NovelToon NovelToon
The Price Of Affair

The Price Of Affair

Status: tamat
Genre:Poligami / Selingkuh / Pelakor / Suami Tak Berguna / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Sinopsis

Arumi Nadine, seorang wanita cerdas dan lembut, menjalani rumah tangga yang dia yakini bahagia bersama Hans, pria yang selama ini ia percayai sepenuh hati. Namun segalanya runtuh ketika Arumi memergoki suaminya berselingkuh.

Namun setelah perceraiannya dengan Hans, takdir justru mempertemukannya dengan seorang pria asing dalam situasi yang tidak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab: 21

Gedung Pengadilan Agama, Siang Hari

Pintu ruang sidang terbuka perlahan. Arumi melangkah keluar, diiringi langkah tenang namun berat. Di tangannya ada map berisi salinan keputusan cerai, bukti bahwa pernikahannya dengan Hansel resmi berakhir.

Ia berhenti sejenak di koridor, menarik napas panjang, membiarkan udara memenuhi paru-parunya yang selama ini terasa sesak. Lalu, ia hembuskan perlahan, bersamaan dengan rasa lega yang mulai tumbuh di dadanya.

Dari arah bangku tunggu, Hilda berdiri dan menghampirinya. “Gimana?” tanyanya pelan.

“Sudah berakhir,” jawab Arumi. Suaranya pelan, tapi tegas.

Hilda melemparkan senyum, matanya menatap Arumi penuh kekaguman.

Mereka berdua berjalan menyusuri lorong menuju pintu keluar gedung pengadilan. Saat melangkah menuruni anak tangga, tiba-tiba suara cemohan yang sangat familiar terdengar dari sisi kanan.

“Lihat, akhirnya kamu sadar juga, ya. Tahu diri juga, perempuan nggak tahu malu.”

Lisa berdiri dengan kacamata hitam bertengger di wajahnya, tangan menyilang di dada. Di sampingnya berdiri Nayla, mengenakan dress ketat dengan senyum sinis.

Langkah Arumi terhenti. Ia menatap mereka berdua, tidak dengan amarah, tapi dengan sorot mata dingin dan datar. Tidak ada lagi luka di sana. Tidak ada rasa takut. Hanya kelelahan yang akhirnya menemukan ujung.

“Bu Lisa,” ucapnya pelan namun jelas. “Hubungan saya dan Anda sudah berakhir. Jadi sebaiknya Anda menjaga ucapan Anda.”

Lisa menyipitkan mata. “Berani juga kamu sekarang, ya?”

“Saya tidak sedang cari ribut,” lanjut Arumi, “tapi saya tidak akan diam saat harga diri saya diinjak-injak. Saya bukan bagian dari keluarga Anda lagi. Mulai sekarang, ucapan Anda tidak punya hak atas hidup saya.”

Nayla hendak menyela, tapi Hilda melangkah maju, berdiri di samping Arumi.

“Kalau kamu masih punya sisa rasa malu, Nay, seharusnya kamu diam,” kata Hilda tajam. “Selamat menikmati laki-laki yang kamu rebut dari hasil mengkhianati sahabatmu.”

Nayla memalingkan wajah, pura-pura tidak mendengar.

Dan saat itu Hansel tiba, kemejanya setengah kusut, dasinya sudah dilepas dan hanya menggantung longgar di leher.

Sejenak tak ada yang bicara. Hanya keheningan, dan denting waktu yang seolah menggantung di antara mereka.

Hansel melangkah pelan mendekati Arumi, tapi Hilda bergeser sedikit, secara tidak langsung memberi batas.

“Rum.” suara Hansel serak. “Boleh kita bicara sebentar?” katanya.

"Untuk apa kamu bicara lagi sama dia? Kamu nggak perlu merasa bersalah, Hansel," kata Lisa sambil melipat tangan di dada. "Menceraikan perempuan mandul itu adalah keputusan yang tepat."

Hansel menatap ibunya, wajahnya mengeras. “Cukup, Bu.”

Dan, itu membuat Lisa diam.

"Boleh kita bicara sebentar." Kata Hansel kembali.

Arumi menatap Hansel, wajahnya tenang. Datar. Hampir tanpa ekspresi. Lalu ia mengangguk pelan.

“Satu menit,” jawabnya singkat.

Hansel mendekat beberapa langkah. Mereka kini hanya terpisah sekitar satu meter.

"Aku minta maaf," ucap Hansel, suaranya pelan, nyaris tenggelam oleh angin siang. Matanya menatap Arumi yang kini berdiri tegak, tanpa sedikit pun goyah. "Maaf atas semuanya."

Arumi menatapnya lama, pandangannya tenang, tapi bukan lagi penuh luka seperti dulu.

“Nggak perlu minta maaf,” jawab Arumi lembut, tapi tegas. “Semua sudah berakhir.”

Hansel menunduk, bibirnya bergetar seperti ingin mengatakan sesuatu lagi, tapi tak ada kata yang cukup untuk memperbaiki apa yang sudah hancur.

“Aku doakan,” ucap Arumi kini menatap Nayla, “kamu bahagia dengan dia.”

“Aku doakan,” ucap Arumi kini menatap Nayla, sorot matanya teduh namun tajam, “kamu bahagia dengan dia.”

Nayla sempat tersentak, tak menyangka akan diberi doa, bukan hinaan. Namun kalimat itu terasa lebih menusuk dibanding umpatan apa pun.

“Karena kalau kamu nggak bahagia setelah semua yang kamu hancurkan,” Arumi melanjutkan dengan senyum tipis, “maka semua ini sia-sia, kan?”

"Tenang saja, aku dan Hansel pasti akan bahagia," ujar Nayla dengan senyum menyebalkan, suaranya manis tapi menusuk. Ia mengaitkan tangannya di lengan Hansel, lalu menatap Arumi dengan sorot mata penuh kemenangan, seolah ingin menunjukkan bahwa dirinya adalah pemenang dalam drama ini.

"Dasar jalang!" umpat Hilda tajam, matanya menyipit penuh amarah. Tangannya mengepal, menahan diri agar tidak melayangkan tamparan ke wajah Nayla yang masih saja tersenyum pongah.

Tapi, Nayla tak menggubris hardikan itu, dia masih tersenyum ke arah Arumi tanpa malu.

"Ayo, Hil," ucap Arumi pelan, namun tegas. Ia menarik napas panjang, napas terakhir sebelum benar-benar pergi dari masa lalunya.

Langkahnya mantap, kepalanya tegak. Bukan lagi perempuan yang dulu menunduk karena luka dan penghinaan. Hari ini, beban itu sudah dilepas. Luka itu memang pernah menyayat, tapi kini telah menjadi bekas. Dan bekas itu pasti akan sembuh, pelan-pelan.

Hilda mengikuti di sampingnya, menoleh sekilas ke belakang dengan tatapan tajam sebelum keduanya berjalan meninggalkan halaman pengadilan meninggalkan semua yang tak lagi layak dipertahankan.

****

Di dalam mobil...

“Pengen kucabik-cabik tuh perempuan jalang rasanya,” geramnya, rahangnya mengeras.

Arumi yang duduk di samping hanya tersenyum tipis. Matanya menatap ke depan, tenang, seolah badai yang barusan menerpanya sudah lewat.

“Biarin aja, Hil.”

Hilda mendengus pelan, matanya masih menatap ke jalan dengan alis berkerut. “Tapi liat muka bangganya itu, kayak nggak punya dosa! Sumpah, Rum, heran deh, kenapa dulu kita sampai tertipu sama kepolosan tai yang dia perlihatkan, ya.”

Arumi tertawa kecil, nada getir terdengar samar. “Kamu sih, kenalnya pas kuliah aja, Hil. Nah, aku? Dari SMA. Aku bahkan, mengira jika itu bukan dia.”

Hilda melirik ke arah Arumi dengan ekspresi setengah iba, setengah kagum. “Tapi, kamu hebat loh, Rum. Bisa-bisanya waktu pertama kali kita liat si jalang itu di hotel, kamu nggak jambak dia. Kalau aku yang digituin, udah kujambak, kuseret keluar dari gedung hotel, sumpah.”

Arumi tersenyum miris. “Harusnya kamu lakuin itu, buat mewakili aku.”

Hilda terkekeh. “Aku juga nggak kepikiran sih waktu itu. Soalnya, kaget banget. Perempuan yang selama ini kita kenal baik-baik, ternyata bisa berbuat sejahat itu.”

“Puber terlambat kayaknya,” celetuk Arumi.

Keduanya pun tertawa, tawa yang ringan tapi juga getir. Seolah meluruhkan sisa-sisa beban yang masih menggantung di hati, dan perlahan menggantinya dengan keberanian untuk melangkah ke depan.

******

Support author dengan like, komen dan subscribe cerita ini ya, biar author semangat up-nya. Terima kasih....

1
kimiatie
buat apa Arumi ikut...pelik juga ini arumi
Surati
bagus ceritanya 👍🙏🏻 semangat thor 💪👍
kimiatie
Arumi tidak mabuk hamil lagi??
Woro Wardani
😍
Rosita Tumbelaka
Aq paling benci perselingkuhan... Arumi benar cerai aja itu yg terbaik
Lala lala
aku malah focus sama hilda dan arumi.. bangun tidur langsung nemuin tamu buka pintu apa gak bau busuk nafasnya 🤣
soalnya tdk diceritakan mereka cuci muka dan minum segelas air 🤭
Lala lala
Koq aneh sih author..
tafi soal no hotel yg tdk sesuai..lantai 5 malah no 1209..hrsnya 509 sesuai lantai berapa..
ini skrg hamil telat 1 minggu malah dibilang hamil 2 minggu..biasanya umur kehamilan dihitung bulan terakhir dia dpt haid tgl brp..maka usia kandungan sdh 5 minggu..
coba googling dl jika blm paham..jd tdk rancu membingungkan pembaca..kritik demi kebaikan...
dan soal teat kehamilan kan pake test peck urine ada garis dua, koq sdh bs tau umur kandungan...apakah sdh USG, apa sy terlewat membaca soal Usg ya..
biasa klo saya ke dokter kandungan ditanya2 jika ada tanda telat haid dan mual langsung disuruh periksa Usg utk jmn now..
test urine mah di rumah aja
Lala lala
apaalha mabuk2an tidur sm pria asing..alkkhol itu jelek mbuat yg waras jd gila..yg santun jd bejad.
sembarang lelaki bs nidurin saat mabuk..klo kena penyakit kelamin atau hiv br nyesel..kyk novel ala barat aja nih..
ntar hamil anak ceo pl
Lala lala
sekedar info ya thor..hotel atau lainnya menggunakan nomor sesuai tingkat bangunan..misal 1209 berati kamarnya dilantai 12 no 09 bukan malah lantai 5.
misal lantai 5 hrsnya kamarnya no 509 yaitu lantai 5 ruang no 09
Moh Sultan abdurrahman
bagus ceritanya
Marina Bunga
fix othor blm pengalaman 🤣. kalo udah telat seminggu berarti udah hamil 5 Minggu itu. dihitung dr haid hari pertama terakhir
Marina Bunga
Hilda
Akbar Razaq
sayang sekali Hansel.kesalahan yg pernah kau lakukan bukannya intropeksi diri tp.setan sdh menguasai nafsu serakah dan.ketidaknsabaranmu.Andai kau bs sabar dan sadar
Moh Sultan abdurrahman
Tess
Moh Sultan abdurrahman
tes
🎀fez🎀
semangat thor
Akbar Razaq
Lalu apa.kabar dg mama Lisa yg sombong macam Nayla harusnya dia melihat kehancuran putra kebangganya.
Akbar Razaq
begitulah laki laki dia jg penyulut api tp bila terbakar maka patner yg ia salahkan.
Mora
Strategi yang biasa banget gampang dibaca pihak lawan di dunia bisnis !!
Mora
Banyak novel bagus pemeran utamanya sengsara tapi enak di baca karena penulisannya apik alurnya bagus ga gampang ditebak bab pet bab
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!