Kehilangan cinta di masa lalu membuat Jupiter kehilangan hasratnya kepada wanita, akan tetapi tuntunan keluarga untuk ia segera menikah membuatnya mencari calon istri dadakan. Hingga pilihannya jatuh kepada seorang gadis remaja yang tak sengaja ia temui. Bagaimana kehidupan Jupiter selanjutnya, ikuti terus ceritanya di Gairah Tuan Muda Impoten.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunga Alika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Jupiter pun akhirnya memutuskan untuk masuk ke kamar Moza, ia tidak rela melihat Moza berlama-lama bicara dengan adiknya. Sungguh dadanya kini terasa sangat panas dan terasa terbakar.
"Sedang apa kau di sini?" tanya Jupiter dingin pada Venus, melihat Jupiter datang raut wajah Venus pun berubah menjadi dingin. Senyum yang selalu ia pancarkan sedari tadi lenyap begitu saja. Seolah ia tidak suka jika sang pemilik pujaan hati datang dan mengganggunya. Apalagi terlihat jelas jika Jupiter sedang memperlihatkan jika Moza adalah miliknya. Dengan sengaja Jupiter mencium pipi Moza di hadapan Venus, seolah ingin mengatakan jika ia adalah miliknya.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Jupiter.
"Aku baik, kapan aku pulang. Aku bosan di sini," rengek Moza pada Jupiter. Venus mengepalkan tangannya, karena ia juga ingin jika perempuan yang ia sukai itu merengek dan merajuk padanya.
Cemburu, itulah perasaan Venus saat ini.
"Kita pulang sekarang, bersiaplah." jawab Jupiter.
"Benarkah? Baiklah," dengan senang Moza pun langsung bangun dari ranjangnya dan hendak pergi ke kamar mandi untuk bersiap. Namun, baru saja ia akan melangkahkan kakinya. Jupiter menarik tangan Moza dan berbisik padanya.
"Kau bisa melakukannya sendiri, atau ingin aku bantu?" goda Jupiter. Moza pun langsung merasa malu hingga pipinya memerah. Apa suami tampannya ini ingin membantunya mengganti pakaian, ahhh jantung Moza terasa mendadak marathon membayangkannya.
"Aihh ... aku bisa melakukannya sendiri." jawabnya dan kemudian segera pergi ke kamar mandi karena tidak kuat menahan malu pada suaminya ini. Kini giliran jantung Venus yang terasa terbakar, ia tidak terima karena Jupiter sengaja menggoda Moza di hadapannya. Apa maksud dari Jupiter ini, apa ia ingin memamerkan kemesraannya. Dan sengaja menabur garam di atas lukanya. Sungguh jahat kakak satu ayahnya ini pikir Venus.
"Menggoda istrimu dihadapan orang lain, apa kau tidak malu!" ejek Venus. Jupiter melihat ke arah Venus dengan sangat tenang. Namun, pandangannya begitu menusuk pada Venus.
"Memangnya kenapa? Apa kau keberatan aku menggoda Istriku, kenapa kau tidak mencari istri saja. Agar ada orang yang bisa kau goda juga, karena lebih baik menggoda istri sendiri dari pada menggoda istri orang lain bukan." ucap Jupiter sambil bersedekap dada dan menatap Venus semakin tajam.
"Bagaimana jika aku ingin menjadikan istri orang lain untuk menjadi istriku." jawab Venus
"Boleh saja, asal jangan mengganggu istriku. Karena jika kau melakukan hal itu, maka aku tidak akan diam saja. Kau ... dan juga ibumu bersiaplah menjadi gelandangan!" ucap Jupiter penuh penekanan. Venus membulatkan matanya. Ia tidak mau menjadi gelandangan, karena bukanlah hal sulit untuk Jupiter melakukan hal itu. Karena bahkan rumah yang ia tempati sekarang adalah atas nama Jupiter.
Semua ini gara-gara Bramana yang mengatasnamakan seluruh harta dengan nama Jupiter. Dengan kilah jika semua harta Bramana adalah milik Mayra, ibu kandung Jupiter. Sungguh lucu, bahkan selama ini Bramana lah yang membuat perusahaannya menjadi bertambah besar. Lalu kenapa semua ia berikan pada Jupiter, hingga Jupiter bisa melakukan apapun padanya dan juga ibunya.
Baru saja Venus akan menjawab ucapan Jupiter, Moza keluar dari kamar mandi dan menghampiri kedua pria yang mengukir indah namanya itu, tanpa sepengetahuannya kedua pria tampan itu sangat mencintai dirinya.
"Kak Jupi, aku sudah siap."
"Baiklah ayo kita pulang,"
"Eh tunggu, bagaimana dengan buah-buahannya?"
"Buang saja, aku akan membelikannya yang lebih banyak lagi untukmu." jawab Jupiter sambil melihat ke arah Venus dengan tatapan yang entahlah.
"Tapi... "
"Sudahlah..." Jupiter langsung menarik Moza keluar dari ruangan itu dan meninggalkan Venus sendirian di sana dengan amarahnya.
"Lihat saja, aku akan merebutnya darimu!" gumam Venus.
*
*
*
Sebenarnya sedari di rumah sakit tubuh Jupiter terasa sangat panas. Entah apa yang ia rasakan, tapi yang jelas ia ingin segera sampai di rumah dan mengurung Moza di dalam kamarnya. Dan tidak membiarkan seorang pun melihat ke arah Moza, Jupiter ingin hanya dialah yang boleh melihat wajah cantik Moza. Ia tidak rela jika wajah cantik istrinya ikut di nikmati oleh orang lain.
Tak menunggu waktu lama, mereka berdua pun sampai di rumah. Di sana sudah ada Salma, ia menatap Moza dengan pandangan tidak suka seperti biasanya. Sepertinya ratu Dugong kecewa karena Moza bisa sehat lebih cepat. Karena sebenarnya penyihir jahat ini ingin Moza mengalami luka yang lebih berat lagi bahkan jika perlu tak perlu datang lagi ke rumah ini, selamanya. Namun, sayangnya keinginannya ini sama sekali tidak terlaksana. Moza cepat kembali dan terlihat baik-baik saja, hanya masih ada perban di kepalanya dan luka itu sepertinya sama sekali tidak berarti untuk Moza.
Tanpa mempedulikan Salma, Jupiter dan Moza melewati wanita itu begitu saja. Tak ada sama sekali keinginan untuk menyapa orang seperti Salma. Namun, Salma juga sama sekali tidak mempedulikan Jupiter dan Moza. Ia bahkan tidak mau repot-repot menanyakan keadaan Moza pasca pulang dari rumah sakit.
Saat sampai di dalam kamar Jupiter langsung mengunci pintu kamarnya dan memerintahkan para penjaga agar tidak ada yang mengganggunya. Entah apa yang akan dilakukan oleh planet ini, hingga ia tidak mau diganggu oleh siapapun.
Moza langsung naik ke ranjangnya, karena ia merasa lelah. Padahal seharian ini ia hanya tiduran, tapi entah kenapa saat sampai di rumah ia merasa sangat lelah dan mengantuk. Baru saja ia akan memejamkan matanya, tiba-tiba Jupiter mengungkungnya. Pria tampan itu mengusap bibir kecil Moza dan langsung membenamkan bibirnya di sana.
Ciuman yang dilakukan oleh Jupiter, sangatlah menuntut hingga Moza kewalahan. Tapi entah kenapa Moza suka dengan ciuman dari Jupiter. Moza tersentak kaget saat tangan Jupiter berbuat nakal pada buah mangga kembarnya. Meskipun Jupiter menyentuhnya dari luar. Tapi tetap saja memberikan sensasi berbeda pada si pemula ini.
Ciuman Jupiter kini turun ke leher jenjang Moza dan memberikan gigitan-gigitan kecil di sana hingga memberikan tanda cinta di sana. Moza hanya mampu terdiam dengan apa Yang dilakukan di oleh Jupiter. Ia menikmati semua sentuhan yang dilakukan oleh Jupiter. Hingga saat Jupiter menarik dress yang ia pakai. Moza pun memekik, ia merasa malu karena kini ia hanya menggunakan segitiga pengaman dan kacamata pelindung saja di tubuhnya.
Jupiter pun dengan cepat melepaskan kemeja yang ia pakai hingga memperlihatkan tubuhnya yang sangat indah dan sepertinya nyaman untuk di sentuh. Hingga mata mesum bocah keju pun langsung menikmati pemandangan indah di depannya.
Jupiter pun kembali menciumi leher jenjang Moza, hingga kini tangannya menarik sebuah pelindung benda yang sangat indah yang kini terpampang di hadapannya. Tanpa aba-aba Jupiter pun langsung menyentuh benda itu dengan bibirnya, hingga si pemilik benda pun merasa terkejut karena tubuhnya terasa bagaikan tersengat aliran listrik yang kuat.
"Kak Jupi ..."
****
Like sama komentarnya dulu biar semangat bikin adegan ehem-ehem 😌, ya ampun otak Mimin yang suci jadi terkontaminasi 😆🤣