NovelToon NovelToon
THE ETERNAL QUEEN

THE ETERNAL QUEEN

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Menjadi NPC
Popularitas:457
Nilai: 5
Nama Author: Yuuuki

Aku mengingat semua kehidupanku, tapi yang pasti aku tidak ingat kehidupan pertamaku, dan firasatku aku buka mahkluk bumi ini, siapa aku?
Lagi lagi aku menjadi seperti ini, terjebak di putaran dunia. kehidupan ku yang ke 1002
Besok ngapain ya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuuuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19: Kepulangan, Laporan

Hari ini Papa dan Mama sudah sampai di kediaman.

Hari berjalan dengan normal, aku mengambil bahan-bahan yang sudah disiapkan oleh Bii beberapa waktu lalu. Bersama Cora, aku memutuskan untuk membuat minuman hangat.

Kali ini, minuman hangat itu dibuat dengan bahan utama jahe. Setelah memarut jahe dan mencampurnya dengan madu serta sedikit kayu manis, aroma hangat langsung memenuhi dapur.

“Cora, tolong aduk perlahan. Jangan sampai mendidih terlalu lama, nanti rasanya jadi terlalu pedas,” kataku sambil menyiapkan cangkir-cangkir kecil.

“Baik, Koki Tertinggi Lilac!” jawab Cora riang, meskipun sedikit kebanyakan menuang madu dan membuatku menatapnya dengan alis terangkat.

“Cora…” aku mendesah pelan.

“Maaf, tapi aku yakin Papa dan Mama suka yang manis!” katanya sambil tertawa.

Tak lama kemudian, aku dan Cora membawa baki berisi enam cangkir minuman hangat. Papa dan Mama sedang duduk di ruang tamu, sementara Luca dan Li ada di sana, terlihat tengah membaca sambil bercanda.

“Papa, Mama,” aku berkata sambil tersenyum

 “ini minuman hangat buatan kami. Cocok untuk mengusir lelah.”

Papa menatapku dengan mata lembut, menerima cangkir itu.

“Ah, Lilac… kamu membuatnya sendiri?”

“Bersama Cora,” jawabku sambil menepuk bahu Cora.

Mama menyeruput perlahan. “Rasanya pas. Ada rasa jahe dan manisnya pas sekali. Kamu selalu tahu bagaimana membuat rumah ini terasa hangat, Lilac.”

Luca ikut mencicipi. “Uwaah, ini lebih enak dari yang biasa dibuat kepala pelayan!”

“Jangan bilang begitu di depan kepala pelayan,” sahut Li dengan wajah serius tapi bibirnya melengkung menahan tawa.

"Bagaimana bisa kemampuan saya disamakan oleh Nona Muda kediaman" Ucap Kepala Pelayan bangga

"Jangan seperti itu, didapur masih ada 2 panci nanti diminum ya sama pelayan lain" Ucapku

"Baik, terimakasih lady"

"Selama seminggu apa yang kalian lakukan dirumah?"Ucap Papa

"Kami bermain lalu kaisar datang dan kami belajar" Ucap cora singkat dengan Pd nya

"Oh ya? Askar datang?"Ucap Mama pada kepala pelayan

"Ya nyonya, 1 hari setelah anda pergi. Kaisar, Permaisuri dan Pangeran Mahkota menginapnya 3 Hari lalu pulang. Mereka membantu merawat Tuan muda dan Nona muda"

"Hoo, kita harus berterimakasih padanya sayang" Ucap Mama pada Papa

"Ya"

"Ihhh, Cora juga mau Oleh oleh" Ucap cora dan ditatap harap oleh anak anak lainnya

"Hihihi, nanti ya anak anak mama" Ucap Mama dengan bahagia

"Kalau begitu kami masuk dulu yaa" Ucap mereka kembali ke kamar masing masing

.

.

.

"Hari pertama setelah kepergian Tuan dan Nyonya. Lady lilac belajar berpedang dengan Tuan muda Li, mereka belajar mengenai Pedang sihir yang digabungkan Aura. Lady Lilac sendiri yang mengajari Tuan muda li.

Tak lama kemudian setelah makan siang Lady lilac mengajak ke kolam belakang dan mengajari berseluncur di kolam namun Lady Cora membekukan Seluruh kediaman dengan es dan berseluncur di sekeliling kediaman. Hal tersebut membuat kediaman sangat amat dingin

Lady lilac memberi sihir penghangat didalam kediaman, lalu lady cora membuat makanan buat kami. Karena diluar mereka bertarung dengan pedang aura dan sihir berakhir lady lilac memberikan sihir pelindung pada kediaman. Kediaman sedikit berguncang.

Kaisar dan keluarga datang, disini bisa dilihat mereka sangat bersemangat termasuk tuan muda li yang menunjukkan ekspresi excited nya saat melawan lady lilac. Lady lilac dengan reflek menyerang dan melindungi saat kaisar hampir terkena serangan sihir lady cora.

Tak lama Pangeran Mahkota masuk kedalam permainan mereka.

Mereka makan bersama, disini lady lilac mengajari lady cora duduk dilantai sambil makan, dan mereka tidur bersama di kamar tamu milik Putra Mahkota. Itu hari Pertama"

"Hari ke dua, kaisar minta diajarin Cara membuat sihir penghangat dari Batu sihir, disini Lady cora menunjukkan rasa khawatirnya terhadap Lady lilac mengenai ketakutan akan dunia luar. Disini interaksi Kaisar dan permaisuri terhadap kedua lady sangat hangat. Mereka juga terlihat sangat menginginkan anak perempuan dari interaksi ini. Lalu mereka sempat membahas Academy dan sepertinya lady lilac tertarik mendaftar Academy dengan hasil kerjanya sendiri"

"Hari ke tiga, lady lilac dan lady cora membuat kolam panas dibelakang, mereka memasukkan diri kedalam kolam dingin dan menyalurkan mana hingga membuat kolam itu panas, itu juga menggemparkan kaisar dan permaisuri. Kaisar dan permaisuri juga ikut mencoba kolam itu, tampaknya mereka sangat menyukai Kolam itu"

"Hari selanjutnya lady lilac kedatangan pengelana bernama Hermes. Saya tidak tahu apa yang mereka katakan, tetapi sepertinya lady Lilac menanganinya dengan baik hingga pengelana itu tidak bisa berkata kata. Keesokan harinya mereka belajar untuk mempersiapkan diri masuk Academy,

Mereka makan, sambil membaca buku melayang. Herannya tuan li tidak terganggu dengan sihir dan membaca dengan buku melayang"

"Hari hari dilalui dengan belajar dan belajar"

Archduke dan Archduchess mendengar itu melongo kaget, mereka tidak tahu anaknya se bar bar itu dan se-semangat itu

Ruang kerja Archduke mendadak hening. Archduke Alexsander, menatap kepala pelayan dengan mata sedikit melebar, seolah tidak percaya apa yang baru saja ia dengar.

“Apa? Lilac mengajarkan pedang aura, pada Li?? (Seorang Li?)” suaranya rendah tapi mengandung keterkejutan.

Kepala pelayan menunduk dalam.

“Ya, Tuan, Lady Lilac memimpin latihan, dan... Tuan Muda Li terlihat sangat menikmati.”

Archduches menutup mulutnya dengan tangan, setengah terkejut, setengah bangga. “Astaga… anak itu… sejak kapan Lilac berani melawan Li dengan pedang aura? Dan bahkan… mengajari Cora sihir?”

“Bukan hanya itu, Nyonya,” sambung kepala pelayan hati-hati.

“Lady Cora membekukan seluruh kediaman untuk berseluncur. Untung Lady Lilac memberi sihir penghangat, kalau tidak, mungkin kita akan membeku saat kembali.”

Papa memijit pelipisnya. “Lila...Cora… aku meninggalkan kalian hanya beberapa hari, dan kalian sudah mengubah rumah ini jadi arena perang sihir?” Ia heran mereka ni anaknya atau bukan

Mama menahan tawa. “Jangan marahi dia, Sayang. Justru aku merasa… ini pertama kalinya anak anak terlihat hidup terutama lilac, penuh semangat. Kau dengar sendiri tadi, bahkan Kaisar dan Permaisuri ikut bermain bersama mereka.”

Papa menghela napas panjang. “Itu justru masalahnya… Lilac melawan Kaisar?! Bagaimana kalau dia—”

“Kau dengar, kan? Dia melindungi Kaisar dari sihir Cora,” potong Mama cepat. “Itu bukti instingnya tajam. Aku justru bangga.” Mama tak bisa menahan senyum bangga nya ketika mendengar kabar itu

Archduke hanya terdiam, menatap keluar jendela sejenak, lalu kembali pada kepala pelayan.

“Lalu… kolam panas? Batu sihir penghangat? Buku melayang sambil makan? Mereka mengajari Pangeran Mahkota ikut berseluncur??”

Kepala pelayan mengangguk. “Semua benar adanya, Tuan.”

Mama tak dapat menahan senyumnya. “Sepertinya anak-anak kita lebih kreatif dari yang kita kira. Lilac benar-benar berubah.”

“Bukan hanya berubah…” Papa menarik napas dalam.

“Dia seperti… calon Archduchess sejati.”

Kemudian, dengan nada setengah kesal tapi juga bangga, ia menambahkan, “Tapi tetap saja… membekukan seluruh kediaman?! Itu keterlaluan!”

TOK TOK TOK

Tak lama setelah percakapan itu, Lilac masuk ke ruang tamu sambil membawa baki berisi kue hangat. Cora mengikuti di belakang, memeluk bantal kecil sambil tersenyum malu.

“Papa, Mama, ini kue jahe. Cocok dimakan dengan teh” kata Lilac tenang, meletakkan baki di atas meja.

Papa dan Mama saling melirik. Ada rasa bangga bercampur heran di mata mereka.

“Lilac,” panggil Papa, suaranya lembut tapi mengandung rasa ingin tahu.

“Kami mendengar… kau mengajari Li pedang aura? Dan bahkan melindungi Kaisar dari sihir Cora?”

Lilac menoleh cepat, sedikit kaget.

 “Oh… itu hanya latihan kecil, Papa. Aku tidak suka jika kakak li hanya mengandalkan auranya saja padahal dia bisa sihir, jadi… aku mencoba menggabungkan pedang sihir dengan aura dasar. Itu lebih efisien.”

Mama tersenyum tipis. “Dan tentang membekukan seluruh kediaman untuk berseluncur? Apa itu… ide Cora?”

“Ehehe…” Cora mengangkat tangan pelan.

 “Itu ideku, tapi Lilac yang menyiapkan penghangat. Kalau tidak… mungkin semua pelayan sudah kabur.”

Papa menahan tawa, memandang Lilac dengan tatapan lembut.

“Kau… benar-benar seperti ibumu waktu muda. Selalu penuh ide dan sulit ditebak. Papa bangga, Lilac, cora. Tapi… jangan terlalu memaksa dirimu, ya?”

Lilac mengangguk pelan dan cora hanya tersenyum

“Tidak, Papa. Aku hanya… ingin semua orang di rumah ini merasa nyaman dan belajar bersama. Lagipula, aku harus melatih diri sebelum masuk Academy nanti.”

Mama tersenyum hangat, meraih tangan Lilac.

 “Jika itu yang kau inginkan, Mama akan mendukungmu sepenuhnya.”

Cora menepuk bahu Lilac dengan bangga. “Lihat? Aku bilang juga, Papa dan Mama pasti senang mendengarnya!”

Papa kemudian mengambil satu kue, menggigitnya, lalu berkata dengan nada bercanda, “Tapi kalau kau ingin membekukan rumah ini lagi, beri tahu Papa dulu. Papa juga mau ikut seluncur.”

"WOH! KAN! AYO BESOK LAGI" Teriak cora di sebelahku dengan semangat

Semua tertawa bersama, membuat suasana ruang tamu semakin hangat.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!