Membaca novel ini bikin ketawa, sedih, kesal dan hareudang.
Sequel dari My Sexy Old Man, menceritakan kisah Crystal anak pertama dari Devan dan Raya.
Mempunyai Bodyguard yang sangat tampan, Hot, gagah tapi super dingin seperti balok es, tidak mudah tersentuh oleh wanita dan juga sangat misterius.
Membuat gadis bernama Crystal merasa tertantang untuk menakhlukkan Bodyguardnya yang ia anggap penyuka sesama jenis.
Tapi, apakah Crystal mampu menakhlukkan bodyguardnya yang super dingin dan misterius? Atau justru dirinya yang takhluk pada bodyguardnya itu?
Penasaran sama kisah selanjutnya?
Simak terus kelanjutannya!
Follow
IG Emak @Thalindalena
FB Emak @Thalindalena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memperbaiki keadaan
Selesai dari Pengadilan Negeri, Cindy dan Caramel kembali pulang. Sedangkan Crystal dan Ryan, saat ini berada di Mall terbesar di kota tersebut.
"Kamu sebenarnya mau beli apa?" tanya Ryan, berdecak kesal karena sejak tadi Crystal hanya berputar-putar di area toko pakaian dan underwear.
Ryan berjalan menggendeng tangan Crystal dan tangan satunya lagi ia masukan kedalam kantong celananya, di tambah lagi pria itu mengenakan pakian formal, sudah di pastikan saat ini Ryan terlihat semakin tampan dan sangat keren, sehingga mencuri perhatian para wanita yang ada di sekitarnya.
"Aku ingin membeli sesuatu tapi tidak ada yang cocok," jawab Crystal, memanyunkan bibirnya.
"Ck! Bilang kamu mau apa?!" Kesabaran Ryan sudah di ujung kepala, ia pun menatap jengah istrinya.
"Mau beli lingerie," ucap Crystal pelan.
Ryan yang tadinya jengah dengan istrinya, langsung menoleh dan menatap istrinya dengan binar kebahagiaan.
"Ayo!" Ryan langsung menarik istrinya memasuki salah satu toko pakaian da*lam yang ada di sana.
Lalu sampai di dalam toko tersebut, Ryan langsung memborong lingerie yang ada di sana, tanpa meminta pendapat kepada istrinya.
"Ryan! Ini terlalu banyak dan juga modelnya kenapa terlalu terbuka begini!" protes Crystal, menjejeng salah satu lingerie berwarna putih yang super seksoy.
Namun Ryan tidak mendengarkan protes istrinya, kemudian ia berjalan menunju kasir dan segera membayarnya.
"Ini semuanya, Tuan?" tanya Wanita yang bertugas di kasir toko tersebut, sembari tersenyum malu sendiri saat melihat 20 lingerie dengan berbagai model ada diatas mejanya.
"Tidak!! Iya!!" jawab Crystal dan Ryan bersamaan, sehingga membuat Petugas kasir tersebut menjadi bingung.
"Semuanya!" Ryan menyodorkan kartu debitnya kepada kasir tersebut, dan petugas kasir itu pun menerima Kartu debit itu dan segera melakukan transaksi pembayaran.
"Ryan!!!" kesal Crystal, tapi tetap saja suaminya itu mengabaikannya.
"Totalnya 30 juta, Tuan," ucap Petugas kasir tersebut menyodorkan tiga paper bag sekaligus menyerahkan kartu debit dan kwitansi pembayaran kepada Ryan. Tidak lupa, ia mengucapkan terimakasih.
"Iya," jawab Ryan datar, lalu menerima kartunya kembali dan memasukannya kedalam dompetnya lagi, kemudian ia mengambil tiga paper bag itu dan segera keluar dari toko tersebut sembari menggandeng tangan Crystal.
"Ih! Kamu nyebelin!!" kesal Crystal menghentakan tangannya yang di gandeng oleh Ryan.
"Kenapa aku? Bukankah kamu sendiri yang ingin membelinya? Aku hanya menuruti keinginanmu. Bukankah, aku ini suami yang sangat baik dan pengertian?" ucap Ryan tidak ingin di salahkan sekaligus memuji dirinya sendiri.
Ck, tahu begini aku tidak mendengarkan saran Cindy dan Caramel! sungut Crystal di dalam hati, karena ia ingin membeli lingerie karena mendapat saran dari dua teman gesreknya itu.
"Tapi, ini terlalu banyak!!"
"Baju ini hanya sekali pakai saja, jadi tidak masalah untukku jika membelikan banyak buat istriku sendiri," ucap Ryan, mengerling nakal.
Hah, sekali pakai? batin Crystal bertanya-tanya.
"Nanti malam pakai yang warna hitam ya," pinta Ryan, menatap mesum istrinya.
Kok perasaanku jadi tidak enak begini ya? Batin Crystal, bergidik ngeri saat melihat tatapan mesum itu.
"Kamu kebanyakan berfikir. Kita makan siang dulu, perutku sangat lapar," ajak Ryan, lalu menggandeng tangan istrinya lagi menuju salah satu restoran yang ada di Mall tersebut.
Dengan bibir manyun dan melangkah gontai, Crystal terpaksa mengikuti suaminya.
Cindy dan Caramel kalian membawaku kejalan yang sesat!! Ah, habislah aku malam ini, hikss. Batin Crystal, menangis.
*
*
*
Disaat yang bersamaan, Devan sedang meeting dengan kliennya di salah satu Restoran yang sama dengan Crystal.
"Crys?" gumam Devan, ketika melihat putrinya memasuki restoran tersebut bergandeng tangan dengan Ryan.
Crystal dan Ryan duduk di sudut restoran tersebut, namun masih terlihat oleh Devan.
Crystal terlihat bahagia bersama Ryan, mereka saling bercanda dan tertawa, sesekali Ryan mencubit gemas pipi Crystal.
Syukurlah jika kamu bahagia bersama Ryan. Maafkan Papi, karena keegoisan Papi membuatmu terluka. Batin Devan, berkecamuk. Ia ingin menghampiri putrinya akan tetapi ia merasa sangat takut jika mendapat penolakan dari Crystal.
Pengecut sekali dirinya itu!! Tapi, ia mencoba memberanikan diri.
"Permisi, Tuan. Bisakah meeting ini ditunda dulu? Karena saya ada kepentingan mendadak," ucap Devan, kepada Kliennya.
"Baik, Tuan. Tidak apa-apa," jawabnya dengan terpaksa.
"Terimakasih, nanti saya akan menghubungi anda lagi," jawab Devan, lalu beranjak dari duduknnya tidak lupa ia membawa beberapa berkasnya, lalu berjalan menghampiri Crystal dan Ryan.
"Crys," sapa Devan.
Crystal dan Ryan menoleh, mereka terkejut saat melihat Devan menyapa.
"Tuan." Ryan beranjak duduknya lalu menundukan kepalanya, memberi hormat kepada Devan.
Crystal menatap suaminya, dan ia pun ikut beranjak dan memberi hormat kepada Devan.
Hati Devan teriris perih, ketika melihat putrinya memberikan hormat kepadanya, ia merasa seperti orang asing di mata putrinya saat ini.
"Apa yang kalian lakukan? Tidak perlu memberi hormat seperti ini," ucap Devan, menyuruh Crystal dan Ryan duduk kembali.
Sedangkan Crystal sebisa mungkin menahan air matanya, agar tidak jatuh kepipinya.
Ia sangat merindukan pria yang berdiri di hadapannya itu. Tapi, ia masih takut bahkan sangat takut jika Ayahnya masih membencinya.
Papi, aku menrindukanmu. Batin Crystal, ia tidak berani menatap Ayahnya.
Ryan, menghembuskan nafasnya dengan kasar ketika melihat kesedihan di wajah istrinya.
"Apa ada hal penting yang ingin anda bicarakan, Tuan?" tanya Ryan, terdengar sangat datar dan dingin.
"Bolehkah, aku berbicara dengan Crystal?" pinta Devan, kepada Ryan.
Jangan lupa dukung karya Emak ya, dengan cara like, vote, favorite, komentar, dan kasih gift semampu kalian saja, ❤