NovelToon NovelToon
Mahligai Cinta (Cinta Setelah Menikah)

Mahligai Cinta (Cinta Setelah Menikah)

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Romansa / Pernikahan rahasia
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: bucin fi sabilillah

Hanum Salsabila, seorang dosen cantik harus menerima kenyataan jika ia harus dijodohkan dengan seorang CEO. Ia hanya bisa pasrah dengan ketegasan Halim sang ayah yang membuatnya tidak berdaya.
Ravindra Aditama, CEO yang begitu membenci perjodohan. Ia bersumpah akan mengerjai Hanum sampai ia puas dan pergi meninggalkan negeri ini setelahnya.
Kisah cinta mereka baru saja dimulai, namun Tama harus menerima kenyataan jika Hanum lebih memilih untuk berpisah darinya.
Akankah mereka bisa mempertahankan rumah tangga atau memilih untuk berpisah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bucin fi sabilillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

tidak ada solusi

Mereka benar-benar terlelap dalam posisi berpelukan. Rasa nyaman merengkuh tubuh sepasang suami istri yang sedang tidak baik-baik saja.

Jika hubungan mereka terjalin dengan baik, mungkin tidak akan ada kata puas dengan setiap sentuhan yang terjadi.

Sementara di luar kamar. Alifiya dan Nafisa masih menunggu Tama dan Hanum keluar dari kamar. Para ayah sudah kembali ke perusahaan dan menyerahkan semuanya kepada mereka.

"Jeng, apa mereka masih perang dingin? Aku mendapat laporan, jika Hanum semalam pulang ke apartemen dan Tama pulang ke rumah," ucap Alifiya.

Mereka bukan tidak tau, jika terjadi sesuatu kepada Tama dan Hanum. Namun, tidak ada yang bisa dilakukan selain menunggu sebuah keajaiban dalam rumah tangga mereka.

"Sepertinya, ada sesuatu yang terjadi selama di Korea. Bekas luka itu, bukan bekas garukan kuku," ucap Nafisa lirih.

"Maksudnya, Jeng?" tanya Alifiya mengernyit.

"Itu seperti luka goresan karena gesekan sesuatu. Tapi, tidak mungkin jika Hanum terjatuh sampai ke wajah tanpa memar," ucap Nafisa.

Alifiya terdiam, Tama tidak mungkin melakukan kekerasan kepada orang lain, apa lagi wanita. Namun, masih terselip sebuah rasa takut jika Tama tega melakukan hal itu kepada Hanum.

"Harusnya, kita memberi waktu kepada mereka untuk mengenal terlebih dahulu," ucap Alifiya mulai merasa takut.

"Semuanya sudah terjadi, Jeng. Kita lihat saja kedepannya bagaimana. Semoga mereka memang berjodoh dan hubungan mereka bisa lebih baik lagi," ucap Nafisa penuh harap.

Alifiya terdiam sambil berdoa di dalam hati, berharap hubungan Tama dan Hanum baik-baik saja tanpa kendala.

"Mungkin kita harus sering menginap di rumah mereka, Jeng. Sandiwara mereka sangat terlihat ketara," ucap Alifiya.

"Iya, Jeng. Tapi, biarkan hubungan mereka mengalir tanpa paksaan. Walaupun nanti harus menggunakan berbagai cara agar membuat mereka bisa saling menerima satu sama lain," ucap Nafisa.

"Ah, aku berharap hari itu tiba," ucap Alifiya.

Hingga sore menjelang, Hanum lebih dulu terbangun dan menyesap aroma maskulin yang membelai hidungnya. Ia tersadar dan langsung mendorong Tama agar melepaskan pelukan mereka.

Wajahnya memerah dengan napas yang memburu. Marah, itu yang sedang ia rasakan sekarang.

"Sshh," desis Tama dan membuka matanya.

Ia melihat Hanum yang sudah duduk dengan wajah yang begitu kesal.

"Kenapa?" tanya Tama ketus. Kepalanya terasa begitu sakit karena terkejut.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Hanum geram.

"Saya hanya tertidur! Memangnya kenapa lagi?" ucap Tama malas dan membelakangi Hanum.

Dosen cantik itu hanya menahan diri untuk tidak berbuat sesuatu. Ia menghela napas dalam agar bisa meredakan amarah yang sudah mencapai ubun-ubunnya.

Ya Tuhan, berikan aku kesabaran yang berlebih untuk menghadapi laki-laki ini!. Batinnya.

Ia memilih untuk turun dari ranjang dan mencuci muka. Ia sudah sangat muak melihat wajah badjingan Tama yang membuatnya selalu terbayang dengan kejadian waktu di Korea kemarin.

Ia berjalan menuju pintu namun mengurungkan niat, ia takut di tanya oleh bunda dan mertuanya tentang bulan madu kemarin.

"Kenapa tidak jadi keluar?" tanya Tama menatap Hanum dengan mata sayunya.

Hanum hanya terdiam dan memilih untuk duduk di sofa sambil memeriksa ponselnya.

Kita lihat, sampai kapan dia akan diam terus seperti ini. Batin Tama tersenyum smirk.

Ia segera bangun dan duduk di samping Hanum. Namun, gadis cantik itu langsung berdiri, Tama segera menahan tangannya dan membuat Hanum kembali terduduk.

"Kita sudah dewasa, Bu. Apa tidak ada solusi lain lagi? Apa seperti ini kita menyelesaikan masalah?" tanya Tama.

Hanum terdiam dan membenarkan ucapan Tama.

"Anda tidak akan pernah paham dengan apa yang saya rasakan sekarang. Solusi? Anggap saja tidak pernah terjadi apa pun sebelumnya. Kesepakatan Anda, saya setujui. Jangan ganggu saya lagi setelah ini!" ucapnya tegas.

"Bu, apa tidak ada keinginan untuk memulai hubungan kita kembali? Apa ibu tega melihat orang tua kita kecewa?" tanya Tama lirih.

Hanum kembali terdiam, ia tidak ingin itu terjadi. Namun kali ini, egonya berkata lain. Ia harus mengedepankan perasaan kecewanya untuk menjadi pengingat, jika dia bukan lagi gadis seperti beberapa hari yang lalu.

Diperkossa dengan kasar, akan menjadi ingatan segar di dalam pikirannya sampai kapan pun.

"Tidak!" ucap Hanum ketus.

Tama terkejut tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Hanum. Ia hanya menghela napas dan pergi ke kamar mandi.

Sementara Hanum. Ucapan Tama begitu melekat dihatinya. Akankah ia harus egois dengan semua rasa sakit dan membiarkan kekecewaan menyelimuti perasaan orang tuanya.

Itu sangat tidak mungkin. Tapi, sekarang aku tidak bisa berpikir jernih untuk masalah ini. Semuanya terlalu rumit!. Batin Hanum dengan mata yang berkaca-kaca

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!