Felisha Agatha Christie gadis barbar , mulut ceplas-ceplos, dan non akhlak harus mati ditangan sang ayah karna wajah nya yang mirip dengan sang Bunda.
Bukan nya masuk ke alam baka, Felisha justru terbangun ditubuh seorang wanita yang sudah bersuami lebih parah lagi dia memasuki tubuh seorang Antagonis yang memiliki tiga suami yang tidak ia pedulikan karna sibuk mengejar cinta sang protagonis pria.
____
"Gue mau cerai!" Felisha
"Jangan berharap bisa lepas Baby" A
"Bisa ntar gue menghilang" Felisha
"Sayangnya saya sudah menanam benih di perutmu" J
"Gampang, nanti gue cariin bapak baru buat anak gue" Felisha
"Saya kurang kaya? Tampan? Seksi? Kuat" D
"Punya lo kecil kagak puas gue" Felisha
Yuk lanjut......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulismalam4, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26_Posesif
Pagi itu, sinar matahari masuk pelan-pelan melalui jendela kamar . Udara terasa hangat, dan suasana hening... terlalu hening, sampai Airin merasa ada yang aneh.
Begitu ia membuka mata, ia tersentak.
Alister.
Sedang tiduran di lantai... di bawah tempat tidur. Dengan posisi tengkurap, selimut melilit tubuhnya seperti sushi. Mulutnya sedikit terbuka. Dan—entah bagaimana caranya—seekor boneka kelinci milik Airin sedang ia peluk erat.
“Alister?” panggil Airin bingung.
Laki-laki itu berguling pelan, membuka mata dengan malas. Begitu melihat Airin menatapnya dari atas ranjang, ia langsung tersenyum lebar.
“Sayangku yang manis, kamu sudah bangun~?” suaranya serak, tapi genit.
Airin mengerutkan kening. “Kenapa kamu tidur di bawah?”
Alister bangkit dengan gerakan dramatis, berdiri dan meletakkan tangan di dada seperti pahlawan telenovela.
“Karena aku tidak ingin mengganggu tidur putri tidurku~”
Airin tertawa kecil, memukul bantal. “Ngaku aja kamu jatuh dari tempat tidur.”
Alister mendesis, “Sssst... rahasia negara.”
Ia lalu memanjat ke ranjang dengan malas dan langsung menjatuhkan dirinya ke pelukan Airin.
“Berat, Mas!” protes Airin tertawa.
“Aku berat karena cintaku padamu terlalu dalam,” bisik Alister di lehernya.
Airin mencubit pipinya. “Cinta atau lemak?”
Alister memeluknya semakin erat. “Dua-duanya. Tapi kalau kamu mau, aku bisa buang lemak. Asal jangan buang aku.”
Airin mendadak terdiam. Pelukan itu terasa hangat. Aman. Di tengah hidupnya yang penuh keruwetan, Alister adalah satu-satunya yang membuatnya merasa seperti manusia biasa.
“Mas,” panggil Airin pelan.
“Hm?”
“Kalau suatu hari nanti aku... pergi lagi, kamu bakal cari aku gak?”
Alister menjauhkan wajahnya sedikit, menatap Airin dalam.
“Enggak.”
Airin tercekat. Tapi sebelum ia sempat menjawab, Alister mencium keningnya dengan lembut dan berkata,
“Aku gak akan cari kamu... karena aku gak akan pernah biarin kamu pergi lagi.”
Jantung Airin berdetak keras.
“Kalau kamu mau kabur, aku ikut. Kalau kamu mau sembunyi, aku nutupin. Tapi jangan minta aku melepaskan kamu. Itu yang gak bisa.”
Airin mengerjap pelan. Tanpa sadar, tangannya memeluk pinggang Alister lebih erat.
“Mas sayang kamu, Rin. Tanpa syarat. Tanpa tapi.”
Dan untuk pertama kalinya setelah lama, Airin tidak ingin lari dari seseorang. Dalam pelukan Alister, dunia terasa pelan. Dan untuk sejenak... dia ingin percaya.
Percaya bahwa mungkin... cinta yang tenang itu nyata.
Airin masih terbaring di ranjang, dalam pelukan Alister yang hangat. Pelukan yang awalnya nyaman… kini mulai berubah menjadi sesak karena Alister ngambek gak mau lepas.
“Mas… udah, lepas dulu. Aku mau ke kamar mandi.”
“Engga mau,” jawab Alister, memeluknya lebih erat.
“Mas…”
“Aku mencintaimu, jadi aku peluk. Titik.”
Airin tertawa geli. “Mas, udah tua, tapi tingkah kayak bantal kesayangan.”
“Kalau aku bantal, kamu jangan ganti sarung, ya.”
Belum sempat Airin membalas, terdengar suara ketukan keras di pintu kamar.
Duk duk duk!
“AIRIN!!!”
“KAMI TAHU KAMU DI DALAM SANA BERSAMA SI BERANDAL ITU!!!”
Airin refleks duduk. Alister langsung terhuyung ke bawah ranjang, kaget setengah hidup.
“Demi cinta… tolong bilang ke mereka aku lagi salat sunnah!” bisik Alister panik.
Airin menahan tawa. “Mas, salatnya pake sarung bukan sarung bantal.”
Brak!
Pintu terbuka. Ternyata tadi gak dikunci.
Jayden masuk dengan ekspresi terbakar api cemburu. Disusul Darion, wajahnya datar tapi mata menyala-nyala.
“ENAK YA KALIAN BERDUA?” bentak Jayden, menunjuk Airin dan Alister yang sama-sama kaget kayak anak SMA ketahuan nonton film biru di ruang guru.
Airin memutar bola mata. “Kalian ngapain sih, lebay banget.”
Darion mendekat, duduk di ujung ranjang dengan wajah dingin.
“Berapa jam kalian berduaan? Lima? Enam?”
“Darion, jangan kayak detektif tanya jam kejadian,” kata Airin sambil nyengir.
Jayden langsung duduk di sebelah Airin dan memeluk lengannya erat-erat.
“Aku juga mau peluk!” rengeknya.
“Bukan cuma kamu doang yang bisa peluk dia, Lis!” teriak Jayden sambil menjitak kepala Alister.
Alister meringis. “Kekerasan rumah tangga!”
Darion menatap Alister tajam. “Satu pelukan lagi, aku ikat kamu di balkon.”
Airin hanya bisa menutup wajah dengan tangan. “Astaga, aku nikah sama pria dewasa atau trio bocah rebutan guling sih…”
Mereka bertiga langsung bersandar ke bahunya, berebut posisi seperti anak-anak ayam rebutan induk. Dan seperti biasa, Airin menyerah.
Tersenyum kecil, meskipun repot, setidaknya… dia tahu satu hal.
Mereka bertiga mencintainya, dengan cara paling absurd sedunia.
Dan dia mencintai mereka semua.
Dengan cara paling rumit dan paling gila.
Airin masih duduk di tengah ranjang, dikelilingi tiga pria dewasa yang kalau dilihat dari luar, mungkin disangka pasien rumah sakit jiwa edisi rebutan permen.
Jayden memeluk lengan kirinya erat, Darion duduk kaku di sisi kanan sambil sesekali melirik Alister dengan tatapan “sentuh dia lagi, gue tonjok”, dan Alister? Duduk bersila di ujung ranjang seperti biksu frustrasi yang sedang menahan nafsu peluk.
"Udah deh, kayak anak TK rebutan mainan baru," keluh Airin sambil memijit pelipisnya.
Jayden langsung manyun, menyender manja di bahu Airin. “Aku bukan TK. Aku… suami sah yang sedang terluka batinnya karena istri tidur sama saudara kandungku.”
"Saudara kandungmu juga suami sah gue," jawab Airin tenang, sambil nyender ke bantal.
“Berarti kamu suka kita bertiga?” tanya Alister tiba-tiba, mengerling nakal.
Airin menoleh pelan. “Suka nambah kerjaan. Suka nambah stres. Suka bikin gue capek lahir batin.”
Jayden dan Darion mendesis bersamaan. Alister malah tertawa puas.
“Ya ampun, istri kita savage banget. Gue cinta,” katanya sambil menjatuhkan diri ke pangkuan Airin.
Darion akhirnya angkat suara. Suaranya rendah dan serius. “Kita belum tidur bareng bertiga selama dua minggu. Dia milik kita juga, Lis.”
Alister langsung duduk tegak. “Lho, bukannya kemarin malam—”
Airin menyumpal mulut Alister dengan bantal sebelum kalimat itu selesai.
“Gak usah diumbar semua detail kehidupan rumah tangga kita!” bentaknya sambil merah padam.
Jayden tertawa ngakak. “Wah, berarti semalem—”
“JAYDEN!” Airin menunjuk hidungnya tajam. “Satu kata lagi, gue keluar dari kamar ini dan tidur di sofa!”
Semua langsung diam.
Sunyi.
Tegang.
Sampai tiba-tiba...
Grukkkk...
Suara perut lapar.
Semua mata menoleh ke arah Darion yang menatap langit-langit dengan ekspresi tanpa dosa.
Alister langsung lompat berdiri. “Biar aku masak! Aku mau buktiin aku bukan cuma tampan dan jago peluk, tapi juga jago goreng telur!”
Jayden ikut bangkit. “NO WAY! Aku yang masak! Aku paling tahu selera Airin! Dia paling suka ayam madu buatan aku!”
Darion menyahut tenang. “aku pesan online.”
Airin mengangkat tangan. “Stop. Gue masak. Kalian diem. Duduk. Main HP. Jangan bakar dapur.”
Tiga-tiganya serempak duduk seperti murid TK habis dimarahin guru killer.
Airin berjalan ke dapur sambil menggelengkan kepala. “Gila... siapa yang nyuruh gue nikah sama tiga bocah manja gini sih?”
Dari belakang, terdengar Jayden berseru, “Nasibmu, Sayang! Takdir membawa kita semua dalam cinta yang kacau tapi indah~”
Darion bergumam, “Berisik.”
Alister menyahut, “Dar, aku rekam barusan. Mau aku kasih subtitle gak?”
Dan Airin... tertawa. Tulus. Walau hidupnya absurd, meski penuh gila dan ribut, tapi untuk saat-saat seperti ini...
Ia bahagia
trs knp raisa yg d incar???
tar mreka iri loh krna ga bs kmpul,mskpn d rmh skt....
julian bkln bbak blur sm preman sklahnya....
airin pst cpe....apalgi ankny jg skit,tp dia hrs kuat.....smngttt....
d rmh d jailin adeknya,d sklah msti ngadepin preman.....🤣🤣🤣
tnpa tkut dia kluar sndrian dmi mncari anknya,mskpn bkn ank kndungnya....
msih pnuh msteri....mreka pst pnya rhsia msing2.....🤔🤔🤔
🤣🤣🤣
mna psesif smua....
Aku udh mmpir....slm knal....
So,airin jd ngasuh 7 ank y,yg 3 bayi gorila....yg 4 bnrn ank2....kbyang dong pusingnya gmna?????