kata Hasya di dalam telpon. Naga segera memasukkan Hpnya ke dalam saku celana, lalu mencari Zila yang tadi berada di ruang tengah.

Mata Naga memendar mencari keberadaaan Zila. Rupanya gadis yang kini sudah tidak gadis itu sedang di teras depan seraya memandangi bunga-bunga di depan halaman rumah Kobar.

Naga bermaksud membawa Zila sekalian ke tempat diserahkannya hak kepemilikan tanah dari pemilik yang lama pada pemilik yang baru, yaitu Naga.

"Zi, ayo ikut aku." Naga meraih tangan Zila lalu menariknya. Zila menepis tidak suka, sepertinya Naga mulai mau mengaturnya setelah apa yang terjadi.

"Pergilah, dan mulai sekarang jangan lagi ajak aku atau atur aku ke dalam kehidupan Kakak. Mulai sekarang aku mau sudahan dengan pernikahan yang tidak didasari cinta ini. Lagipula aku memang tidak mencintai Kakak yang tiba-tiba datang dalam kehidupan aku. Kalaupun aku masih mau bertahan sama Kakak, itu karena aku melihat harta Kakak. Tapi, walaupun Kakak berharta banyak, ternyata Kakak tidak bisa memberikan apa yang aku minta. Jadi, jika Kakak tidak bisa memberikan apa yang aku minta sebaiknya aku minta sudahan dalam pernikahan ini" tutur Zila mengungkapkan semua isi hatinya.

Naga untuk beberapa saat terhenyak dengan semua pengakuan Zila, betapa jujurnya Zila. Itu yang ada dalam pikiran Naga. Namun sesaat kemudian, Naga tersenyum sendiri mendengar penuturan Zila tadi yang berterus terang bahwa kalau Zila masih mau bertahan karena melihat hartanya.

Naga meremas pundak Zila dengan sedikit tekanan sehingga Zila merasakan kesakitan. Naga berbicara pelan di daun telinga Zila. Zila sedikit meringis.

"Aku bahkan bisa memberimu lebih dari satu milyar yang kamu minta. Semua hartaku akan jadi milikmu jika kamu memang setia dan patuh padaku dan tidak pernah banyak tingkah. Sekarang jika aku memberikan cek sebesar satu milyar, apakah kamu menjamin tidak akan lari dariku?" tutur Naga sembari meraih dagu Zila dan menatapnya dalam.

Zila tersenyum sinis dang mengejek. "Apakah Tuan Naga berbicara seperti itu karena merasa trauma dengan masa lalunya yang gagal dua kali dalam pernikahan karena ditinggal selingkuh oleh pasangannya?" Zila berkata dengan tenangnya tanpa rasa takut di depan wajah Naga yang tampan.

"Sudahlah jangan banyak bicara, jika sudah melihatmu garang seperti ini, maka aku tidak kuasa lagi menahan hasratku yang tiba-tiba muncul. Maka tidak ada gunanya kamu memperlihatkan kegaranganmu dan ketegasanmu, sebab semu itu hanya membuat aku ingin bercinta denganmu," ujar Naga jujur seraya dengan cepat \*\*\*\*\*\*\* bibir Zila yang sedikit terbuka kemudian dikecapnya sampai Zila terhenyak tidak berkutik, sebab tubuhnya sudah dikunci oleh tangan kekar Naga.

Zila berusaha berontak dan melepaskan cengkraman Naga. Namun, tangan Naga ternyata sangat kuat dan erat.

"Lepas!" Zila berhasil melepas bibirnya dari serangan bibir Naga, karena dia hampir kehabisan oksigen. Sejenak Zila merasakan rasa yang aneh dari kecupan bibir Naga. Zila seperti menginginkannya lagi.

"Hentikan Kak, aku bisa mati karena kehabisan nafas. Lagipula apa Kak Naga tidak malu mencium aku dengan penuh hasrat di teras rumah Paman Kobar? Bagaimana jika ada yang melihat kita? Dasar tidak tahu malu!" umpat Zila kesal, seraya menghindari Naga, dan masuk ke dalam rumah Kobar. Naga tersenyum seraya menggoda Zila yang masih saja memperlihatkan kegarangannya, yang justru karena sikap garang dan judesnya itu membuat Naga semakin berhasrat.

"Kalau begitu, kita lakukan lagi di dalam kamar di rumah Paman Kobar. Pamanmu juga tidak mungkin melarang kita, sebab kita sudah suami istri," kilah Naga masih menggoda Zila.

"Jangan pikir aku mau. Dan jangan lagi mencoba menggodaku karena aku tidak ingin tergoda dengan laki-laki pelit seperti kamu," dengusnya kesal.

Naga semakin tertantang dengan sikap Zila yang jual mahal. "Aku bukan pelit, tapi aku hanya memperhitungkan uang yang kamu minta itu nilainya besar dan kamu memintanya karena menganggap menjual harga dirimu padaku. Aku suami kamu, salah besar jika kamu ingin menjual harga dirimu padaku. Karena jika begitu, artinya kamu sudah mempermainkan sucinya pernikahan. Ahhh, sudahlah. Sekarang kamu harus ikut dan mendampingi aku dalam penyerahan kepemilikan tanah dari pemilik lama padaku pemilik baru." Naga bangkit lalu meraih Zila dan memaksanya ikut.

Zila menahan tubuhnya dan menolak ajakan Naga yang memaksanya. "Aku tidak mau," tolaknya.

"Kamu harus mau, dan harus mendampingi aku." Naga memaksa seraya menarik tangan Zila.

"Paman, aku akan membawa istriku pulang dan mendampingi aku dalam berbagai kegiatan. Aku mohon Paman dukung aku dan jangan larang aku membawanya, karena dia sudah jadi milikku," tegas Naga pada Kobar yang tadinya ingin melerai, tapi bukan bermaksud mau melarangnya. Kobar hanya mengangguk mempersilahkan, sebab dia tidak ada wewenang lagi dalam mengatur Zila.

"Pamannnn, bantu akuuu! Kalau tidak, aku juga tidak mau bantu Paman dalam mencicil hutang Paman pada Juragan Desta," teriak Zila membuat telinga Naga berdenging.

"Sudah, jangan berteriak. Kamu jalan yang anggun dan tunjukkan keluwesanmu sebagai perempuan cantik. Jika kamu tidak patuh, maka kamu akan tahu akibatnya," ancam Naga menakuti Zila.

"Aku tidak takut akan ancamanmu Tuan Naga yang pelit," ejek Zila yang tidak dihiraukan lagi Naga. Naga segera menggiring Zila ke dalam mobil mewahnya yang terparkir di depan halaman rumah Kobar.

"Duduk yang cantik dan berikan sikap yang baik padaku selama aku nyetir, sebab jika kamu memberikan sikap yang buruk maka bisa jadi aku menabrakkan mobilku pada tiang listrik itu," ancam Naga menakuti Zila. Zila terpaksa menuruti perintah Naga. Duduk di depan berdampingan dengan Naga yang sedang menyetir.

Mobil Naga melaju melewati kampung ***Sukaseuri***, sebab letak tanah yang dibelinya berada di kampung itu. Zila yang di sampingnya, sejak tadi hanya merengut saja, tidak lagi berceloteh atau meledek Naga.

"*Kak Naga membeli tanah di daerah sini, itu artinya dia akan bertetangga dengan orang sini, yang kata Paman orang-orangnya dari tingkat Lurah sampai RT terbawahpun, terlibat korupsi bahkan ada juga yang terlibat mafia tanah. Jangan-jangan, Om Haidar sampai bisa memiliki tanah Bapak secara tidak legal, itu karena terlibat permainan dengan mafia tanah. Om Haidar yang kata Paman adalah Om kandungku dari Bapak, rumahnya juga di kampung ini. Sayangnya, sampai usiaku menginjak 22 tahun ini, aku sama sekali belum pernah melihat mukanya seperti apa. Paman bilang, Om Haidar sangat membenci Bapak, benci karena keberhasilannya. Pantas saja saat aku menikah, dia tidak mau menjadi wali nikahku*." Zila berkata-kata di dalam hatinya memikirkan kaitan Naga membeli tanah di sini beserta orang-orangnya.

Naga melirik Zila yang nampak sedang melamun, sekilas rasa sedih dan serius terpancar dari wajah ayunya. "*Kenapa dengan wanitaku ini, tadi garang, sekarang diam dan berubah sedih dan serius*?" tanya Naga dalam hati.

Mobil Naga tiba di depan sebuah rumah yang lumayan mewah untuk ukuran di kampung. Sejenak Zila menatap rumah mewah itu dari balik jendela mobil. Zila tidak pernah mendatangi rumah ini. Namun, Zila merasa seperti ada ikatan batin dengan rumah mewah di kampung ini.

"Ayo, turunlah. Kita sudah sampai. Aku mau kamu mendampingi aku untuk penyerahan kepemilikan tanah ini padaku," ajak Naga yang tidak diindahkan Zila.

Sebetulnya ada ikatan batin apa antara Zila dan rumah mewah di kampung itu?

1
Anonymous
Randi randa

Berasa terlahir anak kembar semua yg ada di cerita ini

Sampai sini sebenernya cerita nya bagus,cuman yg di sesali pemilihan nama aja klo menurut saya
Lina Zascia Amandia: Heheheheh... iya Kak maaf, gak tau knp setiap sy bikin cerita nama pemeran kadang dijadikan kembar atau malah huruf depannya mirip. Mungkin ciri khas Novel sy seperti itu, alasannya saya suka bingung cari nama kalo beda2 dr awalan misalnya. Entahlah Kak, sy agak susah merubah kebiasaan itu dlm setiap cerita saya. Ok deh ini masukan bagus dr Kakak untuk sy. Mksh byk ya. Tapi jangan merajuk dong. Baca kembali dong Kak.... pembacanya sepi nih...
total 1 replies
Anonymous
Ada lagi kan zila zuli
Anonymous
Dr awal agk pusing sama pemilihan nama yg hampir sama semua
Mungkin bisa lebiih bervariasii namanya
Sampai art nya juga nama sama
Zila sila
Rani rana
Kadang orng baca novel hiburan tp klo di kasih nama sama bikin pusing
Lina Zascia Amandia: Ok Kak mksh sarannya.... ini bisa jadi acuan sy untuk ke depannya..... lanjut doong Kak bacanya...
total 1 replies
Sena judifa
untung zila lg hamil kalo ngga hbs mereka berkelahi
Sena judifa
hilda lg
Noviyanti
si hilda protektif banget sih, nagi negur diara doang juga sok ngaku2 mau nikah.
Noviyanti
huh awas aja kalo ingkar ya hilda, tak sumpahin hamil loh
Noviyanti
huh dinasehatin yang bener susah, mending di putusin aja tuh si hilda. nanti kalau udah jadi bini juga susah lagi dinasehatinnya
Sena judifa
coba tukar tuh sihilda yg ada diposisi zila, sanggup nggak
Sena judifa
zila memang hamil tuh
Sena judifa
siapa bilang zila hamil bohongan dasar mak lampir
Sena judifa
zila hamil beneran y
Sena judifa
sedihnya😓😓
Noviyanti
si hilda ini susah dibilanginnya. bongkar aja zila biar dia kapok sekalian
Lina Zascia Amandia: Hehehhehe...
total 1 replies
Noviyanti
idih ngebet banget sih si hilda ini.
Noviyanti
baguslah masalah telah kelar
Noviyanti
bunga mendarat
Noviyanti
bukan maen nih kuliahnya 👏👏
Noviyanti
rafa kah yg datang atau naga
Noviyanti
hehe zila mahaguru cinta.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!