NovelToon NovelToon
Dewa Pedang Dari Selatan

Dewa Pedang Dari Selatan

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Epik Petualangan / Perperangan / Dendam Kesumat
Popularitas:4.1M
Nilai: 4.6
Nama Author: Nnot Senssei

Ini novel klasik, ya ...

"Puncak ilmu pedang tertinggi itu bukan terletak ketika kau bisa membelah rambut menjadi tujuh bagian tanpa banyak bergerak. Melainkan terletak saat kau bisa menyatu bersama dengan pedang itu sendiri. Pedang adalah aku, dan aku adalah pedang,"

###

Novel ini menceritakan tentang perjalanan seorang pemuda yang merupakan anak dari pendekar tersohor dalam dunia persilatan.

Pemuda yang dimaksud itu bernama Zhang Fei. Ia adalah anak tunggal dari Zhang Xin. Dalam dunia persilatan, ia mempunyai julukan si Pedang Kilat. Alasan kenapa Zhang Xin diberi julukan seperti itu, tak lain adalah karena ilmu pedangnya sudah mencapai tahap yang sangat tinggi.

Menurut kabar yang tersiar, kalau pedangnya sudah bergerak, maka kecepatannya bisa lebih cepat daripada sambaran kilat.

Sayang sekali, si Pedang Kilat bersama isterinya harus tewas dalam sebuah pertarungan sengit yang melibatkan banyak tokoh-tokoh besar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nnot Senssei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pendekar Permata Kembar

Ternyata di halaman yang luas dan dipenuhi oleh puing-puing bangunan itu sudah terdapat puluhan orang serba hitam.

Kalau bukan anggota Partai Panji Hitam, siapa lagi?

Mereka telah mengepung rapat halaman tersebut. Masing-masing anggota sudah memegangi senjata berupa golok ataupun pedang.

Kalau dihitung, jumlah mereka setidaknya tak kurang dari dua puluh orang.

Si Telapak Tangan Kematian menilai bahwa anggota itu setidaknya termasuk ke dalam jajaran pendekar kelas dua.

Selain mereka, di sana juga ada tiga orang tokoh yang terkenal dalam dunia persilatan. Yaitu Tiga Siluman Kanglam. Di sisinya, ada pula dua orang pendekar berusia sekitar empat puluhan tahun.

Mereka sama-sama mengenakan pakaian warna merah. Di pinggangnya masing-masing terdapat sebatang golok yang dipenuhi oleh intan pertama.

Baik bentuk tubuh maupun perawakannya, mereka mempunyai satu kemiripan yang serupa. Maka dari itu, orang-orang persilatan memberikan julukan Pendekar Permata Kembar kepada keduanya.

Si Telapak Tangan Kematian mengenal kelima tokoh sesat yang menjadi pemimpin itu dengan pasti. Maka dari itu, tidak heran kalau ia segera tertawa saat melihatnya.

"Hahaha ... tidak kusangka, ternyata lima sahabatku juga hadir di tempat ini. Ngomong-ngomong, kenapa kalian bisa hadir sini?" tanyanya mencoba mencairkan suasana yang sudah terasa tegang itu.

"Kami tidak ada maksud apa-apa. Kami justru sedang menjagamu dari orang-orang yang ingin membunuhmu," jawab Biksu Seribu Tasbih sambil tersenyum.

Cara bicaranya penuh dengan sopan santun. Seolah-olah dia sedang berkata yang sebenarnya.

Padahal di Telapak Tangan Kematian sendiri tahu betul maksud dari tujuan orang-orang itu sebenarnya.

"Aih, terimakasih. Terimakasih banyak, aku jadi merasa tidak enak karena telah merepotkan kalian semua," katanya sambil membalas senyuman dan membungkuk hormat.

Tokoh sesat itu sengaja berkata demikian. Dia sudah bertekad untuk beriskap seolah-olah tidak tahu kejadian yang sebenarnya.

"Tidak perlu sungkan. Bukankah sudah menjadi kewajiban kita yang satu jalan, untuk saling melindungi?"

Si Pengemis Gila tertawa terbahak-bahak setelah puas minum arak yang dibawa olehnya.

"Tuan Pek Ma, demi keamanan dan keselamatanmu, maukah kau mengabulkan permintaan kami?"

Si Tombak Setan bertanya dengan nada dan wajah serius.

Tokoh sesat yang ternyata bernama Pek Ma itu langsung mengerutkan keningnya.

"Apa permintaanmu itu?" tanyanya masih bersikap pura-pura bodoh.

"Aku ingin kau memberikan kotak kayu itu kepada kami. Hal ini bertujuan agar kau tidak menjadi incaran kaum persilatan,"

Ia bukan orang yang suka banyak basa-basi. Maka dari itu dirinya langsung bicara ke inti persoalan.

"Maksudmu, kotak kayu ini?" tanya si Telapak Tangan Kematian Pek Ma sambil menyodorkan sedikit kotak kayu yang berada di dalam genggaman tangannya.

"Hemm, kalau bukan kotak kayu itu, memangnya kau masih membawa kotak kayu yang lain?"

Nada bicara si Pengemis Gila berubah. Agaknya ia sudah mulai terpancing emosinya. Hal itu bisa dilihat dengan jelas dari nada bicara serta raut wajahnya.

"Hahaha ..." Pek Ma tertawa lantang. Sesuatu mengambil nafas, dia segera berkata lagi. "Kalau untuk menyerahkan kotak kayu ini. Aku rasa tidak,"

"Tapi, ini demi kebaikanmu. Kami tidak mau kau mati konyol. Maka dari itu, penuhilah permintaan kami," ucap si Tombak Setan.

"Justru yang harus berkata demikian adalah aku. Jangan lupa, kemampuan kalian masih berada jauh di bawahku. Bagaimana mungkin aku akan menyerahkannya?"

Ia tersenyum sinis. Pertanda bahwa dirinya tidak sudi untuk memenuhi permintaannya.

Mendengar perkataan itu, tentu saja lima tokoh yang ada langsung naik pitam. Mereka merasa telah direndahkan oleh ucapan barusan.

"Hemm, rekanku sudah berusaha bicara baik-baik. Tak disangka kau malah menampiknya begitu rupa," salah satu dari Pendekar Permata Kembar berkata dengan nada dingin.

Ia jelas tidak terima dirinya dihina. Apalagi kalau dihina di hadapan banyak orang.

Sementara di sisi lain, si Telapak Tangan Kematian Pek Ma juga tidak mau kalah.

Jangan lupa, ia adalah tokoh sesat yang namanya sudah menggetarkan kolong langit. Apa yang dikatakan olehnya barusan memang benar.

Kemampuan masing-masing dari orang itu masih berada di bawahnya. Kalau digabungkan pun, belum tentu mereka bisa mengalahkannya.

Alasan kenapa sampai sekarang dia belum bertindak, tak lain adalah karena mengingat ada Partai Panji Hitam di belakang mereka.

"Kenapa kau marah? Bukankah aku berkata yang sejujurnya?"

"Omong kosong. Lihat serangan!"

Orang itu langsung melancarkan serangannya. Pukulan beruntun ia berikan dengan cepat dan telengas.

Namun betapapun cepatnya pukulan tersebut, tak nanti bisa lebih cepat dari gerakan tubuh si Telapak Tangan Kematian.

Hanya dengan menggeserkan kaki beberapa langkah dan memiringkan tubuhnya, semua pukulan lawan sudah berhasil ia hindari.

Plakk!!!

Dalam satu kesempatan, orang tua itu telah memberikan satu serangan balasan. Telapak tangan kirinya berhasil mengenai pangkal lengan lawan.

Orang itu langsung terdorong dua langkah ke belakang. Walaupun tidak sampai luka dalam, tapi hal itu saja sebenarnya sudah cukup membuktikan bahwa kemampuan si Telapak Tangan Kematian memang mengerikan.

Namun karena sudah dikuasai oleh nafsu, maka orang tersebut tentunya tidak mau kalah.

Ia mengajak saudara kembarnya untuk menyerang bersama. Kali ini, serangan yang datang bukan lagi pukulan.

Melainkan permainan golok yang cepat dan berbahaya!

Dua batang golok seketika memburu ke depan. Bayangan hitam menggulung dan langsung menyelimuti seluruh tubuh Peka Ma.

Setiap orang yang melihatnya pasti akan mengira dia tewas dalam waktu singkat.

Siapa sangka, beberapa jurus kemudian, segala terdengar bentakan nyaring. Disusul kemudian dengan terpentalnya dua bayangan manusia.

Pendekar Permata Kembar mencelat sejauh lima langkah. Wajah mereka memerah seperti kepiting rebus.

Mungkin keduanya merasa sangat malu karena baru beberapa saat saja, lawan bisa mementalkannya dengan cukup mudah.

"Bukankah sudah aku katakan bahwa kemampuan kalian masih berada di bawahku?"

Si Telapak Tangan Kematian masih berdiri di tempatnya. Walaupun sesaat sebelumnya dia diserang oleh dua orang tokoh sekaligus, tapi nyatanya hal itu bukan suatu ancaman yang serius.

Buktinya saja ia masih bisa berdiri di tempat semula.

Situasi di halaman itu mulai memanas. Tiga Siluman Kanglam juga tidak bisa tinggal diam.

Mereka segera memerintahkan dua puluh orang anggota Partai Panji Hitam untuk menyerang Pek Ma secara bersamaan.

Wushh!!! Wutt!!!

Puluhan bayangan manusia dengan masing-masing goloknya sudah berlompatan secara serempak. Bacokan dan babatan golok mengincar seluruh tubuhnya.

Tapi si Telapak Tangan Kematian ternyata masih tetap tenang dan santai. Ia melayani puluhan anggota itu dengan sebelah tangannya.

Kadang kala ia membalas serangan lawan dengan tendangan yang lumayan keras.

Sekitar sepuluh jurus kemudian, secara perlahan mulai terdengar jeritan dan keluhan dari dua puluh anggota tersebut.

Satu-persatu dari mereka terlempar ke belakang. Ada yang limbung. Ada pula yang langsung meregang nyawa karena tidak kuasa menahan sakit yang diderita olehnya.

1
alan
trnyata..awal cete hero memang bodoh..wwkwke
Nunung Setiawan
Luar biasa
EMJE imuet
kenapa tidak merampas uang musuh, buat mbayar kerugian????

tidak asik...
Nunung Setiawan
Luar biasa
Adrian Nago
bertemu lawan malah curhat, lucu juga di cerita
EMJE imuet
bukan air kawa_kawa ya thor
EMJE imuet
MC koq pekoq... lalinan
EMJE imuet
aliran tengah?...
sebut saja netral gitu thor
Muhammad Maser
Luar biasa
baca yg gue suka
pendekar pedang yg byk omong.
wkwkwk
ceritanya gak menarik lagi
baca yg gue suka
seorang jendral biasanya merupakan perwira tangguh dg kemampuan tinggi.
klo sama pendekar yg baru turun gunung aja udah keok, pantasnya hanya berpangkat komandan
Wan Trado
nanti saja deskripsi kecantikan sekarang lagi bertempur kann...??
Wan Trado
dengan nalar dan pemikiran sesempit ini kok bisa ya memahami ilmu tinggi.. 🤦‍♂️ semoga kedepan MC nya dibuat lebih cerdas yaa.. 🙏 sehingga kita bacanya ga banyak skip nya...
Wan Trado
nah juga bodoh lagi.. dia menganggap gol hitam pantas mati, maka jelass gol hitam juga menginginkan kamu matii, jadi jangan tanya kenapa yaaaa... 🤦‍♂️👊👊
Wan Trado
nah lebih bodoh lagi kann, membunuh gol hitam dikatain tidak ada mencari masalah... 🤦‍♂️👊👊
Wan Trado
pertanyaan bodoh.. seorang pendekar tidak tau alasan gol hitam menginginkan nyawanya..? secara dia sudah mengobrak-abrik dan membunuh banyak gol hitam tsb.. 🤦‍♂️👊👊
Wan Trado
tapi berada dalam ruang rahasia yg mana untuk membuka pintu saja menimbulkan suara gemuruh, bagaimana bisa dgn sekedipan mata sudah sampai diluar lagi
Wan Trado
gampang banget memberi tahukan tugas dan rahasia kerajaan kepada orang yang baru dikenali
Wan Trado
dengan meninggalkan anggotanya yg terluka,..? katanya pemimpin... hehehe 🤣🤣🤣
Wan Trado
tadi dia yg tidak menjawab pertanyaan orang, sekarang bisa-bisanya mengatakan orang tuli
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!