"Tapi Kek, aku tak mengenalnya. Dan dia pria kota, mana cocok denganku yang hanya seorang gadis desa."
"Kamu hanya belum mengenalnya, dia anak yang baik. Jika Kakek tiada, kamu tak sendiri di dunia ini. Jadi Kakek mohon, kamu harus mau di jodohkan dengannya."
Aruna hanya diam, dia tak bisa membantah permintaan sang Kakek. Sedari kecil dia dirawat oleh Kakek Neneknya, karena orang tuanya mengalami kecelakaan dan tewas ketika dia berusia 5 tahun. Sejak saat itu hidup didesa, dan membantu Kakek Neneknya bertani diladang adalah kehidupan bagi Aruna.
Tapi ksetelah kepergian Nenek satu bulan lalu, jujur membuatnya kesepian walaupun ada Kakek juga asisten rumah tangga yang sedari dulu sudah bekerja di tempat sang Kakek.
Waktu pernikahan tiba, dua orang asing menikah tanpa ada rasanya cinta dihati mereka. Pria itu anehnya juga tak menolak perintah dari Kakeknya, setuju dan menjalani perjodohan yang sangat mendadak.
"Kita sudah menikah, tapi ada batasan antara aku dan kamu. Dan akan aku je
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SecretThv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkenalan
"Kenalkan dirimu," pinta Kay pada Aruna.
"A-aku?" Menunjuk dirinya.
Ketiga pria itu mengangguk, sedangkan Sagara hanya memperhatikan saja. Entah kenapa ada rasa tak suka ketika Aruna disukai para sahabatnya, tiba-tiba perasaan itu mengalir begitu saja.
"A-aku Aruna, umur 18 tahun dari desa. Dan a-aku datang kemari karena di paksa Kakek untuk ikut ke kota dengan Kak Sagara, dan mungkin dalam waktu dekat akan kuliah." Jelas Aruna dengan nada gugup, setelahnya dia mengambil nafas panjang.
"Kenapa kamu gugup begitu? Apa ini kali pertama kamu melihat pria-pria tampan seperti kami?" ledek Kay.
"Ti-tidak, ini bukan kali pertama. Tapi rasanya canggung karena aku perempuan sendiri, dan Paman ini kan ..."
"A-apa? Paman?" Ketiga pria itu terkejut bersamaan ketika Aruna memanggil mereka Paman.
"Sudah aku duga kamu pasti memanggil mereka dengan sebutan itu, panggilan yang pernah kamu berikan untukku juga." Sagara dengan nada datar dan menatap ke arah Aruna, sedangkan sang puan hanya tersenyum tanpa merasa bersalah.
"Apa salahnya? Kita beda 10 tahun, jadi tidak salah kan." Aruna membela diri.
"Bu-bukan begitu adik kecil, begini dikota jika kamu memanggil semua orang yang seumuran kami dengan panggilan Paman kamu bisa kena masalah. Panggil kami Kakak saja, kami harap kamu mau. Dan aku Kay, panggil saja Kak Kay." Menjelaskan pada Aruna, agar dia tidak salah panggil pada orang.
Tentu saja yang lain tertawa, Sagara yang hanya diam saja mulai tersenyum akibat ulah Aruna.
"Baiklah, perkenalkan kalian semua. Supaya aku menghafalnya, siapa tau bertemu di jalan atau dimana." Senyum Aruna.
'Kenapa senyumnya indah sekali, dia gadis yang begitu anggun dan cantik.' batin Nova.
Sagara metatap ke arah Nova, dia tau sahabat paling muda itu sedang memperhatikan Aruna dengan detail. Dan hal itu membuatnya risih, juga tak nyaman karena merasa Aruna tak pantas di tatap seperti itu.
"Nova, jaga tatapanmu." Dengan nada datar, membuat tatapan Nova seketika melemah, merasa tak suka di tegur oleh Sagara.
"Kamu mau kuliah dimana? Aku mengajar di universitas LMU," kata Arya.
"Aku juga mendaftar disana, jurusan manajemen yang akan aku ambil." Jelas Aruna.
"Wah hebat, aku mengajar disana di jurusan bisnis. Kita akan sering bertemu disana, dan ...."
"Jika kamu kuliah nanti, aku yang akan mengantar dan menjemputmu." Menyela ucapan Arya.
"Siapa yang mengijinkanmu? Aku tidak mengijinkanmu." Menoleh ke arah Nova, yang baru saja bilang akan mengantar dan menjemput Aruna.
"Jangan begitu, dia menyukai sepupumu. Jadi biarkan saja dia berjuang." Bisik Kay pada Sagara.
"Ti-tidak usah, aku bisa pergi dengan seseorang. Jadi jangan membuat kalian terbebani dengan kehadiran diriku disini, kalian beraktivitas seperti biasa. Aku sudah memiliki teman," jelas Aruna pada semuanya.
Nova tak bisa memaksa, mungkin perlahan saja tak harus terburu-buru mendekati Aruna. Sagara tersenyum puas dengan jawaban yang diberikan Aruna, tapi masih ada pertanyaan siapa seseorang yang di maksud oleh Aruna.
Saat melihat jam tangan, Aruna terkejut karena dia ada sesi live untuk membahas novel dengan penulis-penulis senior.
"Ma-maaf, aku ada urusan yang harus di selesaikan. Jadi nikmati waktu kalian, dan terimakasih sudah berkenalan. Aku pamit kembali ke kamar dulu," beranjak pergi dari perkumpulan para pria, Nova hanya diam tak bisa mencegahnya.
Sedangkan Aruna berjalan terburu-buru masuk ke kamarnya, saat dikamarnya dia segera menyalakan laptop dan bergabung dengan lainnya.
"Apa yang dia lakukan?" tanya Arya.
"Dia penulis buku, jadi begitulah setiap harinya di dalam kamar. Tapi aku merasa jadi tak sepi lagi, karena ada kehidupan dan kehadirannya di kamar itu. Dia tak terlalu suka dengan AC, jendela yang jarang dibuka kini terbuka setiap waktu," Jelas Sagara menjelaskan siapa Aruna.
"Sagara, kamu yakin dia hanya sepupumu?" tanya Kay dengan tatapan interogasi penuh penasaran, sehingga membuat Nova dan Arya juga penasaran ingin memastikan. Apalagi Nova, dia sudah menaruh hati pada gadis kecil itu.
Sagara merasa terdesak, tapi dia tak mungkin membuka mulut dan berterus terang tentang hubungan mereka berdua. Tentu saja dia harus berbohong dan sandiwara lagi, karena tak mau seorang pun tau tentang hubungan mereka.
"Tentu saja benar, untuk apa aku berbohong." Dengan nada yang meyakinkan, agar sahabatnya percaya.
"Syukurlah, jadi tidak akan ada yang terluka di sini. Karena dia menaruh harapan besar pada gadis kecil itu, tapi lucu juga kita dipanggil paman tadi." Arya tertawa saat mengingatnya.
"Benar, dia sangat polos dan lugu. Tapi cerdas, dia mirip dengan kekasihku," kata Kay.
"Akan aku pastikan Aruna menjadi milikku, aku akan mendapatkan hati dan cintanya." Nova begeming, dia akan maju terus untuk mendapatkan hati Aruna.
Sagara hanya tersenyum, bukan takut saat ini tapi dia tak yakin jika Nova akan bisa mendapatkan hati Aruna. Karena dia tahu Aruna tak pernah dekat dengan pria, jadi tentu tidak akan mudah meluluhkan hatinya, ditambah Aruna terbilang cukup cuek.
"Coba saja jika kamu bisa, tapi jangan sampai membuat aku bermasalah dengan Kakek. Kakek terlalu overprotektif, karena dia cucu kesayangannya. Jadi jangan sampai membuatku terlibat karena ulahmu." Sagara memperingatkan Nova, agar dia tak berlebihan dalam berusaha menarik hati Aruna.
Andai Tuan Abimana ada disini mungkin Sagara bisa langsung di hajar, karena membiarkan pria lain mendekati istrinya. Sagara sendiri masih mempertahankan hubungan dengan Elen, wanita yang tentu saja ditentang oleh sang Kakek. Orang tua Sagara pun tak bisa menentang, karena Tuan Abimana memiliki pengaruh besar dalam dunia bisnis walaupun dia sudah disebut pensiun tetapi kinerjanya sangat di hargai karena banyak memberikan kontribusi di negara ini.
"Tentu, aku akan perlahan saja. Jangan khawatir." Menaikkan kedua alisnya, dia senang karena Sagara memberikan lampu hijau padanya.
Nova kini mulai akan berjuang untuk mendapatkan hati Aruna, entah bagaimana caranya dia akan menggunakan cara lembut agar tak terkesan memaksakan kehendak dirinya. Walaupun hati sangat ingin memiliki, tapi semua keputusan tetap ditangan Aruna.
"Apa kamu tau resikonya? Mungkin kamu akan terluka, jadi kamu harus menyiapkan ruang untuk itu. Tak semuanya sejalan dengan seperti yang kamu harapkan," jelas Kay.
"Apa yang di katakan Kay benar, jika Aruna tak menerimamu maka jangan memaksanya. Dia berhak bahagia dengan pilihannya," timpal Arya.
Kedua pria itu memberikan nasehat pada Nova, agar tidak memaksakan perasaanya pada gadis yang memang terpaut 10 tahun lebih muda dibanding mereka. Tentu tentang perasaan atau cinta mereka lebih berpengalaman, dibanding Aruna yang tak pernah tau tentang cinta.
"Ingat, dia itu masih anak kecil. Dia tak pernah dekat dengan pria, ataupun memiliki hubungan. Dia bahkan idola sekolah, dan bisa dibilang bunga desa. Itu infomasi yang aku dapat dari Kakek dan juga asistennya," jelas Sagara, dia memberikan informasi penting Aruna pada sahabatnya.
Mereka kagum karena Aruna sangat menjaga diri, bahkan tak pernah dekat dengan pria manapun. Bukankah itu sangat sulit, apalagi dia adalah idola sekolah.