Naolin Farah Adyawarman, gadis berusia delapan belas tahun yang baru menyelesaikan pendidikan SMA-nya.
Tidak ada yang istimewa dari hidup Naolin, bahkan dia hampir tidak pernah melihat dunia luar.
Karena Naolin adalah anak yang harus disembunyikan, dari khalayak luas. Sebab Naolin adalah anak har*m, sang Papi kandung dengan entah siapa Mami kandungnya.
Hal itu terjadi karena Naolin, diberikan secara sukarela oleh Mami kandungnya yang merupakam gund*k, dari Papinya.
Menurut cerita keluarga Papi, Mami kandungnya Naolin ingin hidup bebas dan belum siap memiliki anak.
Tapi entahlah itu benar atau tidak. Yang jelas, keputusan Maminya itu justru menjerumuskan Naolin ke lembah kesengsaraan!
Karena Naolin akhirnya hidup dengan Mama dan Kakak tiri yang jah*t. Sementara Papi kandungnya selalu berusaha untuk tutup mata, karena katanya merasa bersalah sempat menduakan sang istri sah.
Tapi saat Naolin telah menyelesaikan SMA-nya secara homeschooling, dia dibebaskan dari rumah yang iba
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss D.N, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
"Hallo Miss N."
"Perkenalkan saya Ibu Afifah, saya Mami dan istri yang bekerja di sebuah Bank internasional. Anak saya sepasang, keduanya sudah mulai beranjak remaja."
"Sebenarnya tidak ada yang salah dengan kehidupan saya dan keluarga. Karena gaji saya jelas besar, pendidikan dan kehidupan anak-anak jadi terjamin."
"Tapi suami saya yang bekerja sebagai mandor proyek, mulai menunjukkan sikap mencurigakan dalam delapan bulan ini. Karena dia pergi pagi sekali, dan pulangnya larut malam."
"Kami sampai tidak punya waktu keluarga, sangat berbeda dengan dulu. Anak saya yang pertama laki-laki berusia lima belas tahun, dan si bungsu perempuan berusia dua belas tahun."
"Keduanya sampai pernah bertanya, apakah Papi sudah tidak sayang lagi pada mereka? Karena mereka sampai lupa, kapan terakhir kali memeluk Papi dan mengobrol bersama."
"Miss, sebenarnya saya juga menemukan parfum wanita dengan merk mahal, di tas kerja suami. Lalu ada pakaian dalam minim, sepatu, serta dress mahal di bagasi mobil suami."
"Kemarin kami bertengkar hebat, karena saya menanyakan itu barang-barang milik siapa. Suami saya sangat marah, karena katanya saya tidak menghargai privasinya!"
"Kan aneh ya Miss, bagaimana bisa hal seperti itu adalah privasi. Jujur Miss, saya mau memakai semua barang-barang itu kalau memang suami saya menginginkannya."
"Tapi saya jadi ikut murka saat melihat suami marah, sampai bilang kalau saya membuat dia muak! Lalu suami juga membandingkan saya dengan wanita-wanita lain di kantor tempatnya bekerja, yang sederhana dan tidak suka membeli barang-barang branded."
"Saya membeli semua barang-barang branded, karena mampu membayarnya dengan uang sendiri! Karena kalau mengandalkan nafkah dari suami, hanya cukup untuk membayar listrik dan air saja!"
"Sebab suami saya sangat royal pada teman-teman, dan keluarganya. Jadi seringkali saya dan anak-anak hanya mendapatkan sisa gaji suami saya, yang bernama Pak Tarjo."
"Maaf kepanjangan ya Miss, tapi saya benar-benar merasa lega setelah mengeluarkan semua uneg-uneg."
"Untuk masalah pembayaran, Miss langsung sebutkan nominal dan rekening anda ya. Pasti akan langsung saya bayar. Terima kasih Miss N."
Aku jadi geleng-geleng kepala, saat membaca kisah rumah tangga Ibu Afifah.
Karena Ibu Afifah ini cerdas, berpenghasilan besar juga, tapi suaminya masih saja mencari-cari kesalahan beliau untuk membenarkan perselingkuhan yang pasti sudah Pak Tarjo lakukan!
Karena ikut terbawa emosi, aku minum dulu untuk menurunkan tensi tinggiku. Setelah tenang baru aku membalas DM, Ibu Afifah.
"Selamat sore Ibu Afifah."
"Tolong kirimkan nomor handphone, akun sosial media para orang-orang yang terlibat di kasus anda ya. Termasuk nomor handphone, dan akun sosial media anda serta kedua anak juga."
"Masalah pembayaran, saya mematok harga sepuluh juta rupiah untuk satu kasus. Bisa anda transfer lima puluh persen dulu, sebagai uang muka. Sisanya anda bayarkan, setelah saya berhasil menyelesaikan kasusnya. Terima kasih Ibu Afifah."
Aku langsung bersiap-siap untuk pergi ke tempat gym, karena sebentar lagi jadwal aku untuk nge-gym. Bang Iky juga berjanji akan mengajariku berenang, dengan beberapa gaya baru.
Karena selama ini, aku hanya mengikuti yang ada di youtube saja. Aku sangat bersemangat sekali sekarang, karena akhirnya bisa hidup bebas dari Papi dan keluarganya.
Tapi saat aku akan pergi, terdengar suara notifikasi dari handphoneku. Jadi aku buka lagi handphone, dan kaget saat melihat Om Papi sudah mengirimkan uang sebesar lima ratus juta rupiah.
Banyak sekali, apa itu permintaan maaf? Kalau iya, maka sebenarnya yang aku inginkan adalah permintaan maaf secara langsung.
Tapi sudahlah, mungkin itu memang cara Om Papi untuk menunjukkan rasa bersalahnya.
Sesampainya di tempat gym, tampak Bang Iky sudah menungguku.
"Sini Nao, kita nge-gym dulu ya sebelum berenang," ajak Bang Iky.
Aku mengangguk, dan langsung mulai pemanasan dengan dibantu oleh Bang Iky.
"Bang, apa semua orang dewasa harus menikah?" tanyaku, saat kami baru selesai sesi nge-gym.
Bang Iky langsung menatapku sesaat, lalu dia tersenyum sebelum memberikan jawaban.
"Nggak juga, Abang tidak pernah mendengar menikah adalah kewajiban di ajaran agama mana pun. Ataupun keharusan untuk memiliki anak."
"Kalau kamu tidak nyaman dengan hal itu, Abang rasa masih ada banyak ibadah pengganti yang lain. Memang kenapa Nao?" tanya Bang Iky.
"Nggak apa, aku hanya miris setiap melihat berita sekarang kebanyakan tentang perselingkuhan. Bahkan sampai tega saling bunbun, hanya karena ingin menikahi pasangan yang baru."
"Aku jadi takut menikah Bang, karena selain perselingkuhan juga ada banyak faktor lain yang bisa saja membuat sebuah pernikahan jadi terlihat menyeramkan," jawabku.
"Nao, apakah semua bunga itu indah dan wangi sepengetahuan kamu?" tanya Bang Iky.
"Iya," jawabku.
"Tidak Nao. Ada juga bunga yang diberi nama bunga t*i, ayam. Bahkan ada juga bunga bangkai, namanya Raflesia. Karena selain bentuknya seram, bunga itu juga menguarkan bau busuk untuk memikat serangga, yang merupakan makanannya."
"Jadi menurut kamu, semua pernikahan atau hubungan romantis akan terus bahagia atau berisi pertengkaran terus?" tanya Bang Iky.
Aku langsung tersenyum, karena paham maksud dari penjelasan sederhana Bang Iky.
"Ayolah kita berenang, supaya kepalamu yang panas itu menjadi dingin," ajak Bang Iky.
Aku mengangguk, dan mengikuti Bang Iky ke lantai tiga yang merupakan area kolam renang. Baju renang sudah aku bawa juga, dan bisa berganti di sana.
Aku sepertinya sangat menikmati waktu berenang, karena tidak terasa sudah dua jam berlalu.
"Naolin, apakah kamu mau menjadi putri duyung? Ayo naik, ini sudah malam dan kamu bisa demam kalau terlalu lama berenang," ajak Bang Iky.
Aku jadi sedih, karena sebenarnya masih ingin berlama-lama di dalam air. Tapi kalau sampai demam, nanti kasus Ibu Afifah jadi terlambat aku tangani.
Jadilah aku keluar dari kolam renang, lalu pergi ke kamar bilas. Setelah itu aku pulang, karena perutku sudah lapar lagi.
Tapi saat di jalan, tiba-tiba aku mencium aroma makanan manis dan asin yang sangat wangi sekali.
Aku langsung menepikan mobil, di dekat gerobak makanan yang ada tulisan, martabak Bangka dan martabak Mesir.
Aku turun dari mobil, dan langsung mendekati gerobak itu.
"Jualan apa Pak?" tanyaku, pada Bapak penjual.
"Martabak Bangka yang manis Neng. Kalau yang asin, namanya martabak telur atau martabak Mesir. Mau beli yang mana nih?" tanya Bapak penjual ramah.
"Dua-duanya, bikin yang paling enak ya Pak," jawabku.
"Ohhh, siap. Tapi yang martabak Bangka, Neng mau toping rasa apa?" tanya Bapak penjual.
Aku melihat ke arah toping-toping yang ada di gerobak, dan akhirnya memilih coklat keju. Karena terlihat paling menggiurkan.
"Agak lama bikinnya Neng. Ayo kamu duduk di sini dulu," ajak Bapaknya, sambil menunjuk kursi yang tersedia.
Aku mengangguk, dan duduk di dekat Bapaknya. Karena aromanya wangi sekali.
Tapi sambil menunggu pesananku dibuat, aku buka dulu DM, dari Ibu Afifah.
Dan aku terkejut saat melihat ...