Dibunuh demi selingkuhan, hartanya di rampas dan dia dipisahkan dengan anaknya, dia kembali ke masa lalu dan mengubah takdirnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Deg! deg!
"Manajer di kantorku akan datang kemari untuk mengerjakan sesuatu yang mendesak. Jadi, bisakah kau tetap menemaniku sampai dia pulang?" Tanya Melinda yang tidak mau sendirian bersama dengan seorang pria asing di lantai 1.
"Saya pasti akan menemani Nona, tapi bolehkah saya di sini sambil menonton TV? Soalnya kalau saya tidak melakukan apa-apa nanti saya cepat mengantuk." Ucap sang pelayan itu sembari menggaruk belakang telinganya karena di kamarnya memang tidak ada TV.
Dengan segera Melinda menganggukkan kepalanya, "tentu saja, tapi suara tv-nya di pelan-pelan saja dan kami akan bekerja di ruangan sebelah." Ucap Melinda langsung diangguki sang pelayan.
"Baik Nona," jawab pelayan itu.
Maka begitu, Melinda segera pergi ke ruang tamu dan meletakkan laptopnya.
Dia duduk sembari menunggu sampai Dia teringat akan sesuatu, lalu kembali lagi menghampiri pelayan yang sudah tidak ada lagi di ruang keluarga namun TV di sana masih menyala.
Melinda lalu pergi ke belakang dan melihat pelayan itu sedang memanaskan air, "itu, nanti tolong buatkan kami jus, karena manajer ku tidak bisa minum kopi. Dan jangan lupa juga cemilannya ya," Kata Melinda pada sang pelayan.
"Tenang saja pokoknya semuanya akan beres!!" Kata Sang pelayan sembari tersenyum ke arah Melinda membuat Melinda merasa sangat puas.
"Kalau begitu terima kasih ya," Kata Melinda kembali diangguki oleh sang pelayan, lalu perempuan itu kemudian kembali ke ruang tamu.
Jadi Melinda langsung melihat CCTV dan membuka gerbang untuk pria itu, lalu dia menunggu di depan rumah sampai akhirnya mobil itu masuk ke rumah dan pria pemilik mobil turun dari mobil.
Melinda sangat terkejut melihat penampilan pria itu menggunakan baju kaos dan celana pendek seperti pakaian rumahan yang membuat pria itu menjadi semakin tampan.
'Astaga,,, Ini pertama kalinya aku melihat manajer mengenakan pakaian santai seperti ini, dan dia jauh lebih tampan daripada ketika dia menggunakan setelan formal di kantor.' ucap Melinda dalam hati kini merasakan jantungnya entah kenapa berdegup-degup dan pikirannya kembali terngiang-ngiang ketika mereka berdiri bersama di menara hotel.
Itu adalah kenangan terindah sepanjang 2 kehidupannya bersama dengan seorang pria asing.
Jadi beberapa kali dia memang memimpikan kenangan itu lagi, karena merasa bahwa kenangan itu sangat patut untuk di kenang, karena adalah hari dimana dia tersenyum begitu lepas di depan seorang pria asing.
"Apakah aku boleh masuk sekarang?" Tanya Dilan ketika dia melihat perempuan di depannya sedang melihat ke arahnya tetapi dia jelas tahu dari ekspresi perempuan itu bahwa pikiran perempuan itu sedang melayang ke tempat lain.
Sontak saja, ucapan Dilan langsung membuat Melinda tersadar dengan apa yang telah ia lakukan.
Jadi perempuan itu tersenyum kikuk lalu berkata, "maafkan aku, tadi aku kepikiran sesuatu jadi malah lupa kalau di sini ada tamu yang penting. Oya,, ayo masuk."
Melinda langsung memberikan jalan pada pria itu untuk masuk dan setelah keduanya berada dalam rumah dia langsung menutup pintu supaya angin malam tidak masuk ke dalam rumah apalagi mereka akan duduk mengerjakan tugas tepat di depan pintu rumahnya.
Begitu masuk ke dalam rumah Melinda, Dilan langsung memperhatikan rumah itu dan dia melihat banyak sekali foto keluarga Melinda yang diletakkan di sudut-sudut rumah.
Kedua orang itu kemudian duduk bersama dengan Melinda yang langsung mengambil laptopnya lalu menyalakan laptopnya untuk mulai bekerja.
Karena dia tidak terbiasa duduk di sofa sambil meletakkan laptop di pahanya, maka perempuan itu pindah ke meja dan duduk di karpet sembari menghubungkan mousenya ke laptop miliknya.
Dan dia sangat terkejut ketika Dilan yang tadi duduk di sofa juga ikut turun dan lebih parahnya lagi pria itu langsung duduk di sampingnya jadi wangi maskulin pria itu langsung menyeruak masuk ke hidung Melinda membuat dia tertegun.
Deg!
Deg!