Ranjang Panas Sang CEO 3

"Kalian bertiga merupakan bagian dari keluarga kami jadi kalian tidak perlu sungkan atau merasa tidak enak." Ucap Mommy Nicole.

"Apa yang dikatakan istriku benar kalian bertiga sudah menjadi bagian dari keluarga kami." Sambung Daddy Raka.

Jovanka dan ke dua Tante Jovanka terharu dengan apa yang dikatakan oleh Daddy Raka dan Mommy Nicole.

"Buyut ingin merasakan kue buatan kalian." Ucap Mommy Nicole setelah beberapa saat mereka terdiam.

"Aku juga ingin mencobanya." ucap mereka bersamaan.

"Silahkan." Jawab Jovanka dan ke dua Tante Jovanka bersamaan.

Merekapun mencoba kue buatan Jovanka dan ke dua Tante Jovanka bersamaan kedatangan para wanita dan para gadis yang baru saja selesai mencuci piring dan gelas kotor.

Mereka duduk di sofa masing-masing sambil menikmati cemilan dan minuman. Terkadang mereka mengobrol serius dan terkadang mereka tertawa hingga satu jam kemudian mereka pulang satu persatu menuju ke mansion mereka.

xxxxxxx

Malam menjelang pagi seperti yang di rencanakan kalau pagi ini Jovanka dan ke dua Tante Jovanka akan bekerja di perusahaan peninggalan Kakek dan Nenek Jovanka sekaligus ke dua orang tua Tante Jovanka.

Leo duduk di kursi makan berdampingan dengan Jovanka sedangkan Tante Angel dan Tante Angela duduk bersebrangan yang merupakan tempat duduk mereka.

"Selamat pagi." Sapa Hero dan Arsene bersamaan.

"Pagi, silahkan duduk." ucap Leo.

"Terima kasih, tahu saja kalau aku lapar." ucap Arsene sambil duduk bersebelahan dengan Tante Angela.

"Iya nih, kebetulan banget aku juga belum sarapan." Sambung Hero.

"Asal jangan lupa akhir bulan kalian bayar apa saja yang kalian makan." Ucap Leo dengan usil.

"Tenang saja." jawab Arsene dan Hero bersamaan sambil tersenyum.

"Kenapa harus bayar?" Tanya Jovanka polos.

"Sayang, Aku hanya bercanda benarkan Arsene, Hero?" Tanya Leo.

"Betul, tapi kalau beneran juga tidak apa-apa." Jawab Arsene.

"Betul." sambung Hero.

"Uangku sangat banyak jadi aku tidak butuh uang kalian berdua." Ucap Leo.

"Iya percaya." Jawab Arsene dan Hero bersamaan.

"Makanannya nanti keburu dingin." ucap Jovanka.

Ke tiga pria itupun hanya menganggukkan kepalanya kemudian ke tiga wanita tersebut mengambil makanan untuk pasangan masing-masing. Mereka makan dalam diam tidak ada satupun yang berbicara hingga lima belas menit kemudian mereka sudah selesai makan dan minum.

"Kita berangkat sekarang." Ucap Leo.

"Ok." Jawab mereka bersamaan.

"Arsene nanti habis makan siang kamu mampir ke kantor." Ucap Leo.

"Baik Tuan." Jawab Arsene patuh.

"Sayang, nanti kita ke kantor dulu untuk mengadakan meeting dan jam sepuluh kita pergi ke perusahaanku." Ucap Leo.

"Baik sayang." Jawab Jovanka.

Mereka pergi ke tempat tujuan masing-masing sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Daddy Raka.

Perusahaan Milik Jovanka

Jovanka dan Leo sudah sampai di perusahaan milik Kakek dan Neneknya yang dulu sempat di pimpin oleh Ibunya hingga ibunya menikah dengan pria yang tidak bertanggung jawab. Hingga Ibunya meninggal secara tragis dan peninggalan Ibunya di rebutan oleh Ibu tirinya.

Seperti apa yang dikatakan oleh Leo, mereka mengadakan rapat untuk memperkenalkan pemilik perusahaan yang baru. Mereka yang mengenal Leo tidak ada satupun yang berani menolak apa yang dikatakan oleh Leo hingga hampir satu jam rapat dibubarkan.

Leo dan Jovanka keluar dari ruang rapat diikuti oleh para bawahannya menuju ke ruangan masing-masing.

Ceklek

Leo membuka pintu dengan lebar kemudian Jovanka masuk ke dalam ruangan tersebut dengan diikuti oleh Leo. Jovanka melihat sekeliling ruangan sedangkan Leo duduk di kursi kebesaran sambil melihat dokumen.

Jovanka berjalan dengan santai hingga dirinya melihat sebuah pigura yang membuat dirinya mendidih menahan amarahnya.

Prang

Jovanka membanting pigura tersebut hingga kacanya hancur berkeping-keping sedangkan pinggiran pigura retak.

"Ada apa Jovanka?"Tanya Leo dengan wajah terkejut mendengar dan melihat wajah Jovanka seperti menahan amarahnya.