Devan Ganendra pergi dari rumah, karena iri dengan saudara kembarnya yang menikah dengan Dara. Karena dia juga menyukai Dara yang cantik.
Ia pergi jauh ke Jogja untuk sekedar menghilangkan penat di rumah budhe Watik.
Namun dalam perjalanan ia kecelakaan dan harus menikahi seorang wanita bernama Ceisya Lafatunnisa atau biasa dipanggil Nisa
Nisa seorang janda tanpa anak. Ia bercerai mati sebelum malam pertama.
Lika-liku kehidupan Devan di uji. Ia harus jadi kuli bangunan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama Nisa.
Bagaimana penyelesaian hubungan keluarga dengan mantan suaminya yang telah meninggal?
Atau bagaimana Devan memperjuangkan Nisa?
Lalu apakah Devan menerima dengan ikhlas kehadiran Dara sebagai iparnya?
ikuti kisah Devan Ganendra
cusss...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentang Davin
(Anak kecil minggir dulu yaaaa!!!)
"Mas!, nginap di penginapan aja yuk!, males kalau pulang!" Ucap Nisa ketika selesai menikmati suasana Ketep Pass sore ini.
Haru sudah mulai magrib,sehingga Devan mengajaknya pulang. Namun Nisa menolak dan ingin menginap di sebuah penginapan.
"Kenapa emang?"
"Anuhh!, Aku di kerjain mbak Jannah kalau di rumah!" Sahut Nisa sambil mengedipkan sebelah matanya.
Devan tertawa mendengar perkataan Nisa. Kemudian mencubit pipi Nisa. "Mau ya?" Ucapnya.
Aduhhh...!!
Devan mengaduh karena di cubit Nisa yang sedang tersenyum menggoda. Bibirnya seakan sudah menantang untuk di lumatnya.
"Haiss!, kalau ngga mau ya udah ayok pulang!" Ketus Nisa.
"Mau lah!, dimana?"
Nisa naik ke motor Devan, kemudian memeluknya dari belakang. Dagunya di sandarkan di bahu Devan.
"Sana depan!, ada penginapan mas!" ucapnya.
Devan pun menyalakan kendaraannya kemudian melaju menuju ke penginapan yang ada di daerah tersebut.
Sesampainya di penginapan, Devan dan Nisa pun sholat Maghrib berjamaah berdua.
Bacaan ayat suci Al-Quran di kumandangkan Devan dengan indah. Nisa terpesona dengan suara Devan. Hingga Bisa sangat terpesona dengan kepribadian Devan ini.
Beruntung penginapan menyediakan perlengkapan sholat untuk mereka berdua. Sehingga tidak perlu ke masjid terdekat untuk menunaikan ibadahnya.
Kini keduanya sudah berada di ranjang salah satu kamar penginapan. Nisa memeluk Devan yang duduk sambil memainkan ponsel lamanya, yang di berikan sang bunda.
"Kamu penasaran kan sama orang yang kamu temui kemarin?, yang mirip aku?"
"Mana mas?" Tanya Nisa kepada Devan. Kemudian mengambil ponsel yang Devan pegang.
"Ini mas?, kok mirip banget?, ga ada bedanya?" ucap Nisa.
"Awas kalau salah orang!" Sahut Devan sambil mencubit hidung Nisa, meski tidak mancung tapi mbangir. (mbangir bagaimana sih coba?)
"Iss!, engga lah ada bedanya!, wajahmu agak lonjong sementara siapa ini?, bulet!" Sahut Nisa.
"Davin!"
"Yang ini kayaknya cewek yang kemarin!" Tunjuk Nisa.
"Itu Dara!, istrinya. Masih usia 19 tahun. Apa 18 yah?, lupa?"
"Hah!, muda banget!' sahut Nisa.
"Iya!, Sebuah takdir yang harus di jalani mereka berdua!"
"Maksudnya bagaimana mas?" Tanya Nisa.
"Mereka ditakdirkan bersama, bahkan pernikahannya sampai dua kali seperti kita!"
"Hah!, kok bisa?"
"Kamu hah-heh, hah-heh dari tadi!" Ucap Devan kembali mencubit hidung Nisa.
"Isss!, kan pingin tahu mas!"
"Mereka menikah secara ghaib dulu. Kemudian menikah resmi setelahnya!"
"Pernikahan ghoib?"
Devan mengangguk, kemudian bercerita tentang siapa Dara, istri Davin tersebut. Bagaimana seluk-beluknya, bahkan kisah-kisahnya.
"Hmmmm!, jadi masalah hati ini terkait Dara ya?, hayo ngaku!!" Ucap Nisa sambil menunjuk wajah Devan.
Cup....!!!
"Sudah engga sekarang!, Kan ada Nisa sayang!"
"Hais!, gombal!"
"Serius!, belah lah dadaku Nisa sayang!"
"Mas!!, ga cocok menggombal begitu!" Ucap Nisa sambil cemberut.
"Wkwkwkwkk....!!" Devan tertawa kemudian mencium wajah Nisa hingga tak tersisa. Hingga ciuman berakhir di bibir Nisa yang menggoda.
Nisa membalasnya hingga badannya menggelinjang dalam pelukan Devan.
Ughhh...!!
Seakan tiada bosannya keduanya saling menyesap, hingga suara decakan pun menggema di kamar penginapan tersebut.
Tangan Devan bereaksi membuka satu persatu penutup kulit Nisa.
Devan semakin hafal dengan letak setiap kancing baju milik istrinya itu. Bahkan sekali sentuh bisa langsung terlepas. Terutama pengait yang ada di punggung Nisa.
"Mas!" Ucap Nisa yang sepertinya sudah tidak tahan. Kakinya mengejang seakan sedang menahan beban. Beban yang harus di selesaikan oleh Devan malam ini juga.
Keduanya berlarut dalam gairah yang tertahan di hari ini.
Sebab jika di rumah mas Hasan, pasti paginya, Nisa dikerjain oleh mbak Jannah.
Suara-suara merdunya di lontarkan begitu saja oleh mbak Jannah.
Beruntung malam ini bukan di rumah mas Hasan. Kesempatan untuk Nisa balas dendam untuk pelampiasan hasratnya yang tertahan.
Ruang kamar penginapan ini kedap suara menurut sang pemilik. Apalagi ini rumah terpisah dari penghuni lainnya.
Dan kebetulan juga yang menginap hanya pasangan muda, Devan dan Nisa.
Ugghhhh...mas!!
Nisa menggelinjang, karena miliknya telah di tembus oleh milik Devan.
Devan mempercepat pacuannya, hingga keduanya sama-sama mencapai klimaks dan menahannya sejenak.
Desiran hangat sangat terasa pada inti milik Nisa. Keduanya menahan sesuatu yang kini sedang terlepas. Namun tetap membanjiri setiap sudut cinta yang telah lama terpendam.
Devan terbaring di sebelah Nisa yang masih menahan diri, agar sesuatu yang diterima tidak tumpah dari tempatnya.
Nisa tersenyum jail dan tangannya memainkan adik kecil Devan yang mulai melemas.
Di luar dugaan, sang adik kembali berdiri menantangnya.
"Berdiri mas!, aku atas ya?" Ucapnya, namun tidak sesuai perbuatannya. Karena dirinya sudah berada di atas memacunya.
Tangan Nisa berpegang pada pundak Devan. Sementara tangan Devan memainkan dua benda yang menggantung di depannya.q
Ugghhhh...!!
"Mas!"
Nisa meracau, karena Devan tidak tinggal diam. Suara-suara yang keluar dari bibir Nisa seakan menjadi penyemangat Devan malam ini.
Berbagai posisi pun di lakukan oleh Devan dan Nisa, hingga membuat keduanya ketagihan dan ingin mengulang kembali.
Namun!, suara dering ponsel mengganggu kegiatan pasangan muda itu. Hingga akhirnya Nisa mengambilnya.
"Mas Hasan!, ada apa ya?"
"Angkat aja yank!" Ucap Devan kepada Nisa.
"Dih!, yank!"
"Hallo mas!, assalamualaikum!" ucap Nisa di ponselnya yang tersambung dengan mas Hasan.
"waalaikumsalam. Nis!, kamu dimana?,, bapak drop!" ucap mas Hasan kepada Nisa melalui ponselnya.
"Iya mas, aku ada di Sawangan!"
"ya udah langsung ke rumah sakit ya!"
"Iya mas!, Assalamualaikum!"
Tut....!!
"ada apa yank?"
Nisa memutar bola matanya malas, sebab Devan memanggilnya dengan kata itu.
"Iss!, biasa aja napa mas!" ucap Nisa kepada Devan
Devan hanya nyengenges karena perbuatannya.
Bermaksud ingin mesra justru malah di tolak oleh Nisa.
Kaku kalau kata Nisa mah, jadi ga usah ribet pakai kata-kata itu.
"Bapak drop!, kita langsung ke rumah sakit yuk mas!" Ajak Nisa kepada Devan.
Devan pun mengangguk, kemudian berdiri. Karena keduanya sama-sama polosss, maka Devan segera membopong Nisa.
Nisa menutup mulutnya sambil cekikikan, hingga sampai di kamar mandi, Devan mencuci milik Nisa dan miliknya.
"Tuh mas!, berdiri lagi!, tuntasin dulu yuk?" Goda Nisa kepada Devan sambil mengedipkan matanya.
Devan tidak mau kalah, kemudian mendekap erat Nisa, memulainya dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu.
Permainan pun kembali terjadi di kamar mandi tersebut, dengan keduanya sama-sama berdiri.
Sungguh menjadi sensasi tersendiri untuk Nisa yang memang belum pernah mengalami hal ini. Begitu juga Devan yang justru lebih bergairah dalam melakukan aksinya.
Hingga tak lama kemudian, keduanya kembali mencapai puncaknya. Devan pun mencium wajah Nisa tanpa henti.
"Isss!, geli mas!, udah yuk!, udah ditunggu mas Hasan!" ucap Nisa.
Keduanya pun membersihkan diri sebelum pergi ke rumah sakit. Devan dan Nisa berpamitan kepada pemilik penginapan, karena ada urusan mendadak.
Keduanya melesat pergi meninggalkan penginapan setelah membayar uang sewa nya.
"Dasar anak muda jaman sekarang!" Ucap pemilik penginapan yang menerima uang sewa. Bahkan ia menerima lebih banyak dari yang ia tawarkan.
"Dasar wong gemblung!"
.
.
.
BERSAMBUNG
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
ibu tirinya, Nisa???
lanjut thor ceritanya
lanjutkan
jadi semangat bacanya deh
kog bisa2nya kek gitu
kan mayan ada devan yg jadi jaminan
cwek tuh perlu bukti ucapan juga lhooo
pokoknya yg bilang habiskan semua nya 😅😅😅😅