AKU SARANIN BUAT BACA DUREN SAWIT 👉GEGANA SANG PENJINAK HATI👉CINTA UNTUK NAGARA TERLEBIH DAHULU BIAR CERITANYA NYAMBUNG OKE
Pria tampan akan kalah oleh pria humoris, pria humoris akan kalah oleh pria kaya, pria kaya akan kalah oleh pria yang bisa membuat wanita nyaman, dan dari ke 4 nya pasti akan kalah oleh pria tampan, humoris, kaya sudah begitu bisa bikin nyaman lagi. Dan itu semua ada didalam diri Barata Adam Prayoga
Tapi tidak bagi Tata, gadis yang berhasil menjadi operator hati Barata, Gadis yang sedikit pendiam itu hanya memandang aneh pada Bara yang selalu banyak bicara saat bersamanya.
Tata yang berulang kali hatinya dipatahkan oleh sang kekasih, akankah Bara mampu menakhlukan gadis dingin itu? dan menjadikan Tata Operator Hati miliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keperkebunan
"Kenapa ponsel Alvin gak aktif, apa aku harus datang keperkebunan saja ya?"
Agatha segera meraih jaketnya dan bergegas menuju keluar dari kamarnya. Hari ini dia berniat untuk memberitahu Alvian tentang tugas yang akan dia ambil dipertambangan. Tugas yang mengharuskan dia untuk menginap dilokasi pekerjaannya. Berhubung lokasi yang akan dia bongkar jauh dari kata mudah untuk dilewati oleh kendaraan bermotor jadi Agatha memutuskan untuk menginap sementara dilokasi itu, tentunya tidak sendiri akan ada para rekan kerjanya yang lain.
"Mau kemana Ta?"
"Perkebunan!"
Agatha segera menstater motor trail hitam kesayangannya. Gadis itu terlihat sangat lihai mengendarai motornya dijalan yang beraspal. Namun setelah beberapa puluh kilometer, Agatha mulai memasuki jalan tanah plus koral sedikit berlumpur disana sini.
Agatha sudah memasuki kawasan perkebunan kelapa sawit dan tidak lama gadis tangguh itu sampai disebuah bangunan yang menjadi kantor pengawasan.
"Loh Mbak Tata ngapain kesini?"
Agatha yang baru saja membuka helm full face miliknya langsung menoleh ke asal suara.
"Pak Tohir, saya nyari Mas Alvin, dia ada disinikan?"
Pria paruh baya yang tengah membawa alat alat panenan untuk memanen buah sawit itu menganggukkan kepalanya.
"Ada Mbak, tapi kayaknya Pak Alvian sedang ngecek langsung kelokasi.Kalau Mbak Tata mau ketemu beliau mari ikut saya."
Agatha menganggukkan kepalanya, kedua kakinya melangkah mengikuti pria paruh baya yang menjadi salah satu karyawan tetap bagian lapangan perkebunan sawit milik Ayah kekasihnya itu.
"Baru mau manen ya?"
"Iya Mbak, kita manen buah segarnya dua minggu sekali, kebetulan pas Mbak Tata kesini kita lagi manen."
Agatha hanya menganggukkan kepalanya, pandangannya terus saja menyapu seluruh area perkebunan yang terlihat sedikit serut karena belum disiangi rumput gulmanya.
"Kalau Mbak Tata mau ketemu sama Pak Alvin, Mbak Tata ikutin jalan ini saja ya. Nanti diujung sana ada camp kecil tempat istirahat para karyawan kalau habis panen."
"Makasih Mang."
"Sama sama Mbak."
Agatha melangkahkan kedua kakinya menuju arah yang ditunjukan olah Mang Tohir, untung saja Agatha memakai sepatu boot jadi saat dia melangkah kedua kakinya Agatha tidak meragu sama sekali.
Dan tidak lama setelah Agatha menyusuri jalan setapak itu, sebuah bangunan kecil mirip pos ronda namun agak besar dan tertutup sudah terlihat didepannya. Agatha semakin melebarkan langkahnya, namun saat beberapa meter hendak sampai dibangunan itu. Keningnya berkerut saat melihat siluet dua orang manusia tengah berciuman panas didalam bangunan itu.
Deg...
Agatha meremas jaket yang saat ini dia gunakan saat melihat siapa yang sedang bergulat lidah serta bibir itu.
"Alvin, Elvia."
Agatha bergumam pelan, kedua kakinya melangkah semakin cepat menuju bangunan yang menjadi tempat mesum kedua manusia yang tak berakhlak itu.
"Apa kalian sudah tidak memiliki uang untuk menyewa hotel hingga sampai berbuat mesum diperkebunan?"
Kedua orang yang tengah saling membelit lidah, bibir serta meraba satu sama lain itu langsung terperanjat saat mendengar suara seseorang yang sangat mereka kenali.
"Ta-Tata."
"A-Agatha."
Keduanya sangat sangat tidak mengira kalau Agatha akan datang ketempat ini. Wajah Alvian dan Elvia memucat seketika melihat wajah tidak bersahabat Agatha.
Apalagi saat ini mereka berdua melihat para pekerja perkebunan yang sedang memanen buah sawit disana sedang berjalan menuju kearah mereka bertiga.
"Ada apa ini Pak Alvian?"
love you lah ....
kmarin baca yg reina ilham dg gara lovy.. full baper....