NovelToon NovelToon
Giziania

Giziania

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem
Popularitas:300
Nilai: 5
Nama Author: Juhidin

Ada satu komunitas muda-mudi di mana mereka dapat bersosialisasi selama tidurnya, dapat berinteraksi di alam mimpi. Mereka bercerita tentang alam bawah sadarnya itu pada orangtua, saudara, pasangan, juga ada beberapa yang bercerita pada teman dekat atau orang kepercayaannya.

Namun, hal yang menakjubkan justeru ada pada benda yang mereka tunjukkan, lencana keanggotaan tersebut persis perbekalan milik penjelajah waktu, bukan material ataupun teknologi dari peradaban Bumi. Selain xmatter, ada butir-cahaya di mana objek satu ini begitu penting.

Mereka tidak mempertanyakan tentang mimpi yang didengar, melainkan kesulitan mempercayai dan memahami mekanisme di balik alam bawah sadar mereka semua, kebingungan dengan sistem yang melatari sel dan barang canggih yang ada.

Dan di sini pun, Giziania tak begitu tertarik dengan konflik yang sedang viral di Komunitaz selain menemani ratunya melatih defender.

note: suka dengan bacaan yang berbau konflik? langsung temukan di chapter 20

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juhidin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chap 21 Main Drama

Apa yang Sorrow cemaskan terjadi, gravitasi planet berubah! Lempeng samudera dan lempeng benua tenggelam dalam kolam mangga eh magma..

Sementara itu di luar TKP, lahan untuk latihan tampak berbeda, yang tadinya lapangan canggih serbaguna kini hanya berupa rangka-rangka grafik setara TPA.

"Kemarilah. Lihat sendiri, Bro. Endfield balik ke bentuk hologram. Hanya angin di balik anganmu."

"Ah.. Yang bener? Ira udah gue kasih tutor, Bro. Makanya gue berani nyerahin Endfield ke dia."

"Bukan kesalahanmu atau kesalahannya, Bro. Tempat ini udah gak ada gaya tariknya lagi sebagai tempat wisata."

"Oh. Gaya gravit. Oke. Gue otewe."

Tubuh pemuda ini masih mengambang di udara. Dia sekali lagi menyapu pandang ke arah bawahnya yang masih gelap. Dia berada di atas jurang, di sekelilingnya hanya sebangun stadion transparan.

Zrrthh! Gurat dimensi terdengar di dekat si pemuda. Kemudian tiga objek keluar dari garis vertikal tersebut.

Wtth..! Ztthh! Ptthh..!

"Kalian rupanya," ucap kembaran Dito melihat Nina, Jihan, Ira datang dan.. mereka heran.

"Lho.. kok..?"

"Waduh kenapa jadi gede stadionnya, Kak?"

"Sadit. Panggil majikan lo. Dia tau musti ngapain sama maenannya ini," pinta Nina pada si pemuda.

"Sudah, Nix. Udah dilaporin."

Wtthh! Helen baru datang dari portal.

"Hel, mana bos lo? Apanya yang aman? Kenapa lo gak bawa karung belanja?"

"Hen Hen udah lama hilang. Gue sama Nana gak nemuin dia di kedalaman akte, Han. Dia.. hilang."

"...?!"

Blitz! Dito datang. "Inalillahi.. kenapa ini?"

"Dit apa yang terjadi nih sama maenan lo? Lo sengaja nyesatin Ira khan, suruh nyetel ini-itu soal Endfield?"

"He.. Bonin, ini ulah lo. Satu-satunya jalan ninja ke Endfield tuh elo, Nin," ringkas Jihan.

"Apaan sih Judes? Lo yang salah! Ngeladenin dia di tempat ilegal!" Nina langsung membela diri.

Helen segera nimbrung begitu Nina menunjuknya di tengah debat. "Gue cuma pengen serius. Dia sendiri yang minta dibunuh, Nin."

Helen menunjuk Jihan. Tapi malah Ira yang membela diri.

"Aku cuma ngejalanin apa yang sudah diarahkan sama bang Dito. Sumpah. Aku gak ngerubah-rubah angka lagi sehabis aku setel suhu stadion ke minus tiga."

Dito melayang ke arah tribun, meninggalkan pertikaian kata.

"Dit..?" tanya Nina, namun tak ada sahutan. "Dito!"

"Dia ngambek khan jadinya.."

Jihan segera melayang menyusul Dito. "Hei, Dit. Ini si Helen, bukan si Hen Hen. Dia masih di dalam. Kalo dia kedapetan lecet, gue kena sidang dewan. Pasti. Udah pasti Aas gak mau tahu kisah apapun."

Dhuu..aarr..

Terdengar suara sayup suatu ledakan dari balik portal. Perhatian Nina langsung beralih ke garis dimensi tersebut karena masih menyala.

Gwwth..! Nina mengores urat hasta, langsung menutup portal dengan kulit lengannya. Tato resleting tersebut hilang, garis portal di sana menciut jadi titik.

Dito yang sedang dibujuk oleh Jihan, tiba-tiba tersadar dari sesuatu. Karenanya, Dito segera melesat ke tempat tujuan, ke tribun, ke tempat laptopnya. Wezzt!

"..!!"

"Dit! Woi.. Denger dulu.," pinta Jihan, lalu segera ikut ke tribun secepat jarum detik. Wezzt!

"Denger. Aas gak mau tau. Dia tuh minta kami, para panitia ngejaga keselamatan murid. Pokoknya jangan sampe ada freelance yang lecet atau terluka selama latihan. Di sini ada si Helen. Tapi dia bukan majikannya. Lo ngerti belum sih?"

Jihan tak sadar dengan darah yang belum kering di dagunya, masih meributkan Hen Hen.

Dito masih fokus mengamati riak-riak grafik. Hanya dirinya yang paham prilaku objek, Jihan tetap mengajaknya briefing.

"Kira-kira di mana si Hen Hen ya, Dit? Apa gue harus tanya langsung ke si Helen sama si Nana?"

Sat! Sit..! Seth! Blizt! Kini semua orang sudah nimbrung, mengerubungi Dito dan garis yang bergelombang itu.

"Jadi kenapa ada mata air di sini Dit?"

"Bonin, diem dulu. Ini soal keselamatan murid. Gak boleh ada freelance yang terluka. Tunggu bewara dibuka."

"Lo gak tersakiti, Kak?"

"Tersakiti gimana?" bingung Jihan, membiarkan tangan Ira membersihkan dagunya. "Ini salah makeup."

Ira memeluk Jihan. "Udah Kak.."

"Tadi nihil. Sekarang justeru ada error. Siapa tadi yang ngimej?" tanya Dito tentang objek riak.

"Gue, Dit?"

"Co-coba.. Ulang. Buka lagi," pinta Dito tergugup. "Kalo nihil, gak ada error."

"??"

"Buka, Budeg," sebor Jihan sambil mengelus-elus kepala Ira.

Nina ngeh, mengiyakan. Dia segera menyentuh udara.

Zrrthh! Seruas garis vertikal langsung muncul di tengah mereka, mengurat udara.

"Oke. Positif," putus Dito. "Rangka Endfield normal, tapi gravitasinya hilang."

"Itu kebawa nyasar. Masih di dalem sana, Dit," beritahu Jihan. "Gue bisa tarik langsung ke sini. Tapi di rakit itu, si Hen Hen bakal langsung nyebur."

Dito melesat masuk portal begitu mendengar info Jihan. Wtthh!

Sesosok siluet berdiri dari duduknya, sadar dengan kedatangan Dito. Bayang tiga dimensi atau boneka hitam tersebut menatap Dito. Diam, mungkin lanjut melamun sebagaimana acara duduknya tadi.

"Hen?"

Si hitam perlahan melayang. Tapi baru setengah jalan, dia berhenti. Mungkin sedang berpikir.

"Kami pikir lo sudah soloter. Masih aman khan dari dia? Gak ada gangguan Linpar? Aman?"

Dito menunjuk horison langit tanpa menoleh. Di balik Bimasakti sana ada wajah laki-laki yang sedang mengintip. Si hitam mengangguk-angguk.

Wwtthh! Jihan datang.

"Apa nih ulah Helen ya, Dit?"

Siluet terjengah melihat Jihan datang. Si hitam pun cabut diri, langsung mencebur ke lautan lava meniru meteor. Bluuarggh..!!

"Helena! Hen Hen!"

Jihan berseru tapi diam di tempat, tak mengejar. Dia jetset balik ke bilik portal. Zwwth!

Di Endfield, Jihan bicara pada Nina dan Helen. "Nin, Len.. trus lo, Nan.."

Gwuuth! Nana terdorong ke belakang, keluar dari tubuh Helen dengan tiba-tiba.

"Whuaa!! Anjir.."

"Tolong urus Endfield, bantuin Dito. Gue mau lanjut nyidik Hen Hen."

"Han, denger.. Gue ragu kalo itu emang dia. Dia belum tentu manusia."

Nina menyela. "Gue serius Len. Di luar sana belum ada muka lo. Majikan lo aman. Belum ke mana-mana. Di dalem sana tuh Hen Hen. Gue tuh petugas ronda. Satpam perbatasan. Terkait soloter, Kak Marcel saksi lainnya. Jadi lo boleh nanya lagi ke kak Marcel. Lo bisa sekalian bawa segudang wartawan."

"Udah, udah. Kalian urus Endfield. Tarik balik gravitasinha ke sini. Soal Helena, biar gue yang turun."

"Gu-gue gak bisa telkin, Han.. Skill yang gue andelin tuh garis Phoenix-nya dia kalo pengen ngeremote barang."

"Soal skill Nina yang urus. Lo sama Nana fusion lewat dia, Len. Simpelnya, garis Phoenix tuh dobeltip. Ntar kalo udah gabung, kalian berdua gak perlu lagi disusu si Bonin. Bisa hadir mandiri tiap latihan. Skill kalian nanti portable, gak perlu lagi bawa-bawa orang."

"Umm.. Oke. Trims. Ayo Nan. Gue sadar, kita yang paling dungu."

"Tapi dia.. guru dungunya. Gue yakin itu."

"Nan.. Udah."

"Dungu!"

Helen menghalangi jarak Nana dari Jihan dengan tangannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!