NovelToon NovelToon
Reinkarnasi si Pelayan Setia

Reinkarnasi si Pelayan Setia

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Harem / Cinta Murni / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Black _Pen2024

Di istana yang berkilauan, kebohongan adalah mata uang dan darah adalah harga dari kesetiaan. Seorang pelayan setia menyaksikan dosa tak terampuni yang dilakukan sang Permaisuri—dan dibungkam selamanya.
Atau begitulah yang Permaisuri pikirkan.

Langit yang menjadi saksi pilu mengembalikan Takdir si pelyan setia, mengembalikannya dari gerbang kematian, memberinya wajah baru, identitas baru—tubuh seorang selir rendahan yang terlupakan. Dengan jiwa yang terbakar dendam dan ingatan yang tak bisa dihapus, ia harus memainkan peran sebagai wanita lemah, sambil merajut jaring konspirasi paling mematikan yang pernah ada di istana. Tujuannya bukan lagi sekadar bertahan hidup, melainkan merenggut keadilan dari singgasana tertinggi.

Setiap bisikan adalah pertaruhan. Setiap senyuman adalah topeng. Di tengah intrik berdarah antara selir dan para menteri, mampukah ia meruntuhkan kekuasaan sang Permaisuri dari bayang-bayang sebelum identitas aslinya terungkap dan ia mati untuk kedua kalinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14: Selir Xia yang Baru

Genggaman Xiao Ling pada buku harian Selir Xia mengencang, hingga buku tua itu nyaris robek. "Pintu Rahasia." Liontin Naga dan Peoni. Liontin yang melambangkan kekuasaan Permaisuri yang mencekik keindahan selir Hong. Selir Xia asli telah menorehkan petunjuk itu dengan sisa-sisa napasnya. Dia bukan hanya korban isolasi; dia adalah martir yang disengaja, dihilangkan karena dia tahu terlalu banyak.

Kini, Istana Dingin yang kumuh tidak lagi terasa seperti kuburan, tetapi seperti ruang harta karun yang dijaga. Energi amarah yang dingin memenuhi tubuh Selir Xia, memberinya postur yang kokoh dan keanggunan yang mengancam. Xiao Ling si pelayan telah mati, digantikan oleh entitas baru: Selir Xia Fei, bejana amarah dan kecerdikan yang disempurnakan oleh takdir. Dan Dendam Langit. Sungguh satu kesatuan yang sempurna.

Ia membuang jubah mandi sutra yang basah, memilih gaun paling sederhana yang ia miliki—sutra biru tua yang jarang disentuh karena kesedihan Selir Xia asli. Ia menyisir rambutnya sendiri, gerakan tangannya kini cekatan dan presisi, berbeda dari kelesuan seorang bangsawan yang terbiasa dilayani.

“Pintu Rahasia ada di Istana Dingin. Kita akan mulai dari sini,” bisik Xia, suaranya kini resonan, tidak lagi tercekik oleh keputusasaan. Ia melangkah keluar dari kamarnya, menghadapi empat pelayan yang ditugaskan di Istana Dingin, yang selama ini melakukan pekerjaan mereka dengan setengah hati, yakin bahwa tidak ada yang memperhatikan.

Pelayan utama, Mei, sedang mengunyah biji-bijian kering, matanya yang malas terbelalak ketika melihat Selir Xia berdiri di ambang pintu. Postur tubuh Xia berbeda. Bahunya tegak, dagunya terangkat, dan tatapannya yang tajam memaku Mei Lan ke lantai. Itu bukan tatapan Selir Xia yang depresi; itu adalah pandangan seorang komandan yang menghitung kerugian.

“Mei,” panggil Xia, suaranya rendah dan selembut sutra, tetapi menusuk seperti es. “Kau membersihkan kamar Raja dengan cara yang sama seperti kau membersihkan Istana Dingin ini?”

Mei Lan tersentak, menjatuhkan biji-bijiannya. “Selir Xia Fei? Apa yang Anda maksud? Kami bekerja sesuai perintah.”

“Sesuai perintah yang mana? Perintah untuk membiarkan debu setebal jari tangan menutupi setiap perabotan yang berharga?” Xia Fei melangkah maju, kakinya yang panjang bergerak dengan keanggunan dan keindahan yang baru. Ia menyentuh vas porselen di sudut yang gelap, lalu mengangkat jari telunjuknya. Jari itu hitam.

“Istana Dingin ini adalah Istana Kekaisaran, bukan kandang babi. Aku telah membiarkan kalian berleha-leha karena aku sibuk dengan urusanku sendiri,” kata Xia, kini berdiri tepat di depan Mei Lan, yang tingginya sedikit melebihi pelayan itu. “Tetapi, mulai detik ini, keadaan akan berubah.”

Mei Lan, yang terbiasa menindas Selir Xia yang lama, memberanikan diri. “Selir, dengan segala hormat, istana ini tidak pernah menerima dana atau perhatian yang cukup. Kami hanya punya empat orang ...”

“Hentikan keluhanmu.” Suara Xia menjadi sedikit lebih keras, memotong Mei Lan seperti pisau giok yang tajam. “Aku tidak peduli apakah kau hanya berempat atau sendirian. Tugasmu adalah menjaga martabat istana ini. Dan kau gagal. Kau membiarkan debu ini menjadi lambang kegagalanmu dan penghinaan terhadapku. Aku telah menanggung penghinaan Permaisuri Xiu Feng; aku tidak akan menanggung penghinaan dari pelayanku sendiri.”

Xia Fei menatap tajam ke mata Mei, mencari tanda-tanda ketakutan atau pengkhianatan. Ia tahu betul bagaimana mata-mata bekerja; sebagai pelayan pribadi selir Hong, Xiao Ling telah mengamati jaringan informasi istana selama bertahun-tahun. Mei Lan, atau salah satu dari mereka, pasti bekerja untuk Xiu Feng.

“Siapkan bak mandi air dingin. Bawa semua pakaian sutra lama milikku. Kita akan membersihkannya sekarang juga,” perintah Xia. “Dan, panggil Qing dan Lie. Aku ingin melihat catatan pengeluaran dapur selama tiga bulan terakhir.”

Qing, pelayan dapur yang gemuk, masuk dengan ekspresi terkejut. "Catatan pengeluaran, Selir? Tapi kami hanya menyimpan catatan dasar..."

“Kau akan menyiapkannya, Qing,” ujar Xia, senyum tipis terukir di bibirnya. Senyum itu tidak manis; itu adalah janji kehancuran. “Aku baru saja pulih dari sakit kepala yang parah, dan aku curiga bahwa beberapa bahan yang kubutuhkan untuk obat telah disalahgunakan. Aku ingin melihat detailnya: jumlah beras, rempah-rempah, dan jamu yang masuk dan keluar. Segera.”

Qing bergidik. Selir Xia Fei yang lama tidak pernah peduli dengan uang. Dia hanya menerima apa pun yang diberikan istana. Selir Xia Fei yang baru ini, di sisi lain, terdengar seperti seorang bendahara yang cerdas.

“Selir, ini akan memakan waktu berjam-jam,” protes Qing, nada suaranya sedikit mengandung pemberontakan.

“Maka, kau, mulailah bekerja sekarang. Aku tidak harus mengajarimu lagi kan?"

"Aku tidak akan membiarkan ada satu pun keping perak Kerajaan yang terbuang sia-sia karena kecerobohan atau, lebih buruk lagi, karena pencurian kecil-kecilan. Aku adalah Selir Kerajaan. Keuangan istana adalah kehormatanku. Kau mengerti, Qing?” Xia Fei menggerakkan bahunya, mengeluarkan aura otoritas yang begitu kuat sehingga Qing refleks membungkuk dalam-dalam.

“Mengerti, Selir,” jawab Qing, suaranya bergetar.

Xiao Ling telah memahami satu hal: di istana, kekuatan tidak hanya berasal dari gelar, tetapi dari pengetahuan dan pengendalian sumber daya. Dan Xiao Ling mulai membenahi dirinya dengan banyak pengetahuan yang ilmu yang harus dia kuasai secepatnya, dengan menuntut audit mendadak, dia tidak hanya memaksakan ketertiban, tetapi juga mengidentifikasi siapa di antara mereka yang paling panik, dan oleh karena itu, yang paling mungkin menjadi mata-mata.

Setelah para pelayan berhamburan untuk memenuhi perintahnya, Xia Fei kembali ke cermin. Ia memeriksa wajahnya. Wajah Selir Xia Fei, memiliki kecantikan klasik yang tenang, tetapi kini, mata hitamnya berkilauan dengan cahaya dendam. Ia harus mengendalikan intensitas ini. Raja Tien Long tidak akan jatuh cinta pada seorang wanita yang memancarkan aura pertumpahan darah. Raja menyukai kelembutan yang bersembunyi di balik kecerdasan. Xiao Ling menyadari hal itu....

Ia mulai berlatih. Ia berlatih tersenyum—senyum yang menyembunyikan rencana, tetapi tampak manis. Ia berlatih berjalan—langkah yang anggun, tetapi cepat, siap untuk bergerak. Ia mempraktikkan cara berbicara tentang sastra dan puisi yang ia pelajari dari Selir Hong. Serta kesenian dan kerajinan yang juga harus dia kuasai secepatnya.

“Aku adalah Selir Xia Fei, putri bangsawan yang telah lama menderita. Aku adalah jiwa yang baru lahir dari kehancuran. Aku harus memancarkan kerentanan yang menarik simpati Raja, tetapi kecerdasan yang menarik penghormatannya,” gumam Xia, mempraktikkan pose di depan cermin.

Ia harus membuat Raja Tien Long percaya bahwa ia adalah harta yang tersembunyi, yang harus dilindungi. Ini adalah peran terpenting yang pernah ia mainkan, dan panggungnya adalah Istana Naga yang dipenuhi racun.

Ketika malam tiba, Istana Dingin terasa lebih terang, meskipun lampunya sama. Xia telah memaksa pelayan membersihkan setiap sudut dan celah. Debu yang menumpuk selama berbulan-bulan telah hilang, digantikan oleh aroma kayu cedar dan rempah-rempah yang baru dibakar.

Mei Lan kembali, wajahnya pucat karena kelelahan, dan tangannya bergetar. “Selir, semua telah dibersihkan. Dan catatan pengeluaran sudah siap.”

Xia Fei mengangguk, duduk di kursi berlapis sutra yang kini terasa mulus. “Mei, kau lelah. Tidurlah. Tapi mulai besok, aku akan mengubah semua jadwalmu. Dan Qing,” Xia Fei beralih ke Qing, “Aku menemukan beberapa keanehan dalam catatan rempah-rempah. Aku ingin kau memberiku daftar semua persediaan yang kau ambil dari dapur utama tiga bulan lalu.”

Qing tersentak. Tiga bulan lalu adalah saat selir Hong meninggal, saat Xiao Ling terbunuh. Itu adalah saat Xiu Feng sedang sangat aktif meracuni selir Hong. Jika Xiu Feng menyuap Qing, itu adalah saat yang tepat.

“Aku… aku tidak ingat detailnya, Selir. Itu terlalu lama,” kata Qing, keringat dingin membasahi pelipisnya.

“Aku punya ingatan yang tajam, Qing. Dan aku akan membantumu mengingatnya. Jika ada yang hilang, itu akan menjadi masalah besar. Kau tahu, kecurigaan racun sedang beredar di istana setelah kematian selir Hong.” Xia mengamati reaksi Qing yang panik.

Qing adalah mata-mata itu. Xia Fei sangat yakin. gesturenya tak bisa menipunya.

“Baiklah, Qing. Kau boleh pergi. Tapi pastikan catatan itu ada di mejaku sebelum matahari terbit. Aku ingin tahu persis apa yang kau masukkan ke dalam ramuan Selir Hong yang malang, seandainya ada residu yang tersisa di dapur,” kata Xia Fei, melemparkan tuduhan yang terdengar santai, tetapi sangat mematikan.

Qing mundur, nyaris tersandung. Xia Fei tersenyum puas. Pertarungan pertama telah dimenangkan. Mereka takut. Mereka sekarang tahu bahwa Selir Xia Fei yang baru, tidak hanya sadar, tetapi berbahaya.

Sendirian di kamarnya, Xia Fei kembali memegang buku harian itu, matanya kembali ke sketsa liontin Naga dan Peoni.

“Pintu Rahasia,” ulangnya. Ia tahu di mana tempatnya. Di bawah lantai batu tempat Selir Xia Fei asli sering menangis, di samping perapian yang selalu kosong karena Istana Dingin tidak pernah punya cukup kayu bakar.

Xia Fei berlutut. Ia mendorong meja kecil itu dan mulai meraba-raba lantai batu yang dingin. Di sudut, ia menemukan ukiran samar yang menyerupai sepasang sayap, tanda yang hanya bisa dilihat dari sudut tertentu. Ini bukan ukiran dekoratif. Ini adalah mekanisme tersembunyi.

Ia menekan ukiran itu dengan kekuatan yang mengejutkan, dan terdengar bunyi klik mekanis yang pelan. Batu di depannya mulai bergeser, memperlihatkan sebuah ruang gelap di bawah lantai. Ruang itu kecil, dan udaranya pengap, berbau seperti tanah kering dan besi tua.

Xia Fei, menyalakan lilin, menahan napas. Ia menyorotkan cahayanya ke dalam lubang itu. Ia tidak menemukan liontin Naga dan Peoni, tetapi sebuah kotak kayu yang tertutup debu, diikat dengan rantai tipis yang berkarat.

Di atas kotak itu, terukir satu kata: Ling.

Ini adalah tempat persembunyian selir Hong. Dan isinya ditujukan kepada Xiao Ling, pelayan yang setia itu. Selir Hong, sebelum meninggal, telah mencoba menyelamatkan Xiao Ling, dan meninggalkan warisan terakhirnya.

Xiao Ling (Selir Xia Fei sekarang) menarik kotak itu keluar. Ia tidak bisa membuka kunci berkarat itu. Ia membutuhkan alat, atau, lebih baik lagi, kunci yang tepat—kunci yang mungkin tersembunyi di liontin Naga dan Peoni yang kini dimiliki oleh Xiu Feng. Atau mungkinkah liontin itu sendiri adalah kuncinya?

Saat Xia Fei mencoba menenangkan napasnya, ia mendengar langkah kaki di luar kamarnya. Langkah kaki itu pelan, hati-hati, bukan langkah pelayan yang kelelahan. Langkah kaki itu adalah milik seseorang yang memata-matai, dan dia bergerak menuju Istana Dingin.

Xia Fei dengan cepat menyembunyikan kotak itu di bawah jubahnya, berdiri tegak di samping perapian yang terbuka. Pintu geser kamarnya bergerak pelan. Sebuah siluet gelap muncul, mata-mata itu.

“Siapa di sana?” tanya Xia, suaranya tenang, tetapi tatapannya membara, siap untuk menyerang.

Mata-mata itu melangkah masuk. Itu adalah Qing, pelayan dapur, yang seharusnya sudah tidur. Qing memegang pisau kecil di tangannya, matanya liar dan penuh ketakutan.

“Selir Xia Fei … Aku tidak bisa membiarkanmu menggali masa lalu,” bisik Qing, suaranya dipenuhi ancaman dan keputusasaan yang dipaksakan oleh Xiu Feng. “Permaisuri akan membunuhku jika kau terus bertanya tentang Selir Hong. Yang seharusnya tak ada hubungannya dengan mu.Tapi kenapa kau sangat ingin tahu tentang hal itu!”

Qing berlari maju, pisau itu mengarah ke leher Xia. Ini bukan lagi intrik istana; ini adalah pertempuran hidup dan mati yang pertama bagi Selir Xia Fei yang baru siuman....

1
Ita Xiaomi
Kecerdikan utk melawan kelicikan.
Ita Xiaomi
Seramnya tinggal di lingkungan yg penuh intrik dan konspirasi.
Ita Xiaomi
Wah keren ceritanya. Menegangkan.
Ita Xiaomi: Sama-sama kk. Insyaa ALLAH. Tq kk. Berkah&Sukses selalu.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!