Hidup ini bukan tentang bagaimana caranya kita bahagia,tapi tentang.
Bagaimana cara nya kita menerima luka ini.
ikhlas bukan berarti tak terluka.kehadiran nya membawa keramaian di ruang yang kosong.
Raga ini untuk suami ku,tetapi hati dan pikiran untuk dirinya.
aku...memang bersalah di sini,telah membuka hati untuk yang lain tetapi luka yang di guriskan suami ku, sungguh sangat amat menyakitkan.
Dari dia ku belajar artinya tenang dan ikhlas.
Di kekosongan ini dia memberikan banyak cinta untuk ku yang tak ku dapatkan dari sosok suami ku.
Oh, Yan...begitu ku memanggilnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dedek Iting, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#09
"kamu itu,kayak buku yang tampa di baca sudah tau isinya"
"hehehe "kekek Tami
"Kekeh aja terus"ucap Ririn kesal
------
Setelah Vania bangun tidur,Tami mengajak pulang putrinya,sebab hari sudah sangat sore.
"Adek dak mau Puyang mih"Vania merengek,dan mehentak-hentakan kakinya
"tidak boleh gitu Vania,ini sudah sore sayang,besok kita main lagi"ujar Tami tegas
Vania tak menjawab tetapi masih memasang wajah cemberut
"Adek dengar mami?"tanya Tami
"Dengan mih,ya cudah kita Puyang mih,"ucapanya lalu naik di atas motor.
"Loh kok gitu,Salim tantenya"ucap Tami
Vania lalu turun kembali dari motor,dan menghampiri ririn.untuk berpamitan.
Vania mendekat lalu mencium tangan Tante Ririn,lalu berlari ke arah motornya.
"Apa bilang sayang"ucap Tami
"Tante adek Puyang duyu,becok main lagi,acalammulaikum Tante"
"Walaikumsalam"sahut Ririn
"Aku pulang dulu ya Rin, Asalamualaikum"ucap Tami
"walaikumsalam "
Tami dan anaknya lalu pulang,setiba di rumah Tami dan Vania mandi bersama.
Sudah selesai dengan anaknya,Tami memanaskan makanan untuk makan bersama suaminya.
sekitar jam tujuh Rizal pulang,Tami dan Vania menyambutnya sangat senang.
"Mau mandi bang?"tanya Tami
"Iya"jawab Rizal ketus
Tami menyuruh anaknya diam menonton televisi,dan Tami mengikuti sang suami ke dalam kamar,di dalam kamar Tami mengambil baju untuk di kenakan suaminya,sebab sedari dulu Tami begitu.
"Bang bajunya sudah di siapkan"
"Aku mau keluar bareng temanku nongkrong,kau tak usah menunggu mu pulang."ujar Rizal
"Ya sudah,tapi makan dulu bang"ucap Tami lembut
"Tak usah,aku makan di luar saja"
Tami menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan,kesal sekali rasa nya,cuma mau gimana lagi.tami takut mengutarakan isi hatinya ke pada suaminya,sebab Tami takut suaminya berubah menjadi monster.
Tami mengikuti sang suami yang mau keluar rumah,di liatnya suaminya yang sudah pergi meninggalkan rumah Tampa berpamitan.
"Mih,tita dak jadih maem baleng papih?"ucap Vania yang tak tau apa-apa
"Sudah jangan kau tanya lagi papi mu,dia lebih memilih bersama temanya dari pada kita"ucap Tami dengan nada emosi
Vania yang melihat sang ibu marah,dia hanya terdiam takut.
tak lama Tami Sadar bahwa dia sudah memarahi anaknya yang tak tau apa-apa,di liriknya anaknya yang sudah mendung.
"Vania sayang maafin mami,mami tak sengaja.mami bukan maksud mau marahin Vania,maafin mami ya sayang"ucap Tami berjongkok di depan anaknya
"iihhhiiisss..."suara taangis Vania
"Maafin mami ya sayang"ucapnya lagi sembari mengusap air mata anaknya
"Adek mapi mamih acak mamih dak malah lagi cama Vania"ucapnya sambil menunjukan jari kelingking ke arah Tami
Tami mengerti maksud putri kecilnya,lalu Tami menyambut kelingking anaknya dengan kelingkingnya.
"Mami janji,tidak akan marah lagi"ucapnya dan jari tangan sebelahnya membentuk huruf V
"Oce,adek mapi mamih"ujar Boca kecil itu
"Mamih,adek lapal"ucap Boca itu lagi
"Oh,anak mami lapar ya,ayok kita makan"
Tami dan Vania berjalan ke arah meja makan,Tami mengambilkan makan putrinya.
Tami melihat anaknya ogah memakan sayur yang telah Tami taruk di piring anaknya.
"Kenapa sayang?"tanyanya
"Adek dak mau cayul mih"
"Ingat apa yang ada di piring harus di makan,tidak boleh memilih-milih makanan,ingat nanti dia nangis kan"ujar Tami membikanhin anaknya dengan nada lembut
"Tapi adek dak cuka mih"ucapnya
"Ya sudah kalau tak mau,biarin aja nanti mereka nangis. Nanti sayurnya bilang,Vania jahat tidak mau makan aku,padahal sayur itu baik loh"ucap Tami pura-pura menyuarakan hati si sayur
"Iya,iya adek matan mih,nanti adek di biyang jaat cama cayul"ucap Boca kecil itu lalu memakan sayur yang sudah di pinggirkan nya
udah muncul bibit² pembinor😆