Ketika mimpi tidak sesuai dengan realita!
Kaira, seorang gadis sederhana, tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis ketika dinikahi oleh pria kaya keturunan bangsawan terhormat, Kairo Archipelago Attar. Pria yang selama ini tampak ramah dan penuh pesona justru menunjukkan wajah aslinya setelah mereka menikah.
Bagi Kairo, Kaira bukanlah istri—melainkan pion. Tujuannya hanya satu: membuka kedok para pengkhianat dalam keluarga bangsawan Archipelago Attar, meski harus mempertaruhkan nyawanya sendiri.
Namun, pernikahan itu menyeret Kaira ke dalam pusaran intrik, politik, dan dendam. Ia menerima penghinaan dan perlakuan kasar dari keluarga bangsawan yang membencinya. Di tengah kekacauan itu, hanya satu pertanyaan yang terus menghantui:
Apakah Kairo akhirnya akan membuka mata dan melindungi istrinya?
Atau tetap memilih mengorbankannya demi rencana yang sudah ia bangun?
“Aku menikahi mu untuk menghancurkan mereka… tapi justru aku yang hancur karena mencinta mu.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
The Royals — BAB 21
HANYA BERJAGA-JAGA
Kaira terdiam ketika dia hanya mengikuti sandiwara suaminya itu. Sembari melipat tangan di depan, Kalindi menoleh ke Raka dengan tatapan penuh ancaman sehingga pria itu nampak pasrah.
“Ya, itu terlihat romantis! Sepertinya aku harus kembali ke dalam karena ada urusan yang belum diselesaikan! permisi!” pamit Kalindi yang tersenyum kecil lalu pergi begitu saja setelah membuat gaduh kecil di sana.
Mereka semua melihat kepergian Kalindi, termasuk Lela. “Maafkan sikap ibu!” ucapnya yang dibalas senyum kecil Kaira juga Kairo.
Sementara Kalindi menggerutu dan tak ada habisnya dia memarahi raak karena salah informasi. Dna pria itu hanya diam, merasa bersalah.
“Jika lain kali kau salah lagi, maka akan aku semen hidup-hidup tubuhmu di tanah!” kesal Kalindi yang langsung membuat Raka terkejut dan meminta ampun.
Langkah Kalindi terhenti saat dia berpapasan dengan Yoona. Menantunya yang polos, jujur dan sangat membuat nya selalu pusing itu tersenyum lebar menghampirinya.
“Astaga.... Sekarang aku harus menghadapinya.” Gerutu Kalindi Dnegan wajah pasrah.
“Ibu! Sepertinya aku akhir-akhir ini melihat wajah ibu yang serius!” ujar Yoona yang kini membuat Kalindi tersenyum lebar menatapnya dengan penuh tipu muslihat.
“Benarkah?!”
“Ya! Apa itu karena masalah ibu dan ibu Kusuma?”
Senyuman Kalindi hilang mendengar ucapan menantunya yang mengatakannya terus terang.
“Masalah apa yang kau maksud?” cerca Kalindi menatap tajam, namun Yoona mush tersenyum santai menjawabnya.
“Ibu suka sekali bercanda! Aku mendengar dan melihat pertengkaran kecil kalian di kamar ibu Kusuma malam itu! Itu sebabnya ibu kini merasa bersalah kan!” jelas Yoona yang terdengar seperti wanita lugu. Namun dia benar-benar ada di sana, ya! Saat ia harus bersembunyi di kamar Kusuma malam itu.
Kalindi nampak menatap serius ke menantunya. Tatapan datar yang penuh kewaspadaan. “Apa yang kau dengar hah?” tanya nya dingin.
“Em... Aku tidak begitu dengar, tapi aku mendengar suara ibu Kusuma yang meninggi saat itu. Dia berkata kepada ibu soal ancaman dan sesuatu rahasia yang membuat Sultan Wijaya meninggal.” Jelas Yoona sungguh membuat Kalindi terdiam dan menatap lekat dirinya.
Bak menemukan mangsa baru, Kalindi berjalan mendekati Yoona. “Kalau begitu anggap saja kau lupa. Dan tutup mulutmu, jika tidak, maka aku akan meluapkan amarahku yang tidak pernah dilihat oleh siapapun.” Ucap Kalindi yang memberikan ancaman serta peringatan kecil ke Yoona sehingga wanita itu sedikit tegang dengan mata terbuka dan mengangguk faham.
“Bagus! Ayo, Raka.” Kata Kalindi yang kembali berjalan pergi bersama Raka yang setia mengikutinya.
Yoona masih berdiri ditempatnya seraya mencoba mengingat sesuatu di malam itu. Di saat dia masuk ke kamar Kusuma untuk bertemu dan menanyakan soal pakaian kepada Kusuma, namun saking paniknya karena harus masuk tanpa izin membuat nya bersembunyi di kamar mandi cukup lama.
“Aku dengar, dan pendengaran ku mais berfungsi.” Gumam Yoona yang sangat yakin kalau dia mendengar percakapan antara Kusuma dan Kalindi yang cukup serius.
Sementara di lorong mansion usai menemui teman-teman Lela. Kini tak ada lagi sandiwara, Kaira berjalan sejajar dengan suaminya, mungkin sedikit kebelakang.
“Jangan anggap serius. ciuman tadi hanya pengecoh saja.” Jelas Kairo si pria berkemeja hitam yang benar-benar membuat Kaira kesal
“Aku tahu.” Balas Kaira yang mulai berjalan lebih cepat sehingga melewati suaminya dan masuk ke dalam kamar lebih dulu.
pria itu menghentikan langkah dan menatap istrinya yang nampak seperti seseorang yang sedang marah penuh kekesalan yang tertahan. Tentu, dia juga ikut masuk, namun mata tajamnya masih menyorot ke wanita yang kini mengenakan dress hitam selutut dengan rambut tergerai indah.
“Besok aku akan keluar, aku akan pergi ke rumah ibuku. Setuju ataupun tidak, aku akan keluar.“ Kata Kaira dengan sedikit ketus.
Seolah tak mempedulikan nya, Kairo hanya diam dan mulai menuangkan beer di gelas kaca untuk ia nikmati. “Terserah.” Balasnya dengan pasrah.
Tak ingin berlama-lama marah, Kaira langsung mengganti pakaiannya di ruang ganti, saat dia keluar, lagi dan lagi ia dikejutkan oleh Kairo yang kini melepas kemeja hitamnya dengan santai saat kontak mata mereka saling bertemu.
“Apa yang kau lihat?” tegasnya dengan suara yang santai.
“Tidak ada.” Balas Kaira segera naik ke kasur saat pria itu mengenakan sebuah kaos hitam dan masuk ke ruang ganti beberapa saat usai mengganti celananya.
Bukanya keluar dari kamar seperti malam-malam sebelumnya. Kini Kaira yang duduk menyamping, merasakan gerakan pada kasur empuknya, sehingga dia menoleh ke belakang dan melihat Kairo tidur terlentang dengan satu tangan kiri ia jadikan bantalan sendiri sambil memejamkan matanya.
Dengan penuh pertanyaan, namun Kaira memilih diam karena dia tak mau salah bicara. Dia tahu Kairo tidak akan menyukainya.
“Ada seseorang yang curiga, mereka pasti akan memantau malam ini.” Kata Kairo yang kini dimengerti oleh Kaira.
Benar bukan, pria itu tidur di sampingnya bukan karena dia mulai mencintai istrinya, melainkan agar tidak menimbulkan kecurigaan kepada siapapun lagi terutama Kalindi.
Kaira kembali berbalik dengan wajah lesu ia pasrah dan mulai memejamkan matanya. Meski tidur satu ranjang, rasanya seperti tidur bersama orang asing. Jika kalian bertanya kenapa Kairo tidak tidur di sofa? Karena dia tak pernah tiduran di sofa, itu sebabnya dia lebih memilih tidur di kamar lain yang penting di atas kasur.
...***...
“Semuanya lancar. Namun agak sedikit sulit pergi ke pulau itu jika di siang hari maupun malam.” Jelas Caesar yang saat ini duduk di sofa seraya berbaring miring dengan siku tangan sebagai penopang tubuhnya.
Kalindi yang baru saja meneguk beer nya, dia menatap penuh tanya ke putranya yang juga menikmati beer mereka.
“Kenapa sulit? Lakukan seperti yang biasa kau lakukan. Jangan sampai berhenti, itu juga pemasokan kita untuk tetap menjaga keuangan dengan stabil!” jelas Kalindi tersenyum kecil.
Caesar terdiam hingga dia duduk. “Ada seseorang yang akhir-akhir seperti memantau ku ke pelabuhan. Sangat sulit bergerak jika aku teruskan.” Jelas Caesar yang kali ini membuat Kalindi berkerut alis dan langsung meletakkan gelas kecilnya dia atas meja.
“Siapa? Siapa yang membuntuti mu? Apa mereka sudah tahu sesuatu tentang bisnis kita yang ilegal itu?”
“Aku tidak yakin.”
“Kalau begitu segera cari orang itu sebelum publik akan tahu.” Tegas Kalindi yang suaranya hampir meledak karena panik, sehingga wajahnya memerah, efek dari minuman juga.
“Itu tidak semudah kita menanam ganja, Ibu. Aku rasa mereka juga memiliki pengaruh.” kata Caesar yang semakin membuat Kalindi panik dan bingung harus apa selain minum beer saat ini untuk menghilangkan stress.
...°°°...
Hai Guyssss!!!!! guyss, saya membutuhkan bantuan saya, untuk tambahan semangat. Saat ini saya sedang badmood, tolong hibur saya dengan melihat kebaikan kalian kepada novelku 😁 uyyyy, tidak ada pemaksaan, hanya sekedar mengingatkan saja 🥹
Jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya!!!!
Thanks and See Ya ^•^
Trus u Kaira jg dibiat menye2 lah karakternya. Calon istri sultan harus badas dan cerdik bukan malah senyum2 sendiri blm2 bayangin anak sultan
apakah kalindi memenjarakan seseorang..
jd musuh yg sebenarnya kalindi & raziq anggota keraja,an sendirikah???
kaira mencari tahu krn merasa di sudutkan oleh kelg suaminya & bahkan suami nya jg menyuruh nya mencari dalang kematian ibu nya ..
kaira itu sebenarnya tegas & pemberani..
cuman dia kesal karena merasa kairo memanfa,atkan nya 🙂🤣😂😍🫢🤭