"Ku pikir dengan menikah dengan mu hidup Ku akan bahagia, nyatanya Kau hanya memberikan Ku luka yang sedalam ini." Alisa
Alisa menikah dengan Fahmi putra pemilik pesantren tempat ia mengenyam pendidikan. Pada awalnya rumah tangga mereka begitu bahagia dan harmonis apalagi kini sudah hadir buah cinta mereka berdua, seorang anak yang masih bayi berusia dua bulan.
Namun ternyata kebahagiaan pernikahan itu tak bertahan lama. Fahmi tergoda akan tahta dan wanita, ia berselingkuh dengan saudari kembar Alisa sendiri. Hingga pada akhirnya mereka kehilangan buah cinta mereka.
Alisa merasa putus asa karena mendapatkan ujian yang bertubi-tubi. Ia merasa lelah dengan hidupnya, dan terus menginginkan Tuhan agar membawanya pergi ke sisi-Nya.
Simak ceritanya dalam judul "Tuhan Bawa Aku Pulang." Karya DEWI KD. Jangan lupa untuk mendukung Author dalam bentuk Like dan Komentar kalian ♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Di kantor, Fahmi tengah berkutat di layar laptopnya. Tak lama seorang wanita mengetuk pintu ruang kerjanya dan masuk ke dalam.
“Selamat Pagi, Pak Fahmi !” sapa wanita itu dia adalah sekretaris pribadi direktur keuangan di perusahaan tersebut.
“Selamat Pagi, Bu Dian ! Ada apa mencari Saya ?” tanya Fahmi.
Wanita yang bernama Dian tersebut meletakkan undangan anniversary perusahaan yang ke 30 tahun pada Fahmi.
“Undangan perayaan 30 tahun perusahaan. Jangan lupa datang dan membawa istri anda !” kata Dian
“Oh, iya, terimakasih, Bu !” kata Fahmi dengan sopan.
“Kita ini seumuran, Fahmi ! Apa tidak bisa kita saling memanggil sebutan nama saja !” kata Dian mendudukkan diri di kursi di hadapan Fahmi.
Fahmi tersenyum,
“Maaf Bu Dian, Saya tidak mau dianggap tidak sopan !” kata Fahmi apa adanya.
Dian menghela nafasnya,
“Fahmi, kalau Kau seperti ini terus. Kau akan selalu seperti ini saja, tidak ada perubahan. Lihat orang-orang di luar sana, mereka memiliki ambisi untuk lebih tinggi lagi dari apa yang sudah mereka punya disini !” kata Dian yang membuat Fahmi terdiam.
“Apa Kau tidak ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi direktur perusahaan ?” kata Dian lagi yang membuat Fahmi semakin terdiam.
“Terkadang Kita, harus seperti penjilat agar nama kita di pandang dan di akui di dunia kerja.” Ucap Dian lagi kemudian berdiri dari duduknya.
“Malam perayaan nanti, Kau pasti bisa melihat sendiri bagaimana orang-orang di sekitarmu !” Dian kemudian pergi dari ruang kerja Fahmi, meninggalkan Fahmi yang hanya diam merenungkan apa yang sudah dikatakan oleh Dian padanya.
Ucapan Dian nyatanya mampu membuat dirinya menjadi goyah. Walaupun Fahmi berusaha untuk menepisnya.
“Apa Kau tidak ingin merasakan bagaimana menjadi seorang Direktur, Fahmi ?”
Perkataan Dian itu selalu terngiang-ngiang di otaknya. Hingga suatu ketika Fahmi kembali sadar begitu Alisa mengirimkan pesan padanya.
“Mas, bisa kirimkan uang belanja, kebutuhan dapur sudah habis.”
Fahmi kemudian mengirimkan uang pada Alisa sejumlah tiga juta rupiah.
“Segini cukup gak, Sayang ?” tanya Fahmi
“Masyaallah, lebih dari cukup Mas ! , terimakasih ya !”
“Iya Sayang, bilang nanti kalau uangnya kurang, ya !”
“Iya Mas, Insyaallah cukup kok !”
“Mas Fahmi mau dimasakin apa buat nanti malam ?”
“Apa saja, Sayang. Apa yang Kamu masak pasti Aku makan, kok.”
“Ya sudah, Aku mau belanja dulu ya, Mas ! Semangat kerjanya, Pak Suami.”
“Iya Sayang, hati-hati ya !”
Fahmi kemudian menaruh lagi ponselnya ke atas meja kerjanya. Ia kemudian melihat jam di tangannya sudah menunjukkan jam istirahat. Fahmi kemudian mengambil tas bekal makanan dan membuka isinya, ia menikmati makanan yang sudah di masak oleh Alisa untuknya.
Lain halnya dengan Anisa,
Wanita itu sekarang selalu dihantui rasa takut ketika bertemu dengan Reino. Tak pernah terpikirkan sebelumnya jika Reino memiliki sisi lain dari kepribadiannya.
Anisa yang kini di kurung di kamar, begitu mendengar suara pintu kamar terbuka dan derap langkah seseorang masuk ke dalam membuat bulu kuduknya seketika langsung berdiri.
Orang itu siapa lagi kalau bukan Reino. Reino datang dengan membawa nampan yang berisikan makanan dan segelas susu untuk Anisa.
“Sayang…Ayo makan !” ucap Reino dengan lembut.
Prilaku lembut yang di tunjukkan Reino barusan membuat Alisa semakin ketakutan.
“Aku tidak lapar !” tolak Anisa yang membuat Reino langsung menatap tajam pada Anisa.
Reino tidak suka di tolak, apapun harus ia dapatkan sesuai dengan keinginannya.
Reino mendekati Anisa dan menarik rambut panjang Anisa dari belakang yang membuat Anisa meringis kesakitan.
“Aahh…Sakit Om !”
“Makan !” bentak Reino yang membuat Anisa menangis.
“Hiks…hiks…”
“Makan ! Ini Makan ! Minum ! Habiskan !”
Reino menyuapi Anisa makan dengan begitu kasar serta menyuruh Anisa minum susu tersebut hingga berserakan di lantai.
“Hiks…hiks…”
dalam keadaan seperti ini Anisa baru tersadar jika ia butuh sandaran dan pelukan hangat dari kedua orang tuanya. Andai dulu ia tak pergi dari rumah, dan merawat Ibunya menjadi anak yang berbakti pada kedua orang tuanya. Tentu nasibnya tidak akan seperti ini sekarang.
“Kenapa Om tidak bunuh Aku saja, Om !” kata Anisa memberanikan diri bersuara.
“Aku tidak mau membunuh mu, karena Aku sangat mencintai mu, dan dia…” Reino mengelus perut rata Anisa yang Reino yakin saat ini Anisa tengah dalam kondisi hamil.
“Dia…apa maksudnya ?” ucap Anisa dalam hati.
“Apa Aku hamil ?”
Anisa menutup kedua matanya. Anisa tentu saja tidak mau hamil, apalagi anak seorang psikopat seperti Reino.
“Kau harus makan makanan yang bergizi. Kau harus sehat agar dia tumbuh dengan sempurna !” kata Reino mengelus kepala Anisa dengan lembut.
Anisa hanya diam kemudian Reino pergi meninggalkan Anisa di kamar tersebut lalu mengunci kamar itu lagi.
Anisa kembali menangis,
“Tidak ! Tidak mungkin Aku hamil ! Aku tidak mau hamil anaknya !” ucap Anisa frustasi.
Sungguh Anisa tak dapat membayangkan bagaimana dirinya kedepannya jika ia harus mengandung anak Reino.
...****************...
cerita nya seru dan menarik
apa salah Alisa sama Anisa dan fahmi