Karna obsesinya pada seorang pria tampan, Kimmy nekad menjebak pria itu untuk menjadi suaminya, sampai sang pria tidak memiliki pilihan untuk melarikan diri.
Sipatnya yang bar-bar, ceroboh, dan semaunya, membuatnya merasa terperangkap dengan jebakannya sendiri, ia merasa terpenjara di tempat suci bernama pondok pesantren.
Tempat itu tak lantas langsung merubah diri Kimmy dengan cepat, berbagai tingkah ajaibnya selalu mewarnai orang-orang sekitarnya.
Lantas bagai mana dengan kisah cintanya bersama pria tampan?, yang merupakan seorang anak dari pemilik pondok pesantren. Semua orang memanggilnya Gus Ridwan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indahnya halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ayo bikin dedek bayi
"Ya Allah ternyata benar wanita adalah sesuatu yang paling berbahaya." Ridwan mengerang dengan prustasi bagai mana bisa wanita itu hanya tidur dengan gaun malam yang tanpa menggunakan dalaman atas pula.
Sebernarnya ia sudah sangat kedinginan karna tadi sudah berendam air dingin tapi bagian tubuhnya yang lain kini tegang kembali. "Astagfirullah sesulit ini mengendalikan diri, sabarkan aku Ya Allah menghadapi cobaan ini. Ya ini adalah cobaan mengapa tak aku cobain sekalian,".
Tak ingin Ridwan membuang waktu ia segera menaiki ranjang memandang tubuh indah istrinya dengan seksama yang berbaling terlentang seakan mengundangnya untuk melakukan hal yang ia inginkan, ia hanya akan mencicipi istrinya sedikit.
Ridwan memposisikan tubuhnya di atas tubuh wanitanya, mengungkung tubuh mungil di bawahnya dengan siku sebagai penyangga agar tubuhnya tidak menjadi beban sang istri. Di belai lembut pipi putih yang sebelumnya sangat ia benci, halus itulah yang ia rasakan, degub jantung pria itu semakin terpacu dengan menggila.
Bibir kemerahan yang sedikit terbuka semakin terlihat sensuall, bibir istrinya ia usap dengan perlahan menggunakan ibu jarinya, kemudian ia mengecup sekilar bibir indah itu. Normalkah ia sebagai pria dewasa menginginkan hal lebih dari sekedar kecupan biasa.
"Bismillahhirohmanirrohim, Allahhuma bariklanaa," Ridwan menghentikan bacaan niatnya. "Astagfirullah haladzim kenapa hars doa makan sih, meskipun ini hidanganku tapi aku tidak akan memakannya, setidaknya tidak untuk sekarang," Ia tidak habis pikir mengapa ia jadi mendadak bodoh jika di hadapkan dengan istrinya.
Cup, lagi Ridwan mengecup bibir tipis itu kali ini ia mendiamkannya sebentar, saat ia akan melepas ciumannya tengkuknya tiba-tiba ada yang menekan. "Ciumanmu sungguh buruk biar aku ajarkan yang benar." Bibir tipis itu berbisik diatas bibir Ridwan meskipun dengan kedua mata yang masis terpejam.
Kimmy mel umat bibir suaminya dengan sangat lembut dan penuh kehati-hatian, Ridwan sangat menikmati semuanya, tapi ia tak ingin buru-buru, nafasnya mulai tersenggal dengan dada yang bergejolak dengan rasa asing, seakan belum puas dengan hanya bertukar saliva kini lid ahnya, menyapa lebih dulu rongga mulut istrinya mengabsen semua yang ada di dalam indra perasa wanita yang ada di bawahnya.
Entah dorongan dari mana, disela ciuman panasnya Ridwan mendaratkan sebelah tangan kanannya pada puncak kelembutan istrinya yang hanya terhalang gaun tipis saja dan meremassnya secara perlahan kenyal, padat dan bulat menantang itu yang Ridwan ketahui, jujur saja ini sesuatu yang baru dalam hidupnya.
"Ahh..." Satu des ahan lolos begitu saja dari bibir Kimmy.
Ridwan segera melepasciuman serta tangannya dari benda yang ia yakini akan menjadi favoritnya di mulai hari ini hingga seterusnya.
"Apakah sakit? " Tanyanya serak di sela napasnya yang memburu.
'Ya Tuhan suaranya seindah itu, ih jadi pengen buat bayi' Kimmy hanya menggeleng samamar.
Mata tajam yang biasa Kimmy lihat kini berubah dengan tatapan sayu dan penuh damba yang kimmy saksikan.
"Maaf, telah mengganggu tidurmu." Ridwan menggulingkan tubuhnya kesamping istrinya, memejamkan kedua bola matanya, ia masih kesulitan mengatur nafasnya.
"Kenapa berhenti? Ayo kita bikin adek bayi"
"Aku tidak bisa melakukannya lebih jauh Dek? "
"Kamu tidak bisa membuat bayi?, aku bisa mengajarimu."
Ridwan kembali membuka matanya menoleh ke arah wanitanya.
"Bukan tidak bisa tapi... " Ia heran mengapa istrinya ingin mengajarinya membuat bayi, "Kau ingin mengajariku membuat bayi Kimmy Omar?"
"Tentu saja, Ayo! "
"Kau bisa melakukannya, dari mana kau tau soal membuat bayi?, jangan-jangan kau sudah?... " Ridwan sengaja menggantung ucapannya.
"Jangan salah sangka, aku masih perawan kok, hanya saja aku pernah menonton film por no beberapa kali, aku lupa tepatnya berapa kali yang jelas lebih dari sepulih kali, jadi aku bisa mempraktekannua padamu."
Ya Allah ada wanita seperti istrinya yang dengan santainya mengakui aibnya.
"Itu artinya kau sering menontonnya, apa yang kau rasa setelah menonton film haram itu. " Ridwan semakin penasaran dengan ke frontalan istrinya, sumpah demi apapun Ridwan belum pernah melakukan hal itu.
"Rasanya panas dingin, gemetar jantungku juga dekdekan, dan kau tau area intimku berkedut dan menjadi bas ah dan becek seperti saat ini."
"Ya sallam, itu artinya kau terang sang Dek. Tapi hal semacam itu di larang dek."
"Aku tau, tapi apa kau terang sang dengan kegiatan kita... "