(Bukan) RAHIM PENGGANTI

Rendra berdiri dan mendekati Anggun. "Keluarlah, tunggu saja surat panggilan dari pengadilan agama!"

"Apa maksud kamu, Rendra?" tanya Anggun. Dia tidak mau percaya dengan apa yang di dengarnya. Apa tidak salah yang Rendra ucapkan itu, pikir Anggun.

"Aku telah mendaftarkan surat gugatan perceraian kita. Jadi kamu tinggal menunggu panggilan."

"Nggak mungkin. Kamu pasti becanda'kan?"

"Buat apa aku bercanda?" tanya Rendra dengan sinis.

"Apa salahku? Kamu tidak bisa menceraikan aku begitu aja tanpa ada alasannya."

"Apa kamu ingin aku membawa Yuda mu itu ke sini?" tanya Rendra dengan sinis.

Mendengar nama Yuda di sebut, Anggun menjadi pucat. Bagaimana Rendra bisa tahu dengan simpanannya itu? Ini bukan bahaya buat dirinya sendiri, tapi akan menyeret Yuda juga.

Padahal Anggun selalu bersembunyi jika ingin bertemu Yuda. Mereka lebih sering bertemu di apartemen saja.

"Kamu tidak ada bukti! Jangan menuduhku. Apa kurangnya aku? Aku merelakan kamu tidur dengan ja*lang. Aku nanti rela menjaga dan merawat anak wanita itu. Apa lagi yang kamu inginkan?" teriak Anggun.

"Bukti akan aku bawa ke pengadilan. Tapi kamu jangan takut, aku akan memberimu harta yang bisa kau habiskan dengan berondongmu itu."

"Aku nggak mau bercerai. Ini hanya alasanmu saja. Sebenarnya kau yang berselingkuh. Kau sudah terperdaya rayuan wanita ja*la*ng itu."

Anggun berjalan mendekati Dita. Wanita itu langsung bersembunyi di balik punggung Rendra, membuat Anggun geram.

"Saat ini kau bisa berlindung dengan Rendra, tunggu saja saat Rendra bosan dan mencampakkan dirimu, aku akan balas semuanya."

"Keluarlah! Kau masih ingat jalan keluarkan?" tanya Rendra dengan ketus.

"Jangan lakukan ini,Rendra. Kenapa semua kartu kredit kamu bekukan. Aku makan apa?" tanya Anggun dengan suara memelas.

"Bukankah kamu ada penghasilan dari butik. Dengan uang itu lebih dari cukup untuk makanmu. Kecuali jika kau gunakan untuk berfoya-foya dengan berondongmu itu, mungkin akan kurang."

Rendra menatap Anggun dengan wajah penuh kebencian. Dirinya selama ini selalu berusaha setia padahal banyak wanita yang menggodanya. Untuk menjadikan Dita sebagai ibu pengganti saja, Rendra berpikir cukup lama. Namun, Anggun dengan seenaknya menduakan cinta mereka.

"Keluarlah! Atau kamu mau aku paksa!" teriak Rendra. Dia mengambil ponsel. Menghubungi Dicky. Rendra tahu jika jam sembilan begini, pasti Dicky telah datang mau menjemputnya.

"Keataslah! Bawa Anggun keluar. Aku masih mau istirahat. Kamu ke kantor sendiri saja!" ucap Rendra begitu sambungan teleponnya di angkat Dicky.

Anggun yang mendengar perintah Rendra menjadi marah, wajahnya memerah. "Aku akan keluar. Namun bukan berarti aku akan menerima keputusan sepihak kamu untuk bercerai. Kamu! Ingat lah, aku akan mengalami!" ucap Anggun dengan geram.

Wanita itu berbalik dan keluar dari kamar yang dulu sering dia tempati dengan Rendra jika memadu kasih. Saat akan turun tangga Anggun bertemu Dicky.

"Sekarang kamu pasti senang melihatku di gugat cerai Rendra. Aku tahu semua ini ulahmu. Kau sengaja mencari tahu semua tentangku, dan menjelekkanku agar Rendra membenci serta menceraikan aku!"

"Aku hanya melakukan apa yang Pak Rendra perintahkan!"

"Jika Rendra memintamu mati, apakah kau juga akan bunuh dirimu!" ucap Anggun ketus.

"Mungkin saja! Jika emang aku melakukan kesalahan fatal. Namun Pak Rendra tidak mungkin meminta aku begitu jika tidak melakukan kesalahan."

"Dasar pria gila. Apa yang kau takutkan dengan Rendra? Dia tidak akan bebas kemanapun jika tidak ada kau. Seharusnya kau manfaatkan itu untuk memeras hartanya."

"Maaf, Bu Anggun, aku bukan tipe orang yang tidak tahu berbalas budi. Pak Rendra telah banyak membantuku dan keluarga."

Anggun berjalan menuruni tangga tanpa pedulikan lagi ucapan Dicky. Pria itu tidak akan mudah untuk dihasut. Dia terlalu setia dengan Rendra, karena suaminya itu pernah membantu biaya operasi ginjal ibu Dicky dan biaya operasi jantung adiknya.

Dicky merasa berhutang nyawa dengan Rendra. Itulah makanya pria itu selalu setia dengan Rendra. Atasannya itu juga masih membiayai pengobatan jantung adik Dicky.

...****************...