NovelToon NovelToon
PEWARIS TERHEBAT 4

PEWARIS TERHEBAT 4

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Action / Crazy Rich/Konglomerat / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:10.9k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Pertempuran sengit di hutan Daintree menjadi titik balik dalam perburuan harta karun misterius. Bernard dan timnya terjebak dalam wilayah musuh yang menyamar sebagai suku pedalaman. Pertarungan demi pertarungan membuat mereka harus memilih antara bertahan hidup atau menjadi korban dari permainan berbahaya ini.

Kini, badai sesungguhnya mulai datang. Musuh bukan lagi sekadar kelompok bersenjata biasa—tapi sebuah kekuatan tersembunyi yang bergerak di balik layar, mengintai setiap langkah Bernard dan sekutunya. Hujan, malam, dan hutan gelap menjadi saksi pertarungan antara nyawa dan ambisi.

Sementara Bernard berjuang sendirian dalam keadaan terluka, Garrick dan tim bergerak semakin dekat, menghadapi ancaman yang tak lagi sekadar bayangan. Di sisi lain, Pedro menyusup ke dalam lingkaran musuh besar—mendekati pusat rencana penyerangan terhadap Alexander dan kekuatan besar lainnya.

Apakah Bernard dan timnya akan berhasil keluar dari hutan maut itu? Atau justru badai dendam dan ambisi akan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

"Aku sudah menunggu kedatangan kalian," ujar Stryker dengan senyum semringah.

Shane menatap tajam Pedro. Kekalahannya dari pria itu masih terngiang-ngiang hingga detik ini. Ia berusaha keras untuk meningkatkan kemampuan, dan malam ini ia tidak boleh kalah dari Pedro dalam pertandingan ulang.

Hector mengamati sekeliling sesaat, tersenyum. "Aku harus mengakui sambutan kalian benar-benar luar biasa. Sayangnya, aku tidak terlalu terhibur."

Stryker tertawa. "Aku akan memperbaiki sambutanku lain kali. Sekarang, masuklah dan nikmatilah secangkir kopi bersama kami di dalam. Aku yakin kalian akan menyukainya."

Stryker, Shane, Pedro, Hector, dan para pengawal mereka memasuki ruangan.

"Aku sangat senang karena hubungan kita semakin erat dengan hadirnya Pedro di tengah-tengah kita." Stryker duduk di sofa, meneguk secangkir teh hangat.

"Aku juga merasakan hal yang sama. Banyak hal yang bisa kita capai jika kita bekerja sama dan saling percaya." Hector meneguk minuman. "Kau pandai menyeduhkan teh yang nikmat. Aku menyukai teh ini."

Hector dan Stryker berbasa-basi mengenai pekerjaan selama beberapa waktu. Pedro dan Shane tidak berbicara sepatah kata pun. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Pedro adalah salah satu anggota pasukan terbaikku. Aku harap kalian bisa menjaganya dengan baik." Hector menatap cangkir tehnya yang sudah tidak bersisa.

"Tentu saja aku akan menjaganya dengan baik. Dia adalah sosok yang luar biasa. Untuk itulah aku meminjamnya darimu," kata Stryker.

"Jadi, apa masalah yang sedang kau hadapi dan harus Pedro selesaikan? Kau berjanji untuk memberitahuku mengenai masalahmu."

Stryker mengembus napas panjang. "Sekelompok orang asing mengganggu pekerjaan orang-orangku di hutan. Mereka adalah kelompok yang cukup tangguh. Aku ingin Pedro memimpin pasukanku untuk menghabisi orang-orang itu. Aku sangat yakin dia adalah orang yang paling tepat untuk tugas itu."

"Pekerjaan apa yang sedang orang-orangmu lakukan di hutan?"

"Aku membutuhkan beberapa kayu, bebatuan dan beberapa jenis satwa di sana."

Hector menatap Stryker saksama. Ia tidak sepenuhnya percaya dengan perkataan pria itu. Jika Stryker sampai meminta Pedro untuk bergabung, maka ada dua kemungkinan yang bisa disimpulkan. Pertama, hutan itu memiliki potensi uang yang sangat besar. Kedua, musuh yang dihadapi pasukan Stryker adalah pasukan yang kuat.

Hector tidak perlu menanyakan masalah itu lebih dalam sebab ia sudah meminta Pedro untuk mengabarinya perihal masalah ini. Kalaupun Pedro memilih menutup mulut, ia sudah menempatkan semacam kamera pengawas pada Pedro.

"Aku akan menjemput Pedro setelah tugasnya berakhir. Aku harap dia kembali dalam keadaan baik sebagaimana dia datang malam ini." Hector berdiri dari sofa.

"Kau terlalu terburu-buru, Hector." Stryker tertawa pelan. "Kau bisa tinggal lebih lama di tempat ini. Aku akan menemanimu."

"Aku tidak ingin merepotkanmu."

Pedro, Hector, Stryker, dan Shane keluar dari rumah.

"Lakukan sesuai perintahku," bisik Hector di telinga Pedro.

"Aku mengerti, Tuan." Pedro mengangguk.

"Kalian sepertinya sedang mengucapkan salam perpisahan." Stryker tersenyum.

"Terima kasih atas jamuan tehnya." Hector memasuki mobil, melambaikan tangan, menatap Pedro, Stryker, dan Shane bergantian. "Aku akan menghancurkan kalian jika kalian berani mengkhianatiku. Hal itu juga berlaku untukmu, Pedro."

Rombongan mobil meninggalkan kediaman Stryker.Pintu gerbang terbuka dan tertutup tak lama setelahnya. Beberapa penjaga tampak sibuk memeriksa keadaan.

"Pedro, kau boleh beristirahat sekarang. Aku akan menjelaskan pekerjaanmu besok pagi. Shane akan mengantarmu ke ruanganmu," ujar Stryker seraya memasuki rumah.

"Aku mengerti, Tuan." Pedro mengikuti dari belakang.

"Ikuti aku." Shane sengaja menabrak bahu Pedro, mendengkus. Ia berjalan melewati lorong yang cukup panjang, mengabaikan beberapa penjaga yang membungkuk padanya.

Pedro mengawasi sekeliling dengan cepat. Ia melihat tatapan tak suka dari para penjaga yang dilewatinya, termasuk pandangan penuh dendam dan kebencian dari Shane.

Shane membuka pintu lebar-lebar, memasuki ruangan latihan yang cukup luas, tersenyum. "Ini adalah kamarmu."

Pedro sudah menduga jika Shane akan menantangnya kembali. "Aku mengerti."

Shane berdecak, melepas baju hingga bertelanjang, menunjukkan otot-ototnya yang kekar. "Berhenti berpura-pura sialan! Aku tahu jika kau sudah menyadari tujuanku membawamu ke tempat ini."

Shane berdiri di tengah ruangan. "Sekarang lepaskan baju dan hadapi aku. Aku akan membalas perlakuanmu tempo hari padaku."

Pedro terdiam, mengawasi pintu.

"Kau tenang saja. Aku yang akan bertanggung jawab jika ayahku murka."

"Aku harus beristirahat, Tuan." Pedro berjalan menuju pintu.

"Brengsek! Apa yang kau lakukan? Kembalilah sekarang atau aku akan menghabisimu!" Shane mendengus kesal. "Dasar pengecut!"

Pedro tidak menggubris.

"Brengsek!" Shane melesat cepat ke arah Pedro, melesatkan tendangan.

Pedro segera memutar tubuh, menahan tendangan Shane dengan satu tangan. Ia mencengkeram kuat kaki Shane, kemudian menendang perut pria itu dengan lutut.

Shane berhasil menangkis tendangan. Ketika akan menghantam tendangan dengan kaki lain, tubuhnya tiba-tiba terdorong karena tendangan Pedro ke arah perutnya.

Shane terdorong beberapa langkah, berdecak. "Lawanlah aku sekarang!"

Pedro kembali berjalan menuju pintu.

"Brengsek! Apa yang kau lakukan sialan? Lawanlah aku sekarang!" Shane kembali menyerang Pedro dengan tendangan.

Pedro berhasil menghindar, kembali berjalan.

"Bajingan! Lawan aku, pengecut!" Shane melayangkan tendangan ke arah punggung, tetapi Pedro berhasil menghindar dengan cara bergeser ke samping.

Pedro terus berjalan menuju pintu, mengabaikan teriakan Shane yang semakin kencang.

Shane sudah kehilangan kesabaran. Ia berlari secepat mungkin, melompat tinggi, melesatkan tendangan, tersenyum saat yakin serangannya tidak akan meleset.

Pedro menangkap kaki Pedro sebelum tendangan nyaris mendarat di bahunya. Dengan gerakan sangat cepat, ia memukul perut Pedro, lantas melemparkan pria itu sekuat mungkin.

Shane terpental hingga menabrak dinding ruangan, ambruk di lantai. Ia terkejut karena serangan balasan itu berlangsung dalam kurun waktu yang sangat cepat. "Brengsek!”

Pedro berbalik perlahan, menatap Shane yang kembali bangkit. "Kau sudah kalah."

"Brengsek! Aku baru saja memulai!"

Pedro memberi tanda untuk berhenti pada Tonny.

"Apa yang kau tunggu sialan? Bertarunglah denganku sekarang juga!"

"Kau sudah kalah sejak awal."

Shane mendengkus kesal. "Brengsek! Jangan membual! Kau–”

"Kau kalah karena tidak bisa mengontrol emosimu di depan lawanmu. Amarah dan dendam memang bisa menjadi kekuatan, tetapi jika tidak digunakan dengan bijak, semua itu akan menyeretmu pada kekalahan."

"Jangan menceramahiku sialan! Kau hanya perlu bertarung denganku sekarang. Hanya karena ayahku meminjammu dari Hector, bukan berarti kau adalah sosok istimewa. Bagiku kau hanya-"

"Kau tidak akan menang jika terus berteriak seperti itu."

"Brengsek! Aku pasti akan menghabisimu!" Shane menyerang dengan membabi buta.

Pedro dapat menghindari semua serangan Shane. Saat melihat celah, ia melumpuhkan kuda-kuda Shane, lantas membantingnya ke lantai.

Pedro mengunci semua kuda-kuda Shane, tak membiarkan pria itu lolos meski terus memberontak sekuat tenaga.

"Brengsek! Lepaskan aku dan bertarunglah denganku secara adil!"

"Saat kau berhadapan, kau harus tenang dan fokus, terlepas semarah apa pun dirimu ketika berada di depan musuh. Saat kau menunjukkan emosimu di hadapan musuh, musuh akan menggunakan hal itu untuk memprovokasimu. Orang yang kehilangan fokus dan ketenangan adalah lawan yang paling mudah untuk dikalahkan. Tindakanmu saat ini adalah bukti nyata dari kata-kataku barusan."

"Tutup mulutmu!"

"Aku yakin kau bukan orang bodoh yang tidak belajar dari kesalahanmu. Dibandingkan dengan pertandingan kita di awal pertemuan, tingkahmu saat itu jauh lebih baik dibandingkan tingkahmu sekarang." Pedro perlahan mengendurkan penjagaan hingga Pedro berhasil lolos.

Pedro mundur beberapa langkah. "Ketika kau sudah tenang dan bisa mengendalikan diri, datanglah padaku untuk bertarung. Aku akan siap bertarung denganmu."

Pedro meninggalkan ruangan.

"Brengsek!" teriak Shane seraya memukul dinding. "Dia sudah menghinaku!"

Shane duduk di lantai, mengamati kedua tangannya. Ia benci mengakuinya, tetapi kata-kata Pedro barusan adalah kebenaran. Ia terlalu terbawa emosi sehingga gerakannya memiliki banyak celah.

Pedro memasuki kamar, mengawasi keadaan sekeliling. Ia melihat satu kamera pengawas di sudut ruangan. Akan tetapi, ia cukup yakin kalau masih ada kamera tersembunyi di ruangan ini.

Waktu beranjak cepat. Malam berganti menjadi pagi. Bernard, Garrick, Rick, Rome, Ben, dan Ken sudah bangun setelah beristirahat. Satu pasukan menjemput mereka dan membawa mereka menuju rumah sakit.

Bernard berada di dekat jendela, menatap tetes hujan deras yang berada di luar. Ia menatap benda segitiga di tangannya lekat-lekat. "Tanda apa ini sebenarnya?"

"Tuan Bernard, kita harus segera berangkat sekarang," ujar Garrick seraya mendekat, menatap benda segitiga di tangan Bernard.

"Aku mengerti." Bernard memasukkan benda itu ke dalam saku. "Aku harap Alexander dan pasukannya bisa mengungkap benda ini secepatnya."

"Aku yakin kita akan mengetahui benda itu secepatnya, Tuan."

Bernard, Garrick, Rick, Rome, Ben, dan Ken meninggalkan rumah sakit. Mereka memasuki mobil, pergi menuju pusat kota.

Di tempat berbeda, Cortez tengah mengawasi keadaan hutan dari atas pohon. Ia dan pasukannya masih belum bergerak meski sudah cukup lama berada di hutan.

1
Rocky
wooww ..
Semakin seru..
Glastor Roy
up
Algarib Arapah
mantap Thor.
y@y@
🌟👍🏿👍🏾👍🏿🌟
y@y@
👍🏼💥👍🏻💥👍🏼
Bima Sakti
gasss polll Thor 💪🔥🔥🔥
Rocky
Sungguh menarik Thor..
Tiap episode perburuan harta karun membuat penasaran..
Algarib Arapah
Bukan main-bukan main2 mengikuti ceritanya benar bikin terbawa arus perjuangan yg sgt mendebarkan.
Algarib Arapah
Benar2 cerita yg sangat bikin penasaran.
Bravo Thor.
ELCAPO
update
MELBOURNE
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!