Setelah suaminya meninggal, Rania menikah dengan kakak iparnya, Shaka. Cinta yang sudah tumbuh dan semakin subur, seperti sebuah pohon. Semakin tinggi semakin kencang angin mengguncang.
Shaka dipaksa menikahi Aina atas permintaan Ibunya secara diam-diam. Lantas, bagaimana Rania menyikapi pernikahan siri suaminya? Mampukah Rania bertahan atau memilih pergi dan mencari ketenangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon asa bening, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Morgan pencemburu
"Kamu lagi ada masalah?" Tanya Airin sambil mendudukkan pantatnya beralaskan sandal jepitnya.
"Kamu kenapa bisa ada di sini?" Shaka bertanya dengan nada dingin.
"Aku tanya kamu kenapa kamu balik nanya?" Airin tergelak."Kebiasaan" imbuhnya.
tentang Airin
Dia seorang gadis desa yang saat ini berusia dua puluh lima tahun.Ia berkulit sawo matang perawakan tinggi semampai dan parasnya manis.Dia gadis dewasa keibuan.Dia bukan wanita berpendidikan,hanya tamatan SMP dan kebetulan mengadu nasib ke kota.
Hingga akhirnya dia bekerja sebagai ART di sebuah apartemen.Dan di sinilah awal pertemuan Airin dan Shaka.
Apartemen Shaka dengan apartemen majikan Airin bersebelahan,karena itu mereka sering bertemu dan saling menyapa.Karena nyambung dan enak diajak ngobrol,Shaka mengangkat Airin sebagai sahabatnya.
Namun tak ada yang namanya persahabatan antara pria dan wanita,karena PASTI di salah satu dari mereka ada yang menyimpan rasa.Dan di sini yang terjadi adalah Shaka menyimpan rasa terhadap gadis desa ini.
Namun malang sekali,Airin lebih memilih sang majikan yang seorang pengusaha internasional daripada Shaka yang masih mengenyam pendidikan waktu itu.Padahal majikannya ini telah beristri dan Airin hanya dijadikan budak nafsu karena majikannya ini jauh dari sang istri.Ia butuh selingan untuk menyalurkan hasratnya.Bahkan di suatu ketika Shaka melihat Airin dan majikannya itu sedang bercumbu mesra di dalam lift apartemen.Saat itu Airin dan sebut saja kekasihnya itu sampai tidak sadar jika lift sudah terbuka.
Hancur sudah hati Shaka,dan yang kedua kalinya hal itu terjadi bahkan semakin tragis karena perempuan yang ia cintai memilih adiknya sendiri bahkan lanjut ke jenjang pernikahan.
Airin end
"Cih..kaya kenal ratusan abad saja" Shaka tersenyum miring.
"Aku memang mengenalmu lama Ka,bahkan kamu sampai jatuh hati sama aku" Airin mengibaskan rambutnya yang terhempas angin laut.
"Ya,jatuh hati denganmu sama saja jatuh ke lumpur ditambah terbelit belut.Menjijikkan" ucap Shaka pedas.Matanya masih setia menatap jauh ke pantai yang sepertinya mulai pasang.
"Kamu begitu pandai menyimpan memori itu.Cintamu padaku begitu besar rupanya!" Airin dengan sejuta kePDannya.
"Bukan cinta yang besar,namun pengalaman itu adalah hal terburuk yang tak akan pernah ku ulangi.Mencintaimu adalah sebuah kesalahan yang sangat fatal.Namun bukan menjadi penyesalan,hanya saja itu akan menjadi pelajaran bagiku untuk lebih seleksi ke depannya" Shaka merasa menang berdebat sengit dengan gadis di sampingnya ini,apalagi setelah melirik ke samping,wajah gadis itu berubah suram.
"Kau benar-benar bermulut bisa Tuan Shaka,tapi menarik.Kali ini aku yang gantian mengejarmu.Berhati-hatilah untuk mencintaiku yang kedua kali" Setelah mengatakan itu,Airin si gadis matre itu pergi meninggalkan Shaka yang masih betah berlama memanjakan matanya.
Keesokan paginya di ruangan VVIP sebuah rumah sakit.
"Mas,hari ini kamu sudah diperbolehkan pulang.Aku akan mengemas semua barang-barangmu" Rania sedang sibuk melipat baju-baju kotor suaminya ke dalam koper.
"Terimakasih Ran,kamu merawatku dengan sabar,aku yakin kamu punya bakat menjadi suster.Suster ngesot tapi" ucap Morgan yang sedang mengamati istri mudanya itu sambil menahan tawa
"Teroooosss pak..ngeledek mulu" ucap Rnaia cemberut.
"Hahaha abisnya lucu kalau liat kamu marah,sini aku peluk" Morgan merentangkan tangannya lebar-lebar.
"Ogaaahh!! udah ah jangan banyak cing cong.Nanti aku lambat ni beresinnya." Rania mengerucutkan bibirnya meski tangannya terus bergerak merapikan semua barang suaminya.
Matahari telah naik,siang menjelang.Rania dan Morgan telah sampai di apartemen Morgan dengan dijemput Alvin.Para orang tua belum bisa menjenguk karena masing-masing para ayah masih sibuk dengan pekerjaannya.
Pintu terbuka,Alvin hanya membawakan barang ke dalam apartemen dan langsung pamit untuk kembali ke perusahaan.
"Saya langsung kembali ke perusahaan Nona"Alvin menundukkan kepalanya hormat.
"Apaan sih Vin,jangan sok formal gitu deh." Rania mencebik sedangkan Alvin hanya tersenyum menanggapi.
Morgan yang sudah masuk ke kamar itu kembali keluar karena tidak sabar menunggu sang istri yang tak kunjung menyusulnya.
Melihat keakraban Alvin dengan istrinya,Morgan kesal.Ia bahkan mengepalkan tangannya dan berjalan mendekati istrinya dengan langkah tergesa.
"Ran kamu apaan sih dekat-dekat sama manusia panci ini hah?" tanya Morgan dengan nada tinggi.Sontak Rania terkejut sedangkan Alvin hanya menundukkan kepalanya setelah itu pergi meninggalkan sepasang suami istri yang hendak memulai peperangan itu.
"Kamu apaan sih Mas! masih sakit sempet-sempetnya marah-marah nggak jelas?" Rania memutar bola matanya malas.
"Kamu yang nggak bisa jaga sikap,sudah tahu aku ini masih sakit bukannya di rawat malah sibuk sama pria lain!" Morgan mendengus kesal.
"Maaf,tadi Alvin cuma pamit doang mau kembali ke prusahaan.Nggak ada niat lain." terang Rania karena memang itu yang terjadi.
"Bilang saja kamu ini malas melihat suamimu yang penyakitan ini" Morgan masih melempari Rania dengan tuduhan-tuduhan tanpa dasar.
"Mas,kamu lagi sakit.Kendalikan emosimu.Kita baru saja nikah.Seharusnya kita bahagia bukan malah terus menuduhku dengan hal-hal yang nggak ada buktinya seperti ini.Kalau kamu terus curiga sama aku,yang ada kamu tu nggak ada tenangnya" Ucap Rania tangannya menangkup wajah Morgan setelah itu mengecup bibir pucat itu kilat.
"Kilat sekali" seketika wajah masam penuh amarah itu berganti dengan wajah sumringah seperti anak kecil yang baru saja diberi permen kapas.
"Sudah jangan marah-marah terus.Ntar cepet tua akunya cari yang muda,nah loh!" Rania tersenyum menggoda.
"Yang ada aku tu cepet mati Ran,penyakitku saja nggak bisa disembuhkan"
"Nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini.Mukjizat Allah itu ada.Sekarang kamu hanya perlu berusaha dan berdo'a.Untuk hasilnya kuta pasrahkan sama Allah." Rania memeluk tubuh ringkih yang penuh dengan keputus asaan itu.
"Aku mencintaimu,sangat!" Morgan mengeratkan pelukannya,ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang istri karena kini air mata itu kembali menetes.
Begitu mengerikan dihadapkan dengan kematian.Setiap detik ia dihantui dengan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi.Mentalnya kini sedang di uji.Meski pada dasarnya pria memiliki kemampuan untuk menyembunyikan perasaannya,namun siapa yang mampu menepis rasa takut akan kematian??
Sampai sini dulu ah,masih nungguin like dari kalian loh ni 🤭
Aslan itu kk laki atau perempuan sih ?
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu
Maaf, ya! Mungkin di ceritaku yg ini, alur masih berantakan.
Tapi kalau kalian masih bersedia mendukung author, imigrasi yuk ke novel Pria Kedua
Ketemu sama Nitara Ranting Impian! Si Wanita malang telah bersuami pria tak berhati.