Karena ulah wanita yang ia cintai kabur saat usai akad nikah, Letnan Harley R. A Navec tidak sengaja tidur dengan wanita yang berbeda, gadis yang sebenarnya sudah menjadi pilihan orang tuanya namun ia merahasiakan hal besar ini. Harley Navec hanya menganggap Pranagita Kairatu Inggil Timur sebagai adik, apalagi gadis itu adalah adik dari sahabatnya sendiri. Disisi lain, jiwa petarung dan jiwa bebas Harley masih melekat dalam dirinya.
Sakit hati yang mendalam ia lampiaskan di setiap harinya pada Gita hingga gadis lugu itu hamil. Sebenarnya perlahan sudah terbersit rasa sayang apalagi setelah tau Gita hamil namun kakunya Letnan Harley membuatnya kabur hingga bertemu kembali dengan seorang pria yang dulu pernah berkenalan dengannya tanpa sengaja, Letnan Herlian Harrajaon Sinulingga.
Pernikahan Letnan Harra dan Gita pun terjadi, rintangan silih berganti menghampiri hingga hadir istri titipan karena.....
SKIP bagi yang tidak tahan KONFLIK
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Beban batin.
Setelah semua mulai tenang, Bang Harra meminta waktu duduk berdua dengan Gita dan membicarakan masalah ini. Ia ingin semua permasalahan segera clear sekarang juga.
Di sudut lain terlihat Bang Harley sedang menikmati perannya sebagai seorang ayah, mengasuh kemanapun langkah kecil Shaka berjalan.
"Abang tidak ingin lagi ada yang di tutupi, hal sekecil apapun..!!" Bang Harra mengarahkan wajah sang istri agar kedua matanya bisa menatapnya. "Semua demi kebaikanmu sendiri dan Abang hanya bisa menyelamatkanmu atas kejujuranmu. Jadi.... Kau kenal dengan Mami???"
Gita melirik ragu. Sungguh hal ini membuatnya ketakutan, tatapan mata Bang Harra meminta tuntutan lebih hingga membuatnya gemetar.
"Kau kenal, atau tidak??" Tanya Bang Harra sekali lagi tapi Gita tetap saja bungkam. Semakin lama, Bang Harra semakin merasa ada yang aneh. "Jujurlah, Abang janji tidak akan marah. Sesakit apapun akan Abang terima dengan ikhlas."
Setelah beberapa saat Gita berusaha menguatkan hati, akhirnya ia memberanikan diri untuk bicarabicara apalagi Bang Harra pun telah menunggu jawaban darinya.
"Gita yang belum 'sadar' sepenuhnya usai melahirkan Shaka kemudian melanjutkan kuliah di tempat yang di setujui Bang Eijaz karena masih satu cabang pendidikan dengan yang di Jakarta. Intinya, Gita adalah seorang janda karena Gita telah di telantarkan, tidak di sayangi, di aniaya.. Itu yang Gita dengar. Disana Gita nge-kost. Bang Eijaz sendiri yang mengantar tapi lama kelamaan semua berubah menjadi petaka. Ibu kost yang awalnya baik mulai mengenalkan Gita dengan banyak pria."
Sejenak Bang Harra merapatkan jemarinya kuat, bibirnya terkatup rapat tapi tidak dengan ekspresinya yang menunjukan rasa sakit yang teramat sangat. Matanya memerah menahan air mata, nafas pun terdengar berat.
"Dari sanalah, Gita menjadi seorang... Wanita malam. Berawal dari rasa sakit hati di tinggal suami, Gita balas dendam. Suatu ketika, Gita sadar dan teringat semua. Hingga saat ini, Abang-abang Gita tidak pernah tau kenyataan pahit ini." Imbuh Gita.
Bang Harra memejamkan matanya, menguatkan batinnya yang benar-benar terluka, sakit tak tertahankan begitu luar biasa. Ia pun kembali menatap wajah Gita.
Lirih Bang Harra mengucap istighfar. Gita beranjak tapi Bang Harra menariknya kembali agar bisa duduk di sampingnya.
"Gita datang kesini ingin menyampaikan beban yang sebenarnya Gita takut untuk mengatakan. Abang menyayangi Gita, tapi Gita tidak pernah menjadi wanita seperti yang Abang harapkan. Gita mencintai Abang tapi dunia terlalu berat memberi ujiannya. Sungguh Gita tidak tahan lagi, jika anak ini tidak ada.. Gita yakin Bang Eijaz tidak akan mempertemukan kita lagi. Jadi.. Demi kebaikan bersama, biar cinta ini Gita jalani sendiri. Kita tidak perlu bersama-sama lagi. Carilah wanita yang baik, yang terbaik bagi Abang.. Dan itu bukan Gita orangnya."
"Abang sudah dengar, Abang berterima kasih kau sudah mau jujur. Tapi kata perpisahan itu tidak akan pernah terjadi. Cinta bukan hanya karena 'lecet fisik' semata. Ini soal hati..!!"
"Gita tidak bisa, Bang."
"Kenapa?? Kamu tidak percaya Abang?? Selamanya Abang tidak akan pernah membahas masalah ini, sampai kapanpun kau tetap menjadi istri Abang. Abang ikhlas, lillahita'ala demi kau dan anak kita." Ujarnya sambil menyentuh perut Gita.
"Gita tidak mau menyiksa Abang lebih lama lagi."
"Apa maksudmu, Abang tidak apa-apa. Tidak akan pernah ada cerita seperti ini lagi dalam hidup Abang."
Gita pun mengeluarkan selembar kertas dari tasnya lalu menyerahkan pada Bang Harra.
Perlahan Bang Harra membacanya dengan teliti, tubuhnya pun gemetar, ia meremas rambutnya, tak paham dengan hidupnya yang berantakan. Tubuhnya sampai terhempas kasar pada sandaran sofa, tangannya lemas sampai menjatuhkan secarik kertas tersebut.
Bang Harra menarik nafas lalu membuangnya perlahan. Namun dadanya terlalu sakit untuk merasakan semua ini hingga tangannya beralih meremas dadanya.
"Menikahlah lagi, Bang..!!!"
"Kau.. Arrrggghhh.." Bang Harra semakin erat meremas dadanya hingga menggigit bibirnya dengan kuat.
"Ayah dan Mama ingin penerus, kan???"
"Sudah ada Shaka, apalagi????? Shaka anakmu, dek." Kata Bang Harra menguatkan dirinya untuk kembali bicara dari hati ke hati.
"Tapi itu bukan darah Abang." Ujar Gita.
"Anakmu anak Abang juga. Nggak usah kau melantur.. Tidak ada sakit yang tidak bisa di obati."
"Anak ini harus di angkat, Bang."
"Ayo, sekarang tidak apa-apa. Asalkan kau sembuh." Jawab Bang Harra.
"Baaaang..!!!!!" Teriak Gita karena merasa segala pemikiran Bang Harra hanya terbawa emosi. Setelah menarik nafas dalam-dalam, Gita mengulang lagi ucapannya. "Gita ingin pisah."
"Abang tidak. Mau apa kau sekarang?????"
"Abang tidak mengerti perasaan Gita........." Teriak Gita.
"Rendahkan nada bicaramu, Abang ini suamimu..!!!!!" Nada Bang Harra meninggi menghentikan perdebatan di antara mereka.
Dada Bang Harra sampai kembali merasakan nyeri. "Kau juga tak bisa paham apa yang Abang rasa. Ujian pernikahan itu di hadapi, seiring sejalan, bukannya di hindari begini."
"Ayah sudah sakit jantung, Abang mau menunda memberinya cucu??? Anak ini tidak bisa di pertahankan. Ayah butuh cucu agar segera sembuh."
"Bicaramu di pikir dulu..!!!! Kau tidak akan sanggup jika ada wanita lain di tengah kita. Abang salah gerak, hancur semuanya."
"Gita kuat, sekali saja.. Kita beli rahim. Satu kali saja.. Setelah dia hamil, melahirkan.. Sudah." Jawab Gita.
"Taruh bibit di rahim itu butuh kekuatan hukum, tidak asal. Kau tau Mama juga dokter."
"Tidak tanam bibit, alami saja." Ujar Gita.
"Kau mau Abang zina. Stress kau, dek?????" Nada Bang Harra pun semakin meninggi.
Gita pun merosot memeluk kedua kaki Bang Harra. Ia pun meraih tangannya lalu menciumnya penuh rasa hormat.
"Kalau begitu, biarkan dia yang hidup.. Biar Gita yang mati. Gita pun tidak ikhlas membuangnya, karena dia cinta Abang untuk Gita."
Bang Harra kembali bersandar, tangisnya pun meleleh. "Astaghfirullah hal adzim.. Ya Allah Ya Rabb.."
.
.
.
.
konfliknya makin komplek, mantapp💪💪