NovelToon NovelToon
Pemain 999

Pemain 999

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / TKP / Romansa / Trauma masa lalu / Permainan Kematian
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Halo Haiyo

Marina Yuana Tia, dia menyelesaikan permainan mematikan, dan keluar sendiri dalam waktu sepuluh tahun, tetapi di dunia nyata hanya berlangsung dua minggu saja.

Marina sangat dendam dan dia harus menguak bagaimana dan siapa yang membuat permainan mematikan itu, dia harus memegang teguh janji dia dengan teman-temannya dulu yang sudah mati, tapi tak diingat keluarga mereka.

Apakah Marina bisa? Atau...

ayo baca guys

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Halo Haiyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28. Tantangan?

Bab 28

Pintu rumah ia buka, Marina baru pulang dan dia merasa sekujur tubuhnya sakit. Benar-benar kejadian yang tak dia ketahui hari ini banyak sekali ingin dia ketahui, hari ini dia berjalan ke papan meja belajar.

Dia menarik lampu belajarnya, hingga menerangi seluruh tulisan yang dia buat.

"Berapa tahun yang sudah Gevan habiskan disana, apakah sangat lama? "

"Aku tak bisa menunggu lagi, dia harus memberitahuku secepatnya. "

"Hanya dia satu-satunya jalanku. "

Tadi... Sepanjang jalan, Marina menaiki bus dia melihat disepanjang sisi kiri dan kanannya banyak sekali orang-orang memiliki batas waktu sisa hidup mereka, dia melihat mereka satu persatu, lalu kehilangan mereka yang sudah turun dahuluan.

Dimensi waktu yang berbeda.

Marina menandai bagian itu dengan spidol merah. Dia menipiskan alis, mengecilkan dahi.

Dia sentuh nota yang ia catat, berkutat dalam-dalam. "Bagaimana caraku agar aku bisa sekuat mereka, bagaimana caranya... "

"Aku tak mau diam saja, menikmati kemenangan... Semua orang membutuhkanku, "

Lalu dia merobek salah satu bagian yang tak penting lalu di buang ke tong sampah.

.

.

.

"Aku gak nyangka, ujiannya bakal tiba!!! "

"Aduh, mana belum sempat belajar banyak nih. "

"Ya udah kita belajar bersama gimana? "

"Ayuk! "

"Ke rumah siapa?! Pokoknya di setiap rumahnya harus ada sosis kanzlier! "

"Iyeuh enak kali, gimana yang ortunya gak punya duit coba, "

Marina tertidur, dia hampir menjatuhkan kepalanya kalau saja tidak ditangkap oleh tangan Hana.

"Aduh, dia tidur nyenyak, tuan putri~tuan putri~"

Kling~

"Hm? "

"Kenapa dia chat aku? "

"Ck, "

"Aku gak butuh kamu lagi! Jangan kirim pesan aku! " Kata Hana membalas pesan dari mantan pacarnya, ya sejak mereka putus hanya lebih dari 1 minggu saja pacarnya sudah kegatelan, tanya ini, tanya itu.

'Dia pasti mau minta uang ke aku, uang kemarin aja belum dibayar... Ck, '

"Jangan chat-chat aku lagi, atau enggak aku blokir ini! " Serunya keras sampai teman kelasnya terkejut, mereka heran dengan Hana yang Ngomong-ngomong sendiri.

Hana ingin segera memiliki pacar, ingin sekali.

Dia menggoyang tubuh Marina yang tertidur nyenyak, semalam dia dipenuhi oleh inventigasinya sendiri.

"Marina... Marina... "

"Eungh-"

"Apa? "

"Tolongin aku... "

"Apa? "

Tanya Marina datar, gadis itu tak tertarik mendengar curhatan sama sekalipun. Dalam hidupnya, hati miliknya ini sudah bukan gadis lagi walau umurnya masih sama sejak sebelum permainan, masih remaja.

"Marina lihat deh, kamu punya saran gak... Aku kesel banget sama mantan aku, "

"Dia terus ganggu aku tau gak! Ihhh kesel! Kesel! Kesell!!! "

Marina terbangun, dia melihat ke arah Hana. Dia menawarkan bolpoint pada temannya, Hana terheran kenapa ditawarkan pulpen.

"Kenapa ini dikasih ke aku? "

"Kau tidak mau diganggu mantanmu? "

"Iya! " Jawab Hana cepat, dia melihat ke arah pulpen yang ia genggam. "Masa aku harus nulis surat buat dia jangan deket-deket? "

"Begitu? "

"Colok matanya. "

"Ap-apa? "

"Oh kurang ya? "

Tidak bukan begitu, Hana tidak tau maksudnya. Kenapa tiba-tiba jadi ditawarkan adegan mengerikan seperti itu? Hana paling takut dengan darah.

Marina berpikir, dia ambil pulpen dari genggamannya. "Marina... Apa yang mau kamu lakukan... "

"Tak bisa? Biar aku saja, kau mau bagaimana? Ku potong jarinya? Ku tusuk lehernya? Atau... Mencongkel kedua mata mantan pacarmu? "

"Eh-eh... "

"Hei kalian berdua... Lagi senggang gak? " Tiba-tiba mereka berdua kedatangan teman kelas perempuan mereka, namanya Vivi. Dia adalah yang paling eksis disini, suka merawat kuku bahkan memakai make-up cantik di sekolah.

"Hana... Katamu lagi cari laki-laki kan? "

"Oh... Kok tau? "

"Jangan-jangan kamu cenayang? "

"Gak lah, cuma... Aku tau solusinya, "

Kata Vivi, dia bergaya slay sambil memangku dagu. Tapi Marina yang diam-diam akan pergi malah tak jadi karena Vivi langsung menegurnya, "kamu juga Marina, harus ikut juga, ini double kencan sama sekolah sebelah, "

"APA?!! " seru Hana, dia paling semangat dengan namanya kencan ganda, apalagi mereka belum pernah ketemu bisa saling kenalan.

Vivi juga mengajak pentolannya, "kalau gitu nanti jam dua sore? "

"Gimana? "

Hana melihat Marina, dia menghampirinya. "Ayo temani aku... " Sambil memasang mata berkaca-kaca.

"Aku-"

"Please... "

"Ak-"

"Aku ada kerja part time, gak bisa. "

Vivi menghampiri keduanya, dia melihat looking Marina dari atas sampai bawah, sebenarnya tak menarik sama sekali tapi anggotanya kurang untuk diajak pertemuan.

"Lihatlah tampangmu Marina, kau gak pernah ngaca akhir-akhir ini? "

"Rambut seperti gendruwo, "

"Bibir pecah-pecah, "

"Please deh... Apa kamu punya pacar dengan penampilan seperti ini? Nanti sekolah sebelah tambah ilfeel lagi. "

Marina melihat penampilannya sendiri, baginya itu sudah cukup. Apa yang kurang darinya?

"Aku memang tak pernah bercermin, memakai make-up tebal, dan suka merias kuku, " Sindir nya tanpa sadar kena sasaran langsung ke Vivi.

Dia jadi emosi, Hana yang tau situasi segera menenangkan perempuan itu.

Marina tak memberikan pandangannya padanya, Vivi dibuat kesal, dia menghentakkan kakinya ke lantai.

"Oh sure, kau nantang? "

"Kalau gitu, kita lihat siapa yang paling dipandang cowok-cowok nanti? Aku atau kamu! Well, secara keterampilan tentunya aku dong, "

"Vi-vi... Sudah... "

Marina menatap tajam, dia tak terlalu tertarik sama sekali. Dia berjalan pergi begitu saja, tapi di ambang pintu Vivi segera mengancamnya bahkan ancaman itu tentu membuatnya berhenti di ambang pintu kelas.

"Oh! Kalau gitu Marina! Kau kutantang penampilan paling dipandang! Kalau aku menang, kau harus membayar uang ke aku 100 ribu, "

"Vi... Kamu berlebihan, "

Vivi berbisik, "biarkan, biar dia sekali-kali membenahi diri. "

Hana merasa itu ide yang tak bagus, apalagi selama ini baginya Marina cantik apa adanya dengan wajah naturalnya.

Tapi memang tak bisa Hana sangkal kalau wajah Marina hanya pucat, putih saja tanpa ada polesan apapun.

Vivi jadi bangga sendiri, dia merasa gadis itu akan ikut tertantang, dan benar saja kalau soal uang pasti dia mundur lagi dan semakin menatapnya tajam.

"Kau yang membuatku seperti ini, kalau aku menang harus bayar 1 juta di depan wajahku, "

"Oh iya, silakan kalau kau bisa. "

Gluk- baginya satu juta bukan apa-apa. Berbeda dengan Marina yang berusaha tidak memakai kartu kupon, uang yang dia hasilkan sendiri dari pekerjaannya banting tulang, seratus ribu sangat berharga.

"Deal gak? "

Marina melihat juluran salam dari tangan Vivi, dia menerima tantangannya dengan ikut bersalaman.

"Akan ku terima... "

"Oh tidak, jangan bertengkar didepan ku... " Seru Hana dalam hati, dia tak bisa mencegah sama sekali.

Vivi menunggu apa yang akan dihasilkan oleh gadis miskin didepannya ini.

"Jam 3 sore, ingat itu! "

"Awas aja kalo telat, aku tunggu di jalan. "

Bersambung...

1
Fanchom
silakan komen atau report kalau ada salah kata penulisan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!