 
                            Hubungan yang di kira akan langgeng dan bisa bertahan lama, namun ternyata malah muncul ganguan yang sangat sadis, terutama untuk Lea karena dia setiap saat melihat arwah seorang wanita.
Dean juga semakin misterius, padahal Lea mengira sudah sangat mengenal sifat sang suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Maharani dan Arya
"Siapa yang ada di ruangan itu kok terdengar sangat heboh sekali?" Maharani penasaran dan ingin mengintip.
"Hais sudah lah jangan banyak tingkah, aku di sini hanya ingin mengambil obat dan tolong jangan membuat ulah." Arya menarik tangan sang kakak.
"Kan mereka juga tidak bisa melihat wujudku, aku kepo ingin melihat apa yang sudah terjadi di sana. kau lagi antri juga kan!" Maharani tidak bisa di cegah.
Sebab arwah satu ini sangat kepo bila ada urusan yang membuat hati siapa saja penasaran ingin mendengar apa yang sudah terjadi, kalau tidak mendengar atau melihat apa yang ada di sana maka hati ini tidak bisa tenang alias ingin terus saja bergerak sendiri.
Maharani merasa juga tidak masalah walau masuk ke dalam karena tidak ada yang melihat keberadaan dia di sini, hanya orang tertentu saja yang bisa melihat wujud setan dan sebagian orang pasti tidak bisa melihat bagaimana bentuk iblis yang sudah lama berkeliaran ini.
Padahal dia datang ke rumah sakit untuk menemani Arya untuk periksa karena sudah seminggu mengalami diare, malah sekarang dia penasaran dengan suara Lea yang terus saja berteriak di dalam kamar dan ingin melihat apa yang sudah terjadi di kamar itu, memang walaupun sudah menjadi hantu maka wanita tetap saja tidak bisa menahan rasa kepo di dalam diri.
Maharani dengan penasaran dan segera menyusup ke dalam kamar karena teriakan Lea yang tidak terima akibat kelumpuhan di alami sekarang, dengan usia yang baru kepala dua tapi sudah harus mengalami nasib seburuk ini sehingga rasanya sangat pilu dan juga menyakitkan untuk Lea sendiri.
"Wah tragis juga luka gadis ini kok sampai seperti ini." Maharani dengan wajah kepo segera mendekat.
"Aku mau dukun sakti, carikan aku sekarang juga dukun sakti." Lea kembali berteriak karena dia emang menginginkan seorang dukun.
"Oh apa ini ada sangkut paut dengan dunia gaib? kok dia mau pakai dukun segala!" Maharani cukup kaget ketika mendengar Lea ingin seorang dukun.
"Istighfar, Nak!" Bu Tami begitu sedih karena Lea malah ingin tersesat.
"Kau melakukan perbuatan sesat apa di kota sehingga sampai di hantui oleh arwah yang tidak benar?!" Desi bertanya langsung pada Lea.
"Diam! tutup mulut mu itu dan jangan berbicara apa pun lagi karena kau tidak berhak tahu." Lea malah membentak Desi.
Maharani menyeringai karena di sini dia menyadari bahwa Lea bukan gadis yang baik dan dia suka berbicara kasar pada orang yang telah membantu dia di sini, bahkan dengan orang tua saja dia bisa berbicara kasar seperti itu sehingga dapat di pastikan sikap dia tidak akan lembut dan baik.
Melihat dari gelagatnya saja maka Maharani bisa menyimpulkan ada sesuatu yang sudah terjadi dan iblis satu ini menyadari ada yang mengikuti Lea hingga dia terluka sampai seperti ini, namun Maharani tidak ingin ikut campur dan justru menikmati pemandangan ini dengan sangat indah.
"Bagus kau memang pantas di siksa kalau sifat kasar seperti ini." Maharani malah sangat puas.
"Anjing, ada arwah yang selalu mengikuti aku dan dia harus di musnahkan!" Lea terus aja berbicara kasar.
"Aku tidak mau menemani mu di sini, Mbak! Leah terus aja berbicara kurang ajar seperti itu sehingga membuat aku malu pada semua orang." Desi menyerah dan ingin segera pulang saja.
"Ya, tinggalkan saja gadis yang tidak tahu diri itu di sini biar semakin di hantui oleh arwah yang gentayangan!" Maharani jadi ikut geram.
"Pergi kau dari sini, sejak dulu kau memang tidak pernah membantu dan hanya menyusahkan aku dan Ibu saja!" Lea membentak dan menunjuk wajah Desi.
Desi yang di perlakukan seperti itu segera keluar dari dalam ruangan ini membawa hati yang sangat kesal dan marah, tidak sanggup untuk terus berbicara pada keponakan yang tidak tahu diri itu sehingga Desi memilih untuk pergi saja agar dia tidak berbicara kasar juga sebagai balasan terhadap Lea.
"Nak, jangan terus seperti itu karena hanya akan menyakiti hati Bibi mu." Bu Tami menasehati dengan lembut.
"Jangan banyak bacot, cepat carikan aku dukun bila ingin aku selamat!" bahkan dengan Bu Tami saja Lea berani membentak.
"Lea! mau sampai kapan kau akan terus seperti ini?" Bu Tami juga begitu nelangsa karena banyak dari sikap sang anak sangat kasar.
"Hentikan omong kosong mu, bila terlambat sedikit saja maka arwah wanita itu akan terus menghantui aku!" Lea berteriak sangat kencang.
"Kenapa wanita itu sangat ngebet ingin menghantui gadis ini? kalau saja dia mau menampakkan diri maka aku ingin ngobrol dengan wanita itu!" Maharani menatap sekitar karena berharap bisa bertemu dengan arwah Julia.
Tapi Julia memang sudah pergi dan tidak akan pernah mau menampakkan diri di sini bila bukan tergantung mood saja, tapi yang jelas dia akan datang di saat yang tidak di duga oleh Lea atau dari orang lain juga.
"Ran!" Arya memberi kode dari luar karena Maharani asik di dalam.
Maharani segera keluar dari dalam kamar Lea dan mengikuti langkah Arya yang sangat cepat, rasa penasaran terhadap Lea masih saja bersarang di dalam hati dan Maharani ingin sekali tahu siapa arwah gadis yang memiliki dendam sangat besar itu terhadap Lea.
"Gadis yang sedang di rawat itu mendapat gangguan gaib." Maharani berkata pada Arya.
"Ah sudah tidak usah di urus, aku malah tertarik dengan rel kereta api yang menyimpan banyak misteri itu." Arya sudah mempunyai tujuan lain.
"Yah kau ini, padahal di dalam sana terasa sekali dendam wanita itu sangat kuat." Maharani berkata pelan.
"Kau jangan macam-macam bila nanti malah melibatkan aku, Kak." Arya memberikan peringatan pada Maharani.
"Ya kan sudah lama ini kita tidak ada kasus, Purnama apa sibuk sendiri." keluh Maharani.
Arya tidak menjawab walau di dalam hati dia juga menyimpan rasa yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata, sebab Arya sangat yakin bila dia berbicara tentang perasaannya maka semua arwah atau semua orang akan mengatakan dia mempunyai rasa iri yang sangat besar terhadap Nolan.
"Kau kenapa sih sekarang banyak termenung seperti itu?" Maharani menyenggol pundak sang adik.
"Tidak apa apa, cuma sakit perut saja ini terasa sangat mules." Arya tersenyum walau di dalam hati menyimpan rasa sakit.
Tidak tak akan pernah dia ungkapkan pada semua orang atau pada semua member yang ada di agensi ini, sebab Dia berharap dan berusaha yakin bahwa yang dia pikirkan adalah kekeliruan semata karena Purnama tidak mungkin akan pilih kasih.
Selamat tengah malam Besti, ayo mampir di yang baru juga KUNTILANAK MERAH.
oh mba Purnama ikut mengejar Julia ya...
semoga mba Purnama ga memusnakan Julia ya...
tpi hrus stop gk bleh dlnjutkn pa lg smpai mrush rumh tngg
yg kna bntingn pasti bengek