NovelToon NovelToon
Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lentera Sunyi

Suatu kondisi yang mengharuskan Zidan menikahi Khansa, teman masa kecilnya yang tinggal di desa, atas permintaan terakhir neneknya yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Disisi lain, Zidan memiliki kekasih setelah bertahun-tahun tinggal di kota.

Pernikahan itu terjadi karena satu syarat yang diberikan Khansa, mau tidak mau Zidan menerima syaratnya agar pernikahan mereka bisa berlangsung.

Bagaimana kehidupan pernikahan Zidan dan Khansa?

Lalu bagaimana hubungan Zidan dengan kekasihnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sunyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ruang Baca

Sejak insiden siang tadi Khansa dan Zidan merasa canggung satu sama lain. Entah yang keberapa kali mereka mencoba mencairkan suasana, tapi justru semakin canggung.

Khansa bingung memulai pembicaraan dari mana. “Sudahlah, lebih baik aku belajar untuk persiapan lusa.”

Khansa melihat isi kamarnya, mencari paper bag berisi buku yang dibelinya. Matanya tertuju pada sofa, yang dimana paper bagnya berada di dekat Zidan.

“Kenapa harus di sebelahnya si? Suasananya udah awkward gini, udahlah bodoamat. Gue cuma mau belajar. Oh iya, karena siang tadi, dia nggak jadi antar ke ruang baca,” gumam Khansa.

Khansa mendekati ke sofa, membuat Zidan yang melihatnya menatapnya. Belum sempat Zidan bertanya, Khansa sudah mengambil paper bagnya. Alhasil Zidan mengurungkan niatnya untuk bertanya.

Meskipun begitu Zidan tetap memberanikan dirinya untuk bertanya, “Kamu mau belajar?”

Langkah Khansa terhenti, ia berbalik meski sedikit ragu. “Iya, agar semua materinya bisa aku pelajari. Materi untuk tes kejuruan lumayan susah, jadi aku harus belajar lebih ekstra lagi.”

“Kenapa tidak belajar yang umum terlebih dahulu? Dan besok kamu bisa fokus dengan materi-materi yang susah.”

Zidan beranjak menghampiri Khansa, “Ikut aku.” Zidan menarik tangan Khansa keluar kamar, menuju ke lorong ujung yang tidak jauh dari kamar mereka.

Mereka berhenti di hiasan dinding marmer. Khansa menatap Zidan dengan wajah terkejut, Dia membawaku ke ruang baca?

Khansa masih tidak percaya jika Zidan membawanya ke ruang baca seperti yang dijanjikan sebelumnya.

“Zidan?” Sang pemilik nama hanya tersenyum ke arah Khansa.

“Kita masuk sekarang.” Zidan menekan sebuah tombol yang ada di balik pinggiran marmer yang timbul.

Tidak lama kemudian kunci pintunya terbuka otomatis. Zidan mendorong marmernya hingga terdapat sela yang bisa mereka lewati.

“Ayo, Sa. Kenapa diem aja?” Zidan menarik tangan Khansa dengan lembut.

Zidan memberikan jalan untuk Khansa masuk lebih dahulu. Khansa menatap ke arah Zidan dengan ragu. Tapi, Zidan memberikan senyumannya dan mempersilahkan Khansa.

“Masuk, Sa,” titahnya.

“Hah? Iya-iya aku masuk.” Khansa berjalan masuk ke dalam diikuti oleh Zidan.

Hal pertama yang Khansa lihat adalah ruangan yang gelap, tidak ada cahaya sedikitpun.

Ctak!

“Aaa…” teriak Khansa berbalik melompat ke gendongan Zidan.

Zidan terkejut, tapi tangannya reflek langsung menahan paha Khansa agar tidak terjatuh.

“Aaa! Suara apa itu!” Khansa menyembunyikan wajahnya di leher Zidan.

Zidan terkejut sekaligus senang karena melihat sisi Khansa yang lain. Sepertinya takut dengan suara yang mendadak muncul. Ia terkekeh, membawa Khansa untuk duduk di sofa.

Khansa duduk di pangkuan Zidan, masih di posisinya yang menyembunyikan wajahnya. Zidan mengusap kepala Khansa dengan lembut.

“Nggak ada apa-apa, buka mata kamu. Maaf, aku tadi cuma nyalain lampu,” katanya yang masih mengusap kepala Khansa.

“Benarkah?”

“Mmm, buka mata kamu sekarang. Dan lihat sendiri.”

Khansa membuka matanya, melirik ke sekitar yang sudah sangat terang. Mengerjapkan matanya berkali-kali. Mendorong dada Zidan, lalu menatap Zidan dengan perasaan malu.

Apalagi saat dengan posisi mereka saat ini, Khansa benar-benar malu. “Maaf…” Khansa hendak beranjak dari pangkuan Zidan.

Namun, Zidan menahan pinggang Khansa. “Zi?!” kesal Khansa sekaligus malu.

“Kenapa si? Kita suami istri, duduk seperti ini seharusnya bukan masalah besar. Ingat satu hal, mulai sekarang kamu harus terbiasa.” Zidan memeluk pinggang Khansa, menenggelamkan wajahnya di dada Khansa. Tentunya hal itu membuat Khansa mematung, bingung harus melakukan apa. Dari kata-kata Zidan, mungkin aja kedepannya mereka bisa melakukan sentuh yang lebih dari ini.

“Jadi, tujuan kamu bawa aku kesini mau ngapain? Kalau cuma mau pelukan bisa di kamar,” celetuk Khansa yang berhasil membuat Zidan melepaskan pelukannya.

“Baiklah, maafkan aku. Sekarang cari buku yang kamu inginkan. Kalau kamu mau buku untuk materi umum, ada di rak sebelah sana.” Zidan menunjuk sebuah rak besar yang ada di sisi kiri.

“Woahh,” Khansa tercengang melihat isi ruang baca ini. Begitu banyak rak yang dipenuhi buku. “Ini seperti perpustakaan kota versi mini.”

Zidan terkekeh mendengar kalimat uang keluar dari mulut Khansa. “Kamu tidak akan pergi untuk melihat?” Khansa diam menatap mata Zidan. Ia tersenyum kecil lalu beranjak dari pangkuan Zidan.

Khansa menuju ke barisan rak yang super besar. Benar-benar seperti di perpustakaan kota, dan seperti yang dikatakan Khansa, perpustakaan versi mini.

Matanya berbinar melihat buku yang tersusun sangat rapi. Tangannya mulai menyentuh deretan buku. Khansa benar-benar sangat senang, ia sudah memutuskan jika tempat ini akan menjadi favoritnya di rumah ini.

“Cari bukunya dan mari belajar, kamu bisa datang kesini kapanpun yang kamu mau. Tidak akan ada yang melarangnya,” ujar Zidan yang membuat Khansa memberikan lirikan tajam.

Khansa menghela nafasnya, mungkin tidak untuk saat ini. Karena sekarang Khansa harus fokus pada materinya, masih ada banyak waktu luang setelah melakukan tes.

Jadi, Khansa menuju ke rak yang sebelumnya ditunjukan oleh Zidan. Mencari buku yang sekiranya ia perlukan untuk belajar sekarang. Khansa mengambil sekitar tiga buku, dan salah satunya buku kumpulan soal yang nantinya akan Khansa kerjakan.

“Sudah dapat bukunya?” tanya Zidan yang melihat Khansa berjalan menuju ke arahnya.

“Ini!” Khansa memperlihatkan buku yang diambilnya, lalu duduk di sebelah Zidan.

“Mau belajar disini atau di kamar?”

“Mmm, sepertinya di kamar aja untuk malam ini. Aku juga masih harus menyesuaikan dengan kisi-kisi materi yang sudah aku buat dari tes beberapa tahun terakhir.

“Baiklah, kita ke kamar. Aku akan ambilkan cemilan, kamu bisa ke kamar lebih dulu.” Khansa mengangguk patuh.

Mereka berdua beranjak, tidak lupa Zidan kembali mematikan lampunya. Khansa sudah menunggu di luar.

“Ayo,” Zidan menarik tangan Khansa.

“Tunggu!” Khansa menahan tangannya. Zidan berbalik lalu bertanya, “Ada apa?”

“Apa pintunya tidak dikunci?” tanya Khansa yang bingung karena Zidan hanya menutupnya, itu pun tidak rapat.

“Tidak perlu, karena pintunya otomatis. Jika ingin membuka, cukup lewat dari tombol di samping.

“Oke, bisa dimengerti.” Khansa tersenyum dan menarik tangan Zidan.

Zidan melihat tangannya yang ditarik oleh Khansa. Kapan lagi Khansa inisiatif lebih dulu? Jadi, akan ku nikmati ini.

Langkan Khansa berhenti tepat di depan pintu kamar mereka. “Oke, aku masuk dulu. Kamu jadi ke dapur?”

“Tentu saja, karena aku mau mengambil cemilan dan minuman dingin untuk menemani kamu belajar malam ini.” Zidan menoel hidung Khanza, melangkah meninggalkan Khansa yang berdiri mematung.

Khansa memegang dadanya yang berdetak dua kali lebih cepat setelah perilaku Zidan padanya.

“Astaga!” Khansa menggeleng pelan dan masuk ke dalam kamar.

Dengan susah payah Khansa menghilangkan bayangan Zidan dalam pikirannya. “Fokus, Sa! Lusa ujian, masih banyak materi yang belum dipelajari,” gumamnya pada dirinya sendiri untuk terus fokus.

1
partini
semoga Zidan tau siapa laki" yg dulu di hati istri nya di tunggu part itu ya Thor lanjut👍👍
Mericy Setyaningrum
Khansa, mampir ikutan baca Kak
♡お前のペンデハ♡
Semangat terus thor, aku yakin ceritamu akan menjadi luar biasa!
Uchiha Itachi
wow, thor! Gak sabar nunggu karya selanjutnya!
minsook123
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!