Novel yang ini akan mengus air mata kalian kawan kawan pencinta novel ..saya menulis novel ini untuk menguras adrenaline anda ..dimana perjuangan seorang anak perempuan berusia 20 tahun arus menghadapi kerasnya kehidupan ibunya meninggal ayah dan ibu tirinya mengusirnya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. TIDAK ENAK.
Aldo melangkah menujuh arah dapur, dari kejauhan tampak Gisel sedang asyik memasak.
Entalah masakan apa kini yang iya racik untuk Nyonya Elin .
Aldo terus memperhatikannya tanpa melewati sedikitpun pergerakan dari Gisel, sesekali Ia tersenyum melihat gadis kecil yang cekatan itu dalam memainkan alat dapur di tangannya .
"Tuan Ada yang bisa saya bantu !" ucap Bi Surti yang baru datang dari arah taman belakang rumah .
"Aku sedang memandangi istri kecilku" ucap Aldo tanpa ia sadari karena ke asyikan memandangi Gisel .
Bi Surti melempar pandangannya ke arah dimana pandangan Aldo sedang tertuju saat ini dan, mendapati Gisel sedang sibuk memainkan alat dapurnya.
Bi Surti tersenyum tipis melihat kearah Aldo yang masih fokus memandangi Gisel.
"kalau begitu Tuan muda boleh melanjutkanya! Saya pamit dulu" ucap Bi Surti dan berlalu meninggalkan Aldo yang masih saja tidak henti jentinya memandangi Gisel .
Aldo cuman mengangguk pelan atas ucapan Bi surti . Lima menit kemudian Aldo baru tersadar dan mencari orang yang barusan ia temanani bicara .
"Tadi siapa ya? ucapnya sambil menoleh kekiri dan kekanan mencari orang tersebut .
Karena tidak juga mendapatkan apa yang di cari Aldo, menggaruk garuk kepala bagian belakanya dan melangkah menuju meja makan dekat dapur yang biasa para pelayan gunakan untuk menyantap makan siang atau makan malam mereka.
Sementara itu Gisel kini menata rapi makanan di atas meja ia sudah menyelesaikan akti fitas memasaknya pagi ini.
Gisel berencana sarapan pagi di dalam kamar berdua saja bersama Elin.
Dua buah nasi goreng di bumbui perkedel udang dan beberapa jenis sayuran menghiasi hasil masakanya itu.
"Akhirny selesai juga " ucapnya sambil mengusap beberapa butir keringat yang membasahi dahinya .
Karna merasa semuanya siap Gisel beranjak dari tempat itu dan membawah nampan berisi dua piring nasi goreng dan 2 gelas air putih .
Belum terlalu jauh ia melangkah sesorang memanggilnya dengan sedikit membentak .
"Hay..! kemarikan itu aku sangat kelapar " ucap Aldo yang sedari tadi terdiam memperhatikan gerak gerik Gisel .
Gisel menoleh kearah datangnya suara dan mendapatkan Aldo sedang duduk di meja makan sambil memainkan handpone miliknya.
"Apa kau tuli" ucap Aldo memandangi layar handponenya tanpa memandang ke arah Gisel .
Gisel terperanjak mau tidak mau Ia harus mengurungkan niatnya ke bilik Elin dan melangkah ke arah Aldo sedang berada.
"Ada apa Tuan Aldo memanggil saya ?" ucap Gisel yang berdiri di samping Aldo.
"Kemarikan makana itu aku sangat kelaparan"ucapnya ketus memandangi Gisel.
Gisel mengeryitkan dahinya bisa bisanya seorang Aldo kelaparan di Mension mewah yang di penuhi dengan pelayan yang siap memanjakan lidahnya kapan saja dengan berbagai macam masakan.
"Tidak Tuan ini untuk Nyonya Elin dan saya, Tuan bisa memesan kepada pelayan untuk membuatkan Anda masakan sesuai dengan selera Tuan" ucap Gisel sedikit menolak keinginan Aldo.
"Berani sekali kau menentang perintahku! cepat duduk ! Untuk ibu nanti pelayan akan menyediakanya " ucap Aldo melototi Gisel .
Gisel hanya pasrah, mustahil baginya menolak keinginan Tuan Aldo yang notabene pemilik Mension itu.
"Pelayan kemarilah" ucap Aldo memanggil seorang pelayan yang sedang melakukan aktifitas memasak di dapur.
Mendengar suara Tuanya pelayan itu menghentikan kegiatanya dan berlari kecil kearah Aldo .
"Ia Tuan apa ada yang bisa saya bantu!" ucap Pelayan itu kepada Aldo .
"Buatkan nasi goreng terenak untuk Nyonya Elin segera" ucap Aldo tanpa memandang kearah pelayan .
"Bai..k Tuan akan segera saya laksanakan" ujar pelayan dengan nada terbata bata sambil meninggalkan tempat itu.
Aldo mengambil satu mangkok nasi goreng buatan Gisel, tanpa menunggu lama ia langsung melahap tanpa minta persetujuan dari pemiliknya .
"Nasi goreng terenak yang perna saya makan "Ucap Aldo dalam hati .
Tidak begitu lama nasi goreng yang ada di pinring Aldo sudah habis Ia lahap kemudian, mengambil gelas berisi air minum yang Gisel bawah tadi dan meminumnya hingga habis tak tersisa .
"Tidak Enak "ucap Aldo sambil melap bibirnya dengan tissu yang ada diatas meja .
Gisel merotasika kedua bola matanya. Ia benar benar tidak mengerti jalan pikiran pria yang ada di hadapannya saat ini. selain mesum Ia juga sangat menjengkelkan .
"Apa...? tidak Enak! coba perhatikan bekas piring Tuan disana, tidak ada sebiji pun nasi yang Tuan sisakan untuk kucing di Mension ini" ucap Gisel sambil menunjuk kearah piring bekas Aldo .
Aldo memperhatikan bekas piring makan yang barusan Ia gunakan. Mata melotot, apa yang di ucapkan Gisel benar adanya. Ia tidak menyisakan satu biji pun nasi dalam piring tersebut .
"Kenapa aku serakus ini" ucap Aldo dalam hati dan merasa malu sendiri dengan kerakusannya.
"Bersih begitu Tuan masih bilang tidak enak! jadi kalau yang enak pasti piring piringnya juga Tuan lahap sampai habis " ucap Gisel sinis karna masakan yang dia buatnya dengan susah payah di remehkan oleh Aldo .
" Terserah pokonya Tidak enak "ucap Aldo sambil berdiri dan melangkah dengan senyum tipis di bibirnya .
"Dasar mesum menjengkelkan" ucap Gisel menghentak hentakkkan kakinya ke lantai .
👉budayakan like ,coment, favorite ya teman teman trimah kasih ...