Cathalina Brea yang sering dipanggil Rea terlahir sebagai anak orang kaya. Di kehidupan keluarga besarnya orang tua Rea adalah pewaris usaha hotel dan Restoran terkaya di kotanya. Namun semasa kecil dia hanya dibesarkan oleh papinya yang adalah satu - satunya pewaris keturunan Setiawan.
Rea tumbuh dewasa dan menjadi seorang dokter spesialis anak. meskipun hidup berkelimpahan harta namun Rea tidak perna sombong.
Sebelum papanya meninggal semua saham perusahaan diberikan kepada Cathalina Brea Setiawan.
Keluarga besar marah, karena Rea adalah seorang perempuan. Saudara sepupu papanya Rea menjodohkan Rea dengan Simon Elias sebagai syarat Rea bisa memiliki semua peninggalan papinya. Ternyata penghianatan yang dia terima serta kekerasan dalam rumah tangga.
Rea mmenceraikan Simon dan memilih meninggalkan kota besar itu mengabdi di sebuah desa kecil disebuah pulau.
Apakah Rea bisa mendapatkan ketenagan????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisye Titiheru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah Dinas
Semua surat - surat untuk kepindahan Mayor Elon Andrew Soebandi bersama istri, sudah diurus rampung. Dalam waktu dekat mereka akan berangkat ke Kupang lagi. Tante Since tetap ikut kemana Rea dan Elon bertugas. Dan tidak disangka, Berto juga pindah di kesatuan yang sama dengan Elon, dan menjadi ajudan Elon.
Kontrak kerja Rea di rumah sakit tempat dia bekerja sudah setahun, terpaksa Rea tidak memperpanjang nya karena dia akan bertugas bersama suaminya di Kupang. Karena akan ada acara serah terima dan acara pisah sambut, Rea dan Elon serta Tante Since dan Berto tiga hari sebelum harinya sudah berada di kota ini. Perasaan senang, bahagia dirasakan oleh Rea dan Elon, namun mereka yakin bahwa ada tanggung jawab besar yang harus mereka lakukan.
Waktu mereka turun dari pesawat yang membawa mereka. Rea berdoa kepada Tuhan menyerahkan tugas yang Tuhan percayakan kepada. Untuk sementara mereka masih menempati hotel. Karena rumah dinas yang akan mereka tempati sementara di renovasi, Dan Berto menempati mess bujangan.
Semua surat - surat kepindahan dan ijin melaksanakan praktek dari ikatan dokter sudah Rea terima, hasil survei waktu masih di Jakarta, suaminya mau Rea honor aja di rumah sakit angkatan laut. Sebenarnya banyak pertimbangan yang membuat Rea sedikit keberatan asal usul suaminya. Dia takut hubungan kerja samanya dengan para medis lainnya kaku, karena status dia sebagai istri komandan. Namun Elon memberikan penjelasan langkah - langkah apa yang harus Rea buat ketika bekerja. Elon kenal betul istrinya, dia bisa membedakan mana urusan pribadi dan pekerjaan.
Rea sudah siap mengikuti semua acara serah terima dan pisah sambut di kesatuan mereka. Dan informasi rumah Dinas sudah bisa di tempati, maka tante Sin bersama anggota yang bertugas di kediaman pun membantu membersihkan. Karena selesai acara siang ini, Rea dan Elon resmi menempati rumah dinas.
"Mas, lihat, aku atur baju kamu disini sayang."
"iya sayang. Terima kasih." Elon menyium istrinya. Dia sudah berjanji dalam hatinya, bahwa akan memperlakukan istrinya seperti seorang ratu. Elon dari mereka pacaran tidak perna berkata kasar, atau pun berlaku kasar pada istrinya.
"Sayang, kamu bahagia?"
"Asal berada disisi mas, aku bahagia. Terima kasih, karena sudah memperlakukan ku dengan baik mas."
Elon melihat istrinya dengan tatapan mesra, lalu dicium bibir istrinya dengan mesra. Elon mengendong istrinya dan dibawa ke tempat tidur. Satu ronde dirumah baru mereka lakukan. Ada pergumulan disetiap kali mereka melakukan hubungan intim, agar dipercayakan Tuhan bisa memiliki turunan.
Rumah tangga mereka masih baru, namun usia mereka waktu menikah sudah tidak muda lagi. Sama - sama mereka berusia tiga puluh tahun. Usia yang tidak muda untuk menjadi orangtua, namun mereka percaya bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.
"Sayang, setiap rumah tangga itu pasti ada up kadang kala juga down. Kamu juga tahu kan, bahwa pasti ada masalah untuk membentuk kita dewasa. Kamu mengerti kan sayang?"
"Iya." Rea sedikit ketakutan takut ada hal yang disembunyikan oleh suaminya. Elon memegang dagu istrinya, agar mata mereka saling tatap - tatapan.
"Mas harap, masalah apapun kamar ini adalah tempat kita membahas dan menyelesaikan setiap masalah rumah tangga. Bisa sayang?"
"Iya, bisa mas."
"Terima kasih istriku sayang."
Elon merencang kamar ini kedap suara, agar apa pun yang dia dan istrinya punya masalah bisa terselesaikan di ruangan ini, di kamar mereka.
Hari pertama, Rea rapat bersama pengurus, dan hari yang sama dia bekerja sebagai dokter. Tubuh Rea sedang tidak baik - baik saja. Bangun pagi tadi dia merasa pusing. Namun oleh Rea yang seorang dokter menganggap itu hanya kelelahan, akibat beberes rumah. Muka Rea sedikit pucat. Membuat Elon sedikit kuatir.
"Sayang, serius are you oke."
"Iya sayang." Elon menatap istrinya masih dalam tatapan kekuatiran. Dia narik nafas yang panjang, simbol kekuatirannya.
"Oke, mas ijinkan kamu beraktivitas, tetapi Berto sementara yang mengantar kamu. Nanti Isak yang temani mas."
"Mas..... Aku bisa."
"Tidak membantah suami sayang."
"Oke, sori sayang. Aku nurut."
Karena masih baru, Rea baru melapor di rumah sakit, seperti dokter biasanya. Rea sudah meminta kepada kepala rumah sakit memperlakukan dia seperti dokter lainnya. Selesai melapor, Rea mengadakan rapat bersama ibu - ibu pengurus, baru setegah jalan rapat, Rea sudah pingsan dan membuat ibu - ibu panik. Mereka tidak siaga, sehingga Rea terjatuh dari kursi. Ibu - ibu pengurus panik, sampai mereka menangis. Berto yang tahu ibunya dari pagi lagi dalam kondisi tubuh tidak sehat langsung berlari dan mengangkat Rea, yang sudah seperti kakaknya sendiri. Dan di bawa ke rumah sakit.
Elon yang mendapat kabar, istrinya jatuh dan pingsan langsung ke rumah sakit, disana Rea sudah ada di ruang rawat VIP sedang memasang infus dan memakai oksigen. Elon langsung berlari menuju tempat tidur pasien dan memeluk istrinya.
"Sayang, apa yang sakit?" Elon mencium muka istrinya berkali - kali. Anggota, staf medis dokter dan ners serta ibu - ibu pengurus melihat kebucinan dari seorang komandan yang takut kehilangan istrinya. "Apa yang kamu rasa sayang?"
"Mas, itu dokter mau jelasin?"
"Oooo mohon maaf, saya panik melihat istri saya. Bagaimana dokter istri saya?"
"Ibu kondisinya tidak stabil, karena sedang hamil pak."
"Istri saya hamil???"
"Siap pak, sudah dua puluh satu hari, atau tiga minggu. Ini hasil pemeriksaan. Kondisi ibu masih lemah, mengakibatkan janinnya sedikit lemah. Kami sudah memberi obat penguat janin dan vitamin."
"Oke, terus dokter?"
"Ibu harus istirahat dua atau tiga hari."
"Oke saya ikut nasehat dokter. Tolong berikan pelayanan yang terbaik buat istri saya."
"Siap pak."
"Terima kasih buat semua pelayanannya."
Elon langsung memeluk istrinya dan mencium Rea dengan lembut. Elon tidak pusing dengan orang yang ada di ruangan.
"Terima kasih sayang, terima kasih buat hadiah ini. Namun mas tidak mau kamu pingsan sampai jatuh. Berto !!!!"
"Mas...... Tiba - tiba."
"Siap salah komandan."
"Selain ajudan ibu, kamu itu siapa?"
"Siap komandan, adiknya ibu. Mohon maaf kaka dokter, Berto salah." Dari kantor pengurus sampai sekarang dirumah sakit, Berto menyesali keteledorannya yang tidak bisa menjaga ibu komadan. Semua orang tidak tahu, bahwa ada hubungan emosional Berto dan ibu komdan yang adalah dokter Rea. Setelah diceritakan oleh Isak baru mereka tahu, kenapa Berto berani mengendong dokter Rea.
Pukul enam sore, Tante Sin datang membawa makanan kesukaan Rea dan baju ganti Elon. Dua hari Rea akan dirawat di rumah sakit dan dia akan tidur menemani istrinya. Semua kebutuhan mereka di rumah sakit disiapkan oleh tante Sin bersama Isak. Sedangkan Berto tetap di rumah sakit, sewaktu - waktu Rea butuhkan dokter apa dia yang menghubungi.
