Ryan adalah seorang mantan Player yang awalnya memutuskan untuk tidak lagi menyentuh permainan apapun itu sejak ia lulus dari SMA.
Tetapi keputusan itu Ryan ingkari sejak ia mencoba sebuah permainan VRMMORPG pertama di dunia, yaitu Remaist Online.
Berawal dari niat ingin mencoba, tanpa sengaja ia diminta menyelamatkan dunia fantasi itu dari rencana jahat seorang penguasa yang menginginkan kekuasaan besar di seluruh Midvast.
Ikuti perjalanan Ryan di dunia fantasi yang penuh dengan pertarungan, peperangan, pengkhianatan, dan berbagai rahasia lain yang tersembunyi di dunia itu.
"Menatap dunia dengan senyuman adalah prinsipku dalam menghadapi dunia yang penuh dengan pertempuran, pengkhianatan, kebohongan, dan cinta."
- Prasasti Naga Kesepian oleh Great Dragon Knight Asheuin
TIDAK MENERIMA PROMO BERBAU ROMANTIS _-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Slitherio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Negoisasi
Slitherio berjalan dahulu untuk menghalau serangan tiba-tiba dari Pemiliki tempat itu.
Langkah mereka terhenti saat mereka melihat seorang kakek tua sedang menyapu di dekat sebuah patung yang Slitherio kira adalah seorang Raja. Di dekat patung tersebut ada sebuah gubuk besar yang bahkan tidak bisa disebut gubuk lagi.
Di dekat gubuk itu juga tertancaplah 5 senjata, yaitu pedang, tombak, tongkat, pedang besar, dan perisai yang sekilas berbentuk seperti pedang.
Kakek itu menyapu dan membersihkan sekitarnya sebelum menoleh ke arah Slitherio dan teman-temannya, “Hai, sudah lama aku tidak kedatangan tamu...” kakek itu menghentikan kegiatannya kemudian menghampiri mereka semua.
Slitherio merasa kekuatan kakek itu ada sangat jauh di atasnya, sedikit di atas Zon dan Shoun sendiri.
Slitherio menarik pedangnya dan maju menyerang kakek itu, “Hei, apa yang kau lakukan?!” kakek itu berteriak ketakutan.
Kakek itu mengangkat sapunya dan menahan pedang Slitherio dengan sekuat tenaga. Slitherio tidak berhenti sampai sana, ia menarik pedangnya kemudian mengayunkannya lagi tapi dari bawah keatas.
“Argh, sapu teman ketiga!” sapu kakek itu patah menjadi dua, membuat kakek itu berteriak sekeras ia bisa, seolah sapu itu adalah temannya yang sangat berharga.
Slitherio sedikit melunak begitu juga dengan yang lainnya, tetapi tidak menurunkan kewaspadaan mereka.
“Siapa nama kakek?” Tanya Whu dengan hati-hati.
“Siapa lagi kalau bukan Asheuin yang tersohor itu!” kakek itu bangun dari tunduknya sambil berteriak ke arah langit.
“Apa kau masih hidup?” Atra bertanya lagi.
“Tentu saja!”
“Baiklah, aku ingin bernegosiasi denganmu, senior.” Slitherio mencari tempat duduk dan menemukan sebuah kursi dan 6 kursi yang mengelilingi meja itu terletak tak jauh dari sana.
Slitherio mengajak Asheuin dan teman-temannya untuk duduk disana.
“Begini, seharusnya kau sudah tau tujuan kami...” Slitherio memulai percakapannya.
“Ingin merebut kotak ajaib dariku? Bermimpilah kalian semua!” Asheuin menolak mendengar kelanjutan kalimat Slitherio. Ia berniat berlari mengambil pedangnya namun ditarik oleh Atra.
“Duduk...” ujar Atra sambil tersenyum menyeramkan. Asheuin kembali duduk.
“Kita lanjutkan...” sekali lagi kalimat Slitherio dipotong oleh Asheuin.
“Oh, apalagi? Aku belum...” ucapan Asheuin terhenti begitu melihat tatapan menusuk Whu, Atra dan Selena.
Slitherio menghembuskan napas berat, “Kami ingin memberikan penawaran sederhana...”
“Cepat katakan! Tempat tinggalku belum dibersihkan sejak Minggu lalu!” Asheuin kembali mengumpat keras.
“Ehem, jika kau terus memotong kapan selesainya?” tanya Whu dengan tajam, membuat bulu kuduk Asheuin berdiri.
Asheuin tenang lagi, Slitherio pun melanjutkan, “Penawaran pertama, jadilah teman seperjalanan kita.”
“Yang pertama akan dipertimbangkan. Selanjutnya?” Asheuin mengelus jenggot putihnya.
“Penawaran kedua, aku akan mengambil beberapa benda disana.” Slitherio menunjuk 5 senjata yang tertancap dekat mereka.
“Itu benda peninggalan temanku semua...” Asheuin menunduk pelan.
“Baiklah. Penawaran ketiga, bekerja samalah dengan kita semua untuk memerangi suatu kekuatan tak terduga di pedalaman Midvast.” Slitherio berucap sambil menunjuk ke selatan.
“Ini tak bisa juga...” Asheuin merasa ada yang salah.
“Aku mana tau kalau senjata itu adalah salah satu kenangan terbaikmu.” Slitherio tersenyum canggung.
“Penawaran terakhir, berikan Magic Cube pada kami dan kami bisa membantumu balas dendam.” ujar Slitherio. Ia mengharapkan penawaran terakhir ini bisa membuatnya mendapatkan Magic Cube tanpa perlu kekerasan.
"Balas dendamku sudah selesai..." Asheuin menatap datar Slitherio.
"Astaga, satu lagi! Kami ingin meminta seluruh senjata disana dan kami bisa memberikan yang mungkin jauh lebih baik dari itu semua..." Slitherio menjambak rambutnya, tak ia sangka bernegosiasi dengan salah satu sesepuh bisa sesulit itu.
Penawaran terakhir membuat Asheuin bangkit dan mengangkat tangannya.
“Come...” gumam Asheuin pelan, "Aku tak bisa menyerahkan semua senjata itu karena semua senjata itu adalah senjata milik teman-temanku semuanya serta kenangan terakhir yang kumiliki bersama dengan teman-temanku..." ujar Asheuin dingin.
Salah satu dari lima senjata itu melesat mendekati Asheuin, yaitu sebuah pedang.
Secara bersamaan, paras tua Asheuin tergantikan menjadi paras yang sangat tampan, bahkan membuat Selena terpana sesaat.
Setelah semua itu, beberapa perlengkapan melesat dari dalam gubuk itu dan langsung terpakai di tubuh Asheuin. Ada jubah dan sebuah topi jerami terpakai di tubuhnya.
“Aku menolak semua penawaran kalian...” Asheuin mengangkat pedangnya, menunjukkan bilah pedang berwarna hijau giok.
“Apa boleh buat?” Slitherio menarik pedangnya, bersiaga menghadapi serangan dari Asheuin.
Keduanya melesat maju, bertukar beberapa serangan yang bisa dihitung dengan kedua tangan sebelum akhirnya mereka berdua terpisah jarak sangat jauh.
Slitherio menancapkan pedangnya kemudian gauntletnya mengeluarkan api berwarna merah keemasan.
“Flame Warmage Technique: Flame Palm.” Tanag Slitherio mengeluarkan api dan mendaratkan serangan yang ditahan oleh pedang Asheuin.
“Flame Warmage Technique: Destiny Fist.” Slitherio melompat mundur kemudian memukul yang lagi-lagi ditahan oleh Asheuin menggunakan pedangnya.
“Kau yakin ini kemampuan terbaikmu?” Asheuin merasa kebingungan, merasa pertarungannya yang terjadi terasa sangat mudah.
“Flame Warmage Technique: Phoenix Feather.” Gumam Slitherio sambil menunduk.
“Hah, teknik gagal?” Asheuin meremehkan teknik Slitherio tanpa ia sadari Slitherio menjentikkan jarinya.
Ledakan terjadi dimana-mana, Slitherio memanfaatkan situasi tersebut, “Bantu aku!”
Whu membuat satu Clone kemudian membuat satu lagi hingga akhirnya terbentuklah lima vlone yang maju bersamaan dengan Atra dan Selena.
Posisi sebagai terkeroyok tidak dapat membuat Asheuin panik begitu saja, “Kurang...” Asheuin menebaskan pedangnya, membuat sebuah gelombang pedang yang menembus dua Clone milik Whu.
“Tidak ada pilihan ya?” Slitherio tertawa kecil, “Flame Warmage Technique: Twin Phoenix Claws.” Tangan Slitherio berubah menjadi sepasang cakar dan terus mencakar Asheuin.
“Argh, kalian merusak wajah indahku!” Asheuin tak tahan lagi melihat wajahnya tergores.
Ia melesat mengambil sebuah pedang besar dan menancapkan pedangnya sendiri ke tanah.
“Maaf teman kelima. Aku memakai pedangmu lagi.” Asheuin mengayunkan pedang itu dengan berat, karena memang dasarnya pedang itu berat.
Pedang yang tidak berat di tangan teman kelima takkan mengubah kenyataan berat pedang itu sebenarnya sembilan puluh kilogram.
Serangan Asheuin terlihat banyak celahnya namun permainan pedang besarnya nyaris membuatnya tidak terlihat kelemahannya.
Slitherio menempelkan tangannya di tanah kemudian berucap, “Flame Warmage Technique: Spirit Boom!”
Sebuah segel tak kasat mata tercipta di bawah kaki Asheuin, bahkan temannya sendiri tidak bisa melihatnya.
Ketika akan meledakkan baru terlihat segel itu dan Asheuin tidak bisa bergerak dikarenakan hal itu.
Ledakan tercipta, samar-samar terlihat wujud Phoenix dari asap ledakan tersebut.
Meskipun menguras banyak mana, skill series milik Slitherio juga meningkat dari Begginer level 20 ke Intermidate level 1.
Slitherio merasa senang sekaligus bahagia akhirnya dapat menjadi legenda lagi di permainan ini.
Slitherio bergerak ke belakang dan berucap, “Flame Warmage Technique: Flame Seal.”
Sebuah segel tercipta dan menahan seluruh gerakan Asheuin. Dengan begitu ia takkan kabur kemana pun lagi.
“Periksa seluruh gubuk ini dan sekitarnya! Cari Magic Cube. Kita akan kembali ke Sky Empire!” perintah Slitherio.
“Bunuh aku...” Asheuin menghembuskan napas berat, “Aku sudah tidak memiliki tempat untuk pulang lagi...”
Slitherio terdiam mendengar hal itu.
...(....).....Oooo...
....\..(.......(...)....
.....\_).......)../.....
...............(_/......
jejak
...(....).....Oooo...
....\..(.......(...)....
.....\_).......)../.....
...............(_/......
jejak
...(....).....Oooo...
....\..(.......(...)....
.....\_).......)../.....
...............(_/......
jejak
...(....).....Oooo...
....\..(.......(...)....
.....\_).......)../.....
...............(_/......
jejak
...(....).....Oooo...
....\..(.......(...)....
.....\_).......)../.....
...............(_/......
jejak
...(....).....Oooo...
....\..(.......(...)....
.....\_).......)../.....
...............(_/......
jejak
...(....).....Oooo...
....\..(.......(...)....
.....\_).......)../.....
...............(_/......
jejak
...(....).....Oooo...
....\..(.......(...)....
.....\_).......)../.....
...............(_/......
jejak
...(....).....Oooo...
....\..(.......(...)....
.....\_).......)../.....
...............(_/......
jejak
...(....).....Oooo...
....\..(.......(...)....
.....\_).......)../.....
...............(_/......
jejak
...(....).....Oooo...
....\..(.......(...)....
.....\_).......)../.....
...............(_/......
jejak