"Dimana ini? kenapa semuanya sangat bobrok? uuhh.. badan ku sakit sekali, " lirih Sherina yang mendapati tubuh nya berbaring di atas jerami.
"Kakak lihat, wanita kejam itu bangun kembali, apakah dia akan memukul kita lagi? " suara bisikan seorang anak kecil itu terdengar oleh Sherina, mereka mengenakan pakaian lusuh compang-camping, dengan tambalan di sekeliling nya.
"Mahkluk apa itu? kenapa mereka tampak seperti Monyet, " gumam lirih Sherina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-21. Jadi Bahan Totonan
Sore hari nya iring-iringan gerobak sapi begitu panjang, ada sepuluh gerobak sapi menuju ke desa yang di tinggali oleh Sherina.
Sherina dan ke lima anak tirinya juga naik gerobak sapi, tak lupa Sherina juga mengajak beberapa warga yang hendak pulang, begitu juga dengan Mely karna Mely sengaja menunggu Sherina agar bisa kembali pulang bersama.
Awal nya Mely dan orang lain nya menolak, tapi Sherina terus meminta mereka naik gerobak sapi bersamanya, dan mereka tak perlu harus membayar.
"Sherina kamu sungguh hebat juga beruntung" Mely ikut senang melihat Sherina senang.
"Bukan aku yang hebat Mely.. tapi anak-anak ku ini, mereka juga beruntung karna bisa menemukan Ginseng itu" Sherina tak ingin namanya di sanjung karna Sherina tau ini semua berkat anak-anak tirinya juga.
"Kamu benar Sherina mereka sangat beruntung, karna mereka sekarang memiliki kamu juga yang sangat menyayangi mereka" Mely tetap memuji Sherina karna Mely senang Sherina berubah sebaik sekarang.
"Bibi Mely benar.. kami semua sangat beruntung karna sekarang kami memiliki Ibu yang sangat menyayangi kami" Zovan ikut memuji Sherina karna semua ucapan Mely benar.
"Kamu mulai bermulut manis ya Zovan.. " Sherina malah menggoda Zovan.
"Yang Kakak katakan itu benar Ibu.. kami sekarang merasa beruntung karna memiliki Ibu yang menyayangi kami" Alena membantu kakak nya untuk bisa ga, karna sekarang Zovan sudah terdiam malu dengan godaan Sherina.
"Ibu juga beruntung memiliki kalian" Sherina merasa bersyukur.
Gerobak sapi itu di penuhi dengan obrolan hangat Sherina dan kelima anak tirinya, sesekali Mely dan lain nya juga ikut terlibat dalam obrolan mereka.
Hingga tak terasa dua jam berlalu, dan kini mereka telah sampai di desa mereka.
Saat ini adalah jam pulang para petani pulang, maka suasana jalanan desa lumayan ramai.. orang-orang yang berlalu lalang menjadi gaduh karna adanya sepuluh gerobak sapi hadir di desa mereka.
"Banyak sekali gerobak sapi nya".
"Seperti nya itu barang-barang untuk membangun rumah".
"Siapa orang di desa kita yang bisa berbelanja sebanyak ini?".
"Dia begitu beruntung.. ".
"Lihat lah belanjaan nya banyak sekali".
"Barang-barang itu adalah barang terbaik".
"Aku penasaran pada pemilik belanjaan itu".
Keributan pun terjadi, setiap orang berbisik-bisik dengan banyak nya belanjaan di beberapa gerobak sapi itu.
"Terimakasih Sherina atas tumpangan nya" Mely turun begitu juga yang lain nya.
"Sama-sama Mely" Sherina merasa Mely terlalu menyanjungnya dan Sherina merasa tak enak akan hal itu.
"Anak muda.. tetap lah baik seperti ini.. " Kakek Tomi kebetulan ikut serta di gerobak sapi, dan dia menyukai Sherina sekarang.
"Akan aku usahakan Kakek" Sherina tak ingin mengumbar janji, Sherina hanya ingin membuktikan nya.
"Paman maju lebih ke depan, di sana rumah kami" Sherina meminta pak kusir untuk melajukan kembali gerobak sapi nya.
Zay dan Bim sedang bermain, hingga mereka melihat semua nya.
"Kita harus laporkan ini kepada Nenek" bisik Bim pada Zay.
"Kamu benar Adik.. lihatlah belanjaan mereka begitu banyak, kita tidak boleh menyia-nyiakan semua ini.. nanti barang-barang itu akan menjadi milik kita" memang pada dasar nya didikan nya salah, jadi Zay dan Bim pasti mengikuti ajaran nenek mereka.
Tanpa membuang waktu lagi, Zay dan Bim segera berlari untuk pulang ke rumah mereka.
......................................
"Kenapa kalian payah sekali.. sudah ku bilang kalian harus masak makanan seperti masakan Sherina" Nenek Sarah sedang mengomeli ke dua menantunya, karna hasil. pasakan mereka tak sesuai dengan lidah nya.
Setelah Nenek Sarah memakan pasakan Sherina, dia ketagihan dengan rasa makanan itu, dan Nenek Sarah meminta agar ke dua menantu nya bisa masak seperti rasa pasakan Sherina.
Sayang nya Dania juga Lela tak pandai memasak, yang ada hanya rasa aneh di rasakan oleh Nenek Sarah.
"Kalau begitu Ibu suruh saja dia memasak" Dania merasa kesal pada Nenek Sarah, maka dengan berani Dania menjawab ucapan Nenek Sarah.
"Kamu berani melawan ku??" Nenek Sarah tak suka jika ada orang menentang nya.
"Aku tidak melawan Ibu.. hanya saja aku lelah terus memasak, apalagi pasakan ku tak Ibu makan" Dania memang bukan wanita penurut, jika di bandingkan dia sama saja dengan Nenek Sarah, sama-sama keras kepala dan sama-sama licik.
"Kalau aku menyuruhnya memasak disini, yang ada makanan nya habis.. apa kau mau kamu juga anak-anak mu kelaparan?" Nenek Sarah tak ingin Sherina beserta kelima anak tirinya meminta makana nya.
Mendengar ucapan Nenek Sarah Dania tak bisa melawan lagi, karna Dania tak mau jika dia juga anak nya tidak makan.
Mak said: dasar orang-orang pelit, mereka aja nyuri makana Sherina, tapi dia sendiri tak mau Sherina meminta makanan nya.. dasar pedit.
Braaakkk... pintu rumah Nenek Sarah di dorong kuat dari luar, pelaku nya siapa lagi kalau bukan Zay juga Bim.
"Kalian.. apa kalian tak bisa buka pintu pelan-pelan?" ulah cucunya itu membuat kemarahan Nenek Sarah semakin bertambah.
"Nenek kami mempunyai kabar bagus.. " Zay menghiraukan ocehan sang nenek, karna Zay yakin sang nenek akan senang dengan kabar darinya.
"Kabar.. kabar bagus apa hah.. jangan bilang kalian ingin meminta uang lagi dari ku??" Nenek Sarah langsung memiliki pemikiran aneh, padahal itu pada cucu nya sendiri.
"Bukan Nenek.. ini benar kabar bagus" Zay sebal pada sang nenek, karna selalu berpikir buruk tentang nya.
"Kalau begitu cepat katakan.. jangan buat Nenek kesal" Nenek Sarah mendesak Zay agar segera menceritakan kabar bagus nya.
"Begini Nenek... " Zay menceritakan apa yang di lihat nya barusan, tentu saja Nenek Sarah merasa marah sekaligus senang mendengar kabar tersebut.
"Berani sekali mereka bersenang-senang tanpa mengajak ku.. lihat saja aku akan mengambil semua barang yang batu mereka beli itu" Nenek Sarah langsung mempunyai ide gila.
"Jangan ajak aku kesana lagi Ibu.. aku takut" Dania melihat kilatan kelicikan di mata Nenek Sarah, maka sebelum Nenek Sarah mengajaknya pergi Dania sedah menolak terlebih dahulu.
"Dasar kamu menantu tak berbakti.. jika kamu tak mau pergi.. lalu aku harus ajak siapa hah?" Nenek Sarah membentak Dania.
"Ajak saja Lela" Dania langsung menunjuk Lela agar pergi dengan Nenek Sarah.
"Kakak.. aku juga takut.. aku tidak mau" Lela dengan cepat menolak, karna Lela masih ingat dengan hal yang terjadi pada suami nya.
"Kalian berdua benar-benar kurang ajar.. baik lah kalau kalian tak mau pergi, maka kalian tidak di ijin kan untuk makan" Nenek Sarah langsung mengancam menantu-menantu nya.
Bersambung.. semoga kita ketemu lagi di bab selanjutnya👋👋.