Alvia Alianza, wanita yang sudah menjalani kehidupan rumah tangga selama satu tahun. Ia menikah dengan Bintang Askara. Pemuda tampan yang membuat para wanita selalu mengejarnya.
Namun pernikahannya bukanlah pernikahan yang di idamkan oleh setiap wanita.
Karena pernikahannya hanyalah sebuah tameng untuk menutupi hubungan Bintang dan kekasihnya.
Bintang telah membayarnya untuk menikah dengannya selama satu setengah tahun ke depan. Karena orang tuanya tidak menyetujui hubungannya dengan kekasihnya.
Bagaimana kisah kehidupan Via selanjutnya? ikuti terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 22
Via pun menatap tajam Bintang. "Untuk apa Kau kemari? Lihatlah, mereka pasti akan salah mengira tentang kita," ucap Via sedikit berbisik. Ia tidak ingin teman-teman tahu.
Bintang mengerutkan keningnya. Sikap Via membuatnya begitu gemas. Ia menyukai wajah Via yang begitu cemas saat ini. Rasanya Bintang ingin mencubit pipi Via.
"Biar saja mereka salah mengira. Memangnya kita melakukan apa? Kau adalah istri ku dan Aku adalah suamimu," ucap Bintang dengan santainya.
Via semakin membelalakkan matanya karena Bintang mengatakan hal itu. Tangannya refleks membungkam bibir Bintang. Via menarik Bintang menjauh dan mendudukkannya di kursi yang letaknya paling ujung.
"Kau ini kenapa Via? Kau malu menyebutku suamimu di depan teman-temanmu?" Bintang mengerutkan keningnya menatap Via.
"Bukan begitu Bi, tapi...."
"Takut kalau kekasih mu tahu?" Bintang memotong ucapan Via.
"Haahh, kekasih? Siapa kekasih ku?" Via nampak berpikir. Ia pun menutup mulutnya dengan tangannya. Ia keceplosan.
Bintang mengerutkan keningnya menatap Via dengan pandangan penuh selidik. "Bukankah Kau mengatakan kalau kekasih mu juga bekerja di sini Vi?"
"Ah iya, maaf Aku lupa hehehe," ucap Via tersenyum canggung.
Bintang menjadi begitu datar. Ia pun segera menyampaikan keinginannya untuk mengajaknya pulang.
"Aku ingin mengajak mu pulang bersama. Nanti malam kita akan ke rumah Mama dan Papa. Mereka mengadakan acara 7 bulanan Eve," ucap Bintang datar.
"Baiklah, kalau begitu Aku akan meminta izin kepada atasan ku dulu." Via hendak beranjak. Tapi ia kembali menghampiri Bintang.
"Maaf, Aku lupa menwarimu minum. Kau mau minum apa?" tanya Via.
"Wah, ternyata kita kedatangan tamu istimewa hari ini. Via, kenapa Kau tidak memberitahu kalau Tuan Bintang mengunjungi restoran kita?" Suara seorang pria terdengar dari arah belakang mereka.
Via menoleh ke arah belakang. Ia terkejut Rony sudah berada di sana memperhatikan dirinya dan Bintang.
Sementara Bintang menjadi sangat muram. Ia mengenali wajah pria itu. Pria itu adalah pria yang Bintang yakini sebagai kekasih Via.
"Selamat sore Tuan, senang melihat Anda berkunjung ke restoran kami," sapa Rony begitu ramah.
Bintang hanya diam memperhatikan Via dan Rony. Hawa panas kembali memenuhi hatinya.
"Via, segera layani Tuan Bintang. Dia adalah pembeli istimewa kita hari ini," perintah Rony.
"Itu tidak perlu. Saya tidak akan lama. Saya hanya ingin meminta izin kepada Anda untuk membawa Via pulang," ucap Bintang. Rony mengerutkan keningnya heran.
Sementara Via menatap Bintang tajam. Via takut akan kata-kata Bintang selanjutnya.
"Maaf, Saya tidak mengerti apa maksud Tuan Bintang. Kenapa Anda mengajak Via pulang bersama. Apakah kalian saling mengenal?"
"Saya adalah..." Bintang menatap Via yang saat ini mengatupkan kedua tangannya memohon. "Saya adalah teman Via. Dan ada urusan penting yang harus Via hadiri. Jadi saya hanya menjemputnya ," tutur Bintang, membuat Via begitu lega.
"Via, Kau berteman dengan Tuan Bintang?, Kenapa Kau tidak pernah bercerita kepadaku?" Rony menatap Via.
Bintang melihat keduanya. Mungkinkah mereka akan bertengkar karena dirinya? Apakah kekasih Via cemburu dengannya. Secepatnya Bintang segera menjelaskannya kepada Rony. Ia tidak ingin melihat Rony marah kepada Via.
"Maaf, tolong jangan memarahi Via. Di antara kami tidak ada hubungan apa-apa. Sungguh kami hanya berteman. Kau jangan memarahi kekasih mu!" Suara Bintang membuat Rony menoleh kearah Bintang.
Rony mengerutkan dahinya. Lalu ia pun tiba-tiba terbahak-bahak membuat Bintang tidak mengerti.
"Hahaha... Tuan Bintang, Kau lucu sekali. Kenapa Kau mengira Via adalah kekasih ku. Tidak ada hubungan antara kami. Saya memang pernah menyatakan cinta kepada Via, tapi sayangnya dia menolak ku," ucap Rony.
Seketika Bintang menatap tajam ke arah Via. Apakah Via berbohong kepadanya? Ataukah Via memiliki kekasih lain? Jadi yang Bintang lihat waktu itu.... Bintang pun mencoba untuk menelaah segalanya. Jalan satu-satunya adalah ia kembali bertanya kepada Via tentang kebenarannya.
"Baiklah, kalau begitu kami harus segera pergi. Permisi." Bintang segera menarik pergelangan tangan Via dan membawanya keluar dari restoran tersebut. Membawanya masuk kedalam mobilnya.
Kini mereka sudah berada di dalam mobil. Bintang menatap Via yang sibuk mengalihkan pandangannya terhadapnya.
"Via, tatap mataku!" Perintahnya.
Namun Via tak mengindahkannya.
Bintang pun menarik Via dan mengarahkannya untuk menatapnya. Tangannya menyentuh wajah Via mengarahkannya agar menatapnya.
"Benarkah pria itu bukan kekasih mu?" tanya Bintang menatap dalam mata Via.
Via tak menjawab, ia menggigit bibir bawahnya merasa takut. Apakah Bintang akan kembali marah besar Kepadanya? Bintang sudah mengetahui bahwa dirinya berbohong. Via menceritakan kepada Bintang bahwa Rony adalah kekasihnya. Tapi kini, Bintang mengetahui semuanya dari mulut Rony. Dan ia tak bisa berbuat apapun saat ini.
***