NovelToon NovelToon
Sang Penerus Yang Tersembunyi

Sang Penerus Yang Tersembunyi

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Yatim Piatu / Identitas Tersembunyi / Konglomerat berpura-pura miskin / Menyembunyikan Identitas / Kultivasi Modern
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: dira.aza07

Seorang anak laki-laki kala itu masih berusia 10 tahun, tidak di kenal oleh siapapun karena identitasnya telah di sembunyikan oleh sang Ibu.

Suatu hari sang lelaki itu harus menerima kehidupan yang pahit, karena sang Ibu harus di bunuh, namun sayang dia tidak dapat menolongnya, sialnya lagi dia harus mengikuti keinginan sang Ibu yaitu bersembunyi di suatu tempat agar bisa menjaga sang adik dan membalaskan dendam sang Ibu, dan juga bisa mengambil alih apa yang telah menjadi haknya.

Dan saat tiba di sebuah tempat di mana dana Dan naya di selamatkan, Dana menemukan seorang wanita yang menarik hatinya, namun sayang ketika dewasa, dia harus meninggalkan wanita itu untuk merebut perusahaan dan berpura-pura mencintai wanita lain, yaitu anak dari pembunuh Ibunya sekaligus yang telah merebut perusahaannya.

Bagaimana cerita cintanya dan apakah Dana mampu setia?, lalu apa yang terjadi dengan perusahaannya ketika Dana hadir di perusahaan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dira.aza07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 ~ Skorsing penuh ancaman

"Sayang kamu kenapa?, apa aku ada salah bicara?, maaf jika seperti itu," ucap Dana khawatir menyakiti perasaan Sylvia.

"Tidak ... justru aku merasa kamu begitu melindungi aku, terimakasih," ucap Sylvia yang langsung memeluk Dana.

"Hei ... sudah seharusnya, itu tugas aku jika sudah sayang dan mencintai seseorang, apalagi kamu sayang," sahut Dana.

Tidak akan aku biarkan siapapun menyakiti kekasihku, kamu boleh menindasku tapi tidak kepadanya. Batin Dana sambil menahan amarah dalam hatinya.

Tidak akan terulang kejadian di mana aku harus kehilangan orang yang aku cintai, cukup Ibuku, tidak untuk yang lain bahkan keluarga baruku. Batin Dana.

Dari kejadian Ibunya meninggal, Dana selalu merasa tidak berguna bahkan sangat menyesali perbuatannya karena seperti lelaki pengecut yang tidak bisa menjaga Ibunya. Dan dengan penyesalan itu, Dana bertekad akan menjaga adiknya, keluarga barunya, bahkan kekasihnya.

"Sudah ... sini duduk!, aku punya banyak kue kamu mau?" tawar Dana mencoba menghibur Sylvia, dia paham bagaimana rasanya seorang anak perempuan yang masih membutuhkan Ayahnya namun harus kehilangan begitu cepat. Dan semua karena berjasa membantu keluarganya sendiri.

Di sisi lain

Rofik berjalan tegap dengan wajah serius menghampiri Bagas.

"Bagas bisa ikut saya!" seru Rofik lalu kembali berjalan menuju sebuah ruangan kecil yang di khususkan untuk investigasi atau rapat dan lain sebagainya.

Bagas melihat ada keseriusan di wajah Rofik, namun dia tidak menyadari akan adanya kobaran api yang menyala-nyala dari dalam diri Rofik.

Setibanya di ruangan persegi empat itu.

"Duduk!" seru Rofik dan telah menutup pintu ruangan itu rapat-rapat.

"Bagaimana soal Dana? apakah kamu bisa melatihnya? dan dia berhasil menggunakan kuda-kudanya?" tanya Rofik berbasa-basi.

"Oh soal itu, sepertinya dia sulit saya coba berulang-ulang tetap saja jatuh, jatuh dan jatuh lagi, terlalu lemah dan kurang bertenaga, tidak seperti yang lainnya," ungkap jujur Bagas.

"Lalu apa yang kau perbuat agar dia bisa kuat?" tanya Rofik kembali berbasa-basi dengan harapan ingin mengetahui kejujuran melalui mulut Bagas sendiri.

"Seperti yang selalu Bapak lakukan, maka saya pun melakukan itu," jawab Bagas kembali jujur.

Meski yang kulakukan lebih kuat dan kasar. Batin Bagas menimpali.

"Terus ada lagi selain itu?" kembali Rofik bertanya.

"Tidak hanya itu, dan dia selesai lebih awal daripada yang lain," ucap Bagas berusaha membuat citra Dana jelek berharap mendapatkan teguran dari Rofik.

"Yakin kamu hanya melakukan itu? dan apa ada alasan mengapa Dana pulang lebih dahulu daripada yang lain?" cecar Rofik dengan wajah yang begitu serius.

Deg ...

Kenapa dia bertanya seperti itu?, Mungkinkah dia?, ah tidak mungkin jika dia mengetahui semua itu. Batin Bagas.

"Jawab? atau saya berikan skorsing untukmu, hingga kamu berhenti mengikuti lomba untuk sementara waktu," ancam Rofik dengan memasang muka yang mulai menampakkan pancaran gelombang panas dalam ruangan itu.

"Hmm hanya itu, dan saya pun tidak memahami itu," ucap Bagas masih menutupi itu semua, Bagas tidak menyadarinya berbohong baginya kali ini hanya akan membuat dirinya semakin kesulitan, apalagi dia merasa masih aman menutupi semua ini, padahal jelas semua orang sedang membicarakannya.

Namun Rofik membuka sesuatu dalam handphone-Nya. Lalu memperlihatkan kepada Bagas seperti apa kejadian yang telah terjadi pada hari kemarin.

Kedua mata Bagas membulat sempurna, karena ternyata apa yang telah dia lakukan terekam begitu jelas.

"Siapa yang merekam ini? sungguh ini fitnah bagi saya Pak," sangkal Bagas namun dengan wajah paniknya.

"Siapa? kamu akan menyalahkan CCTV?" tawa menggelegar keluar dari mulut Rofik.

Apa?, ko bisa ada CCTV? konyol bagaimana gue sampai ga mengetahui itu. Batin Bagas menyalahkan dirinya.

"Dan lihat ini? apa kamu masih mau menyangkal apa yang telah kamu perbuat?" ujar Rofik dengan memperlihatkan foto bagaimana kaki Dana penuh dengan memar.

Bagas kalah telak, terdiam sambil menunduk, kedua tangannya saling menyatu, menahan getaran yang telah keluar dari dalam tubuhnya.

"Apa kamu ingat konsekuensinya jika melakukan ini semua? apalagi kepada siswa baru?"

Bagas hanya mampu menganggukkan kepalanya.

"Saya tidak perlu melakukan tindakan, kamu hanya perlu untuk mentanda tangani ini!" seru Rofik dengan menaruh secarik kertas, di mana berisi sebuah perjanjian, di mana Bagas akan melakukan konsekuensi atas apa yang telah di lakukannya. Karena siapapun yang telah melatih (pelatih, pembimbing, ataupun siswa), sudah ada perjanjiannya, dan siapa yang melanggar kena sanksinya.

Rofik sengaja memberikan imbuhan berupa kertas perjanjian di atas materai, karena mengetahui tabiat Bagas. Jika Bagas kembali melanggar maka akan di berikan saksi berikutnya sesuai yang tertulis bahkan yang telah di tanda tanganinya.

Bagas membaca isi surat itu, kembali membuatnya tercengang hingga membulatkan kedua bola matanya.

Dana ... semua gara-gara lo, gadis gue di embat bahkan sekarang kau telah mengusirku dari perguruan bela diri ini. Batin Bagas geram.

"Dengar Bagas ... kamu tidak saya keluarkan, ingat kata skorsing, itulah yang hanya perlu kamu lakukan, ingat skorsing bagian dari istirahat dan intropeksi diri, dan sebelumnya baca baik-baik isi surat itu, 'jika kamu mengulangi apa yang telah kamu lakukan seperti pada acara latihan kemarin, berlaku untuk di mana pun, saat berlatih ataupun tidak, jika saya melihat atau mendengar atau bahkan ada yang melaporkan kamu melanggar kembali, maka sankinya akan lebih berat. Jangan lupakan itu," ancam Rofik dengan tersenyum.

Bagas tidak dapat melakukan banyak hal, pembelaan pun percuma, dia hanya bisa menyerah dan mengikuti permainan Rofik, dengan cara membubuhkan tanda tangannya di atas materai tersebut.

Entah kenapa semenjak kehadiran Dana, hidup Bagas menjadi hancur, wanita ... bahkan sekarang tempat berkarya dia kebanggaan dia di tempat bela diri itu hancur berkeping-keping.

Seakan-akan apa yang telah banyak dia lakukan untuk kemajuan dan hasil dari bela diri yang memenangkan piagam, piala itu tidak ada harganya bagi perguruan itu kali ini, kini dirinya persis seonggok sampah yang tidak berguna hanya karena orang baru yang baru hadir dalam Desa itu.

Memang dia akui, Dana lebih rapi, mempesona, lebih berkharisma, dan tak kalah begitu tampan, membuat wanita di desa itu memujinya. Namun kewibawaan Dana membuat para wanita sulit mendekatinya.

Namun entah kenapa malah wanita pujaan hatinya yang seakan mudah baginya dekat dengan Dana. Kenapa tidak yang lain pikirnya. Kenapa harus perempuannya? tahu saja Dana jika dia adalah wanita tercantik di pedesaan ini. pikirnya kembali.

Bagas keluar dari ruangan itu dengan berjalan gontai. Setahun dia harus berhenti belajar dan mengajar di perguruan bela diri itu. Tentu membuatnya hancur sehancur-hancurnya. Apalagi di tambah perjanjian di mana dia tidak dapat mengganggu Dana atau membuat perhitungan dengan si anak baru itu.

Membuatnya makin terpuruk, namun bukan Bagas jika dia akan menyerah begitu saja.

Bersambung ...

1
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍
dira rahmi: Terimakasih 😘😘😘😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!