NovelToon NovelToon
If I Life Again

If I Life Again

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Mafia / CEO / Time Travel / Fantasi Wanita
Popularitas:868
Nilai: 5
Nama Author: Ws. Glo

Apakah kamu pernah mengalami hal terburuk hingga membuatmu ingin sekali memutar-balik waktu? Jika kamu diberikan kesempatan kedua untuk hidup kembali di masa lalu setelah sempat di sapa oleh maut, apa yang akan kamu lakukan terlebih dahulu?

Wislay Antika sangat mengidolakan Gustro anggota boy band terkenal di negaranya, bernama BLUE. Moment dimana ia akhirnya bisa datang ke konser idolanya tersebut setelah mati-matian menabung, ternyata menjadi hari yang paling membuatnya hancur.

Wislay mendapat kabar bahwa ibunya yang berada di kampung halaman, tiba-tiba meninggal dunia. Sementara di hari yang sama, konser BLUE mendadak dibatalkan karena Gustro mengalami kecelakaan tragis di perjalanan saat menuju tempat konser dilaksanakan, hingga ia pun meregang nyawanya!

Wislay yang dihantam bertubi-tubi oleh kabar mencengangkan itu pun, memilih untuk mengakhiri hidup dengan melompat dari gedung. Namun yang terjadi justru diluar dugaannya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ws. Glo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

IILA 04

Hari-hari terus berlalu. Rutinitas bekerja di toko buku yang awalnya terasa membosankan dan monoton, kini terasa berbeda di mata Wislay. Entah mengapa, semangatnya untuk berangkat kerja meningkat drastis belakangan ini. Ia bahkan rela datang lebih pagi dan pulang malam hanya untuk memastikan bahwa dirinya tidak melewatkan satu momen yang ia harapkan akan datang dari seseorang bernama Gustro.

"Kira-kira apakah dia tidak datang lagi hari ini? Aku sudah lama tak melihat kesayanganku itu, hiks." Batinnya celingak-celinguk, dengan raut yang sendu.

Sejak pertemuan tak terduga di toko buku itu sebulan yang lalu, bayang-bayang wajah tampan pemuda tinggi putih dengan tatapan dingin itu tak pernah lepas dari benaknya. Gustro—nama yang dalam kehidupan sebelumnya hanya bisa ia lihat dari layar kaca, kini menjadi nyata di hadapannya. Ia bisa mendengar suara aslinya, bisa melihat kerutan kecil di keningnya saat serius membaca.

Namun, setelah hari itu, Gustro tak pernah memperlihatkan dirinya lagi.

Setiap hari, Wislay memandangi pintu kaca toko buku dengan harapan yang tak kunjung padam. Ia menoleh setiap kali bel toko berbunyi, berharap pemuda itu masuk dengan langkah santainya. Tapi tidak. Sudah hampir sebulan berlalu, dan sosok yang ia nanti tidak muncul-muncul juga.

“Gustro... kamu ke mana sih?” gumamnya pelan, menatap kosong ke arah luar jendela sambil menopang dagu dengan tangan.

Hari itu, pengunjung toko bisa dihitung dengan jari. Udara sejuk dari pendingin ruangan dan aroma khas kertas dari tumpukan buku menjadi teman setianya. Wislay duduk di meja kasir, melamun, tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Hingga suara bel di pintu berdentang pelan. Tring!

Refleks, Wislay menoleh. Dan detik itu juga, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.

Itu dia.

Dengan hoodie abu-abu yang dikenakannya, Gustro masuk seperti tak terjadi apa-apa. Langkahnya tetap tenang, dengan tatapannya yang sayu nan datar. Tapi bagi Wislay, dunia seakan berhenti sejenak.

“Selamat datang...” sapanya, sedikit gugup namun penuh semangat. Wajahnya berseri-seri.

Gustro hanya mengangguk singkat, tanpa sepatah kata pun, lalu berjalan menyusuri rak-rak buku seperti biasa. 

"Aku tidak boleh melewatkan kesempatan yang ada di depan mata." Wislay mengikuti gerak-geriknya dari balik meja kasir. Kali ini, ia tidak ingin hanya diam. Ia harus melakukan sesuatu. Bukan hanya soal cinta remaja atau kekaguman biasa. Ini adalah misi kehidupan kedua.

Setelah menarik napas dalam-dalam dan memberanikan diri, Wislay menghampiri rak tempat Gustro berdiri. Ia tersenyum, meski perutnya terasa dikocok dari dalam karena gugup.

“Eh, kak... Kamu suka baca buku jenis apa?”

Gustro menoleh perlahan, menatap wajah Wislay dengan ekspresi datarnya yang khas.

“Aku... cuma lihat-lihat,” jawabnya singkat.

“Kalau kamu nggak keberatan, aku bisa bantu rekomendasiin beberapa buku yang bagus. Apalagi terakhir kali kamu beli novel klasik, kan? Masih ingat?”

Gustro mengangkat alis, seolah mencoba mengingat. “Ohh. Jadi waktu itu, kau yang menjadi kasirnya?”

Jlepp.

"Astaga, kesayanganku memang sangat dingin. Dia bahkan lupa kalau kami pernah bertemu sebelumnya. Tapi itu tidak masalah, yang terpenting sekarang adalah mendekatinya lalu mendapatkan kepercayaannya agar kami bisa menjadi teman dekat." Batin Wislay, dengan semangat berkobar-kobar.

Wislay terkekeh pelan. “Iya, aku yang waktu itu hanya terdiam dan malah menangis di depanmu. Maaf ya, kelihatan aneh pasti.”

Gustro tidak menjawab, cuman mengangguk kecil.

Wislay segera mengambil satu buku dari rak.

“Kalau kamu suka kisah dengan konflik batin dan karakter kuat, aku saranin baca yang ini. Ceritanya lumayan dalam dan... ada nuansa seperti hidup ganda gitu,” ujarnya sambil menyodorkan buku ke tangan Gustro.

Gustro menerima buku itu, membaca sampulnya sekilas, lalu berkata singkat, “Menarik.”

Wislay tersenyum senang, meski responsnya minimalis. Untuknya, ini lebih dari cukup.

Setidaknya... Gustro masih datang.

Meski sikap Gustro terlihat cuek dan minim ekspresi, kehadirannya di toko buku hari itu bukan tanpa alasan. Sejak pertemuan pertama mereka, satu hal mengusik pikirannya: tangisan gadis itu. Ia datang kembali untuk memastikan, apakah benar gadis yang kini berdiri di hadapannya memang menangis kala itu? Dan ternyata, benar. Wislay sendiri mengakuinya secara tak langsung. Namun yang menjadi pertanyaan, apa yang menyebabkan gadis itu menangis setelah melihatnya? Apa cuman kebetulan? Atau bagaimana? Gustro enggan bertanya.

Gustro berjalan ke salah satu sudut rak, pura-pura sibuk membaca-baca sampul buku. Tapi sebenarnya, ia diam-diam melirik ke arah meja kasir. Di sana, Wislay sedang tersenyum ramah melayani seorang pelanggan. Cara dia berbicara, menunduk sopan, serta ekspresi wajahnya yang tenang, membuat Gustro tidak bisa tidak memperhatikannya.

"Dia bukan tipe gadis yang menonjol secara fisik," pikir Gustro dalam hati. "Tapi... dia menarik."

Gadis itu tidak secantik idol-idol wanita yang biasa ia temui secara langsung maupun lewat media sosial. Tapi kulit kuning langsatnya tampak mulus, rambut pendek sebahunya memberi kesan awet muda. Dia terlihat seperti anak sekolah, meski Gustro yakin mereka hampir seumuran.

Suaranya lembut dan tenang. Ada kesan kehangatan yang tak biasa. Bahkan Gustro sempat berpikir, “Kalau dia bisa nyanyi... mungkin suaranya bagus.”

Namun yang paling mencuri perhatiannya adalah sepasang mata sipit itu. Tatapannya tajam, dalam, dan hangat di saat bersamaan. Seolah mata itu mampu menembus lapisan hati dan pikiran. Gustro tidak bisa mengerti kenapa, tapi ketika bertemu pandang dengan mata itu, ia merasa... tenggelam.

Tiba-tiba, tatapan mereka bertemu. Wislay yang sedari tadi juga merasa diperhatikan, kini tahu pasti bahwa Gustro sedang memandanginya. Tanpa berpikir panjang, Wislay melebarkan senyum terbaiknya ke arah pemuda itu.

Deggghh.

Gustro tersentak, dan reflek memalingkan wajah. Saking gugupnya, ia menutup wajahnya dengan buku yang tadi dipegangnya.

“Sial,” desisnya dalam hati, kesal pada dirinya sendiri.

Namun beberapa detik kemudian, tanpa ia sadari, Wislay sudah berdiri di hadapannya. Gadis itu menyodorkan sesuatu. Sebuah kotak susu rasa coklat yang sangat disukainya, dan di balik kotak itu terselip secarik kertas kecil.

“Ini... buat kamu,” ucap Wislay pelan namun tegas, lalu kembali ke meja kasir tanpa menunggu jawaban.

"Untungnya, di kehidupan sebelumnya aku mengetahui bahwa Gustro begitu menyukai susu kotak rasa coklat. Semoga dengan begini, segala hal baik akan mendatangi," batin Wislay sebaliknya ke meja kasir. 

Gustro menatap susu kotak itu, lalu membuka lipatan kertas kecil di tangan kirinya. Tulisan tangan dengan tinta biru muda tertera rapi di sana:

Terima kasih atas kerja kerasnya.

Semangat dan jangan pantang menyerah.

Jaga selalu kesehatan dan tidak perlu memaksakan diri demi terlihat sempurna.

Jadilah diri sendiri, itu lebih baik.

Wislay~

"Wislay. Ooh, jadi namanya Wislay."

Untuk beberapa saat, Gustro tidak bergerak. Matanya terpaku pada tulisan itu. Ucapan sederhana, tapi terasa begitu tulus. Tiada basa-basi, tak ada pemujaan berlebihan. Hanya ketulusan yang terangkai dalam kalimat yang penuh perhatian.

Ia menatap ke arah meja kasir. Wislay tengah membereskan beberapa nota pembelian. Tatapannya kembali bertemu dengan mata sipit itu, tapi kali ini Gustro tidak buru-buru memalingkan wajah.

"Gadis yang aneh. Mengapa dari semua pengunjung, hanya aku yang sepertinya diperlakukan spesial? Apa dia menyukaiku karena aku tampan?"

"Sepertinya begitu," Gustro menyeringai, "heh. Pada akhirnya semua wanita tetap sama saja."

"Entahlah… mungkin kalau seandainya dia berbeda pun, aku tetap tidak akan menganggapnya."

"Dasar Gustro sialan, bodoh sekali kau berpikir bahwa gadis bernama Wislay itu menangis untukmu. Kalian saja tidak kenal. Tck, lebih baik aku pulang saja."

"Tetapi... menyeleksi beberapa buku lagi, kayanya jauh lebih baik. Aku akan pulang pada jam makan siang nanti," celoteh Gustro terhadap dirinya sendiri seraya menyimpan secarik kertas yang ia dapatkan dari Wislay ke dalam saku celananya.

...****************...

...****************...

Di sebuah gedung tinggi dan mewah bernama Three Entertainment, aktivitas para staf berlangsung sibuk seperti biasa. Ruangan rapat besar di lantai sepuluh dipenuhi oleh sejumlah orang penting di industri hiburan. Mereka adalah para petinggi agensi, pelatih vokal, koreografer, hingga manajer perekrutan trainee idol. Di atas meja oval mengilap, tersebar sejumlah map berisi daftar nama-nama peserta yang telah mengikuti audisi tahap awal.

Salah satu dari mereka, pria berpenampilan rapi dengan jas abu-abu bernama Mr. Han, tengah membuka satu map tebal. Matanya memindai nama-nama satu per satu hingga akhirnya berhenti pada satu lembar foto yang disematkan di bagian atas.

“Lihat ini,” ujarnya seraya mengangkat lembaran tersebut. “Namanya Gustro.”

Seketika suasana ruangan sedikit berubah. Beberapa kepala mulai menoleh, memperhatikan dengan lebih serius.

“Yang wajahnya kayak pangeran itu?” tanya seorang wanita muda yang duduk di sisi kanan. “Aku sempat melihat rekaman video audisinya. Visualnya luar biasa. Kamera benar-benar menyukainya.”

“Bukan cuma wajah,” tambah Mr. Han sambil membuka lembaran profil. “Tinggi badan ideal, proporsi tubuh bagus, aura panggungnya juga alami. Meski belum latihan intens, gerakan dasarnya sudah kuat. Dan suara baritonnya… hmm, bisa dikembangkan jadi unik.”

Pujian demi pujian terus mengalir. Bahkan salah satu pelatih senior yang dikenal sangat kritis pun mengangguk setuju. Ia sempat mengomentari bahwa meski Gustro belum terbentuk secara total sebagai idol, potensinya sangat kuat.

“Kalau kita mau mencari wajah baru yang bisa jadi andalan Three Entertainment, aku rasa kita sudah punya jawabannya,” ujar Mr. Han yakin.

Para eksekutif lain mulai mengangguk. Beberapa mulai berdiskusi tentang strategi pelatihan, jadwal trainee, dan kemungkinan besar debut perdana yang bisa mereka rancang untuk tahun depan.

“Mulai tahun depan, kita akan masukkan dia dalam program pelatihan intensif,” ucap salah satu direktur dengan nada mantap. “Target debut dua tahun. Kalau dia sanggup bertahan dan terus berkembang, dia akan jadi center generasi baru kita.”

Nama Gustro pun dipatenkan dalam daftar trainee prioritas tinggi. Meski belum diumumkan secara resmi, Three Entertainment sudah menaruh harapan besar pada pemuda bermata tajam dan aura misterius itu. Mereka percaya, dialah wajah masa depan agensi tersebut.

Namun mereka tidak tahu… bahwa pemuda bernama Gustro menyimpan dunia lain yang tak pernah mereka duga sebelumnya. Dunia yang penuh rahasia, tekanan, dan pertarungan antara impian dan takdir yang telah digariskan.

~

1
Anonymous
ceritanya keren ih .....bagus/Bye-Bye/
Y A D O N G 🐳: Makasih lohh🥰
total 1 replies
😘cha cchy 💞
kak visual x dong juga. ..👉👈😩
😘cha cchy 💞
ini tentang lizkook kan...??
😘cha cchy 💞
kak kalo bisa ada fotonya kak biar gampang ber imajinasi...😁
😘cha cchy 💞: minta foto visual x juga nanti kak..😁🙏🙏
harus lizkook ya KK..😅😃
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!