Spin off : Scandal Kakak Ipar
Tentang takdir yang memisahkan dua hati. Yang harus merubah hati untuk pasangan mereka yang baru. Tapi di balik itu semua Sasha bersyukur karena sifat Leo yang ternyata obsesif dan impulsif kepada dirinya, Sasha nekat menyerahkan tubuhnya pada pria lain karena Leo ingin memperkosanya karena Sasha tidak ingin menjadi perebut suami orang, sedangkan Sophia istri hasil perjodohan harus menelan pil pahit tepat setelah melakukan malam pertama. Leo menyatakan hanya mencintai Sasha yang sekarang sudah berstatus mantan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chariz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
"Sekarang kamu sudah aman" ucap Adhyaksa melepas pelukan nya.
Sasha menatap Adhyaksa dengan wajah sendu nya, wajah dosennya itu terlihat berkharisma dan ya dia cukup tampan setelah melihat nya dari jarak yang sedekat ini. Proporsi tubuhnya termasuk ideal, perut nya tidak terlihat buncit dan pembawaannya begitu tenang.
Sasha memiringkan kepala nya " Apa bapak tertarik dengan wanita berusia 21 tahun?"
"Saya kurang tahu" Adhyaksa tampak kikuk menjawab pertanyaan absurd dari muridnya itu.
"Bapak tahu, barusan saya akan di perkosa oleh mantan pacar saya yang sudah menikah"
"Kamu bisa melaporkan nya ke polisi, nanti saya antar"
Sasha menggelengkan kepalanya "Tidak, saya takut"
"Nanti saya akan membantu melindungi kamu, saya banyak koneksi"
"Benarkah?"
Adhyaksa mengangguk "Iya, kamu bisa pegang ucapan saya"
"Bagaimana kalau bapak menikahi saya?"
"Jangan ngaco kamu"
"Saya tidak bercanda pak"
Cup. Sasha mengecup pelan pipi Adhyaksa.
"Kamu... " nafas Adhyaksa terasa berat.
Sasha membuka kancing kemeja Adhyaksa satu persatu, ia harus segera mengambil tindakan. Sasha takut jika Leo menangkapnya kembali, mengadukannya pada Edric percuma saja pasti kakaknya itu tidak akan percaya apalagi Leo adalah orang kepercayaan di perusahaan keluarga nya.
Lebih baik ia menyerahkan keperawanannya kepada laki-laki lain, dari pada dirinya dipaksa oleh mantan pacar nya itu.
Sasha masih sangat mencintai Leo, tiga tahun bersama bukan waktu yang sebentar. Perasaan dan kenangan nya tidak akan mudah hilang dengan singkat.
Grep. "Hentikan kamu akan menyesal" Adhyaksa menahan lengan Sasha.
"Apakah saya kurang cantik?" tanya Sasha dengan tatapan kecewa.
"Bukan itu, kamu masih muda. Jalan mu masih panjang, tidak seharusnya kamu menghabiskan hidup mu dengan pria tua seperti saya"
"Bapak masih tampan" Sasha membenamkan kepala nya di dada bidang milik Adhyaksa.
"Baiklah jangan menyesal, sekarang kamu tidak bisa mundur lagi" Adhyaksa benar-benar membuka kemejanya.
Suasana kota malam ini terasa dingin dari malam-malam sebelum nya, kota terlihat indah di malam hari dengan lampu yang beraneka ragam.
Angin terasa sedikit kencang, terlihat sesekali menerbangkan daun-daun kering yang berjatuhan, waktu sudah menunjukkan tengah malam tetapi jalanan masih terlihat ramai, ibu kota tidak pernah mati.
Adhyaksa menghembuskan asap yang berasal dari pod milik nya, ia tengah menatap pemandangan kota di malam hari dari balkon kamar apartemen yang terhubung dengan ruang kerja.
Sesekali matanya menoleh kebelakang, memastikan seseorang yang berada di dalam kamarnya tidak terbangun.
Adhyaksa hanya memakai bokser hitam dengan bertelanjang dada, nafasnya masih terengah setelah mereguk kenikmatan bersama gadis yang menawarkan dirinya sendiri.
Merasa udara semakin dingin, Adhyaksa memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya. Di tengah lampu yang temaram, Adhyaksa mencari ponsel milik nya. Ia ingat benda tersebut ada di saku jas yang tadi ia kenakan. Setelah mendapatkan apa yang ia cari, Adhyaksa terlihat sedang melakukan panggilan kepada seseorang.
"Halo tuan"
"Saya ingin kamu memberi hadiah kepada laki-laki yang berada di apartemen milik saya"
Kemudian Adhyaksa menyebutkan nomor unit milik Sasha.
"Siap, laksanakan tuan. Apakah perlu di bawa ke markas?"
"Tidak perlu, peringatkan saja jangan pernah mengganggu wanita saya yang bernama Sasha"
"Baik tuan"
Adhyaksa segera mengakhiri panggilannya.
"Engghhh" Sasha sedikit terusik dengan suara milik Adhyaksa.
Adhyaksa naik ke atas ranjang kemudian masuk ke dalam selimut, ia memeluk Sasha dari belakang yang belum mengenakan pakaian nya. Udara yang dingin membuat Adhyaksa mengeratkan pelukan nya.
"Maaasss" rengek Sasha dengan manja ketika Adhyaksa memainkan puncak gunung kembar nya.
Tak mengindahkan suara rengekan, Adhyaksa membalikkan tubuh Sasha kemudian membenamkan kepalanya di antara gunung kembar.
"Mas" Sasha menggigit bibir nya, ketika Adhyaksa cosplay menjadi bayi besar.
"Masih sakit" Sasha menahan tubuh Adhyaksa ketika akan memasuki kembali tubuhnya.
"Aku akan pelan-pelan, baby"
Sasha dan Adhyaksa kembali mereguk kenikmatan di tengah heningnya suasana malam.
"Mas sayang, cepetan" Sasha menggelengkan kepala nya ke kiri dan kanan, ia terus mendesah sedari tadi.
"Katakan sekali lagi?" Adhyaksa memperlambat tempo nya.
"Mas sayang" desah Sasha.
"Baiklah" Adhyaksa bergerak liar, kemudian menyemburkan benihnya di rahim milik Sasha.
"Kita buatkan adik untuk Aksana" Adhyaksa mengecup sekilas bibir Sasha.
Nafas Sasha tidak beraturan, ia tidak pernah memikirkan konsekuensi dari tindakan nya. Sasha belum siap hamil saat ini, bagaimana dengan kuliah nya.
"Keluar dari kandang singa masuk ke kandang buaya, tapi setidaknya aku bukan wanita perebut suami orang"
Sasha memejamkan matanya, ini sudah hampir pagi. Setidaknya dia bisa tidur sebentar saja.
"Tidur lah sebentar, nanti aku bangunkan" Adhyaksa melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.