Pelet Sukmo Kenongo adalah jalan ninja Lisa untuk memperbaiki hubungannya dengan sang kekasih yang sedang tak baik-baik saja.
Sayangnya, air yang menjadi media pelet, yang seharusnya diminum Reza sang kekasih, justru masuk ke perut bos besar yang terkenal dingin, garang dan garing.
Sejak hari itu, hidup Lisa berubah drastis dan semakin tragis. Lisa harus rela dikejar-kejar David, sang direktur utama perusahaan, yang adalah duda beranak satu, dengan usia lebih tua lima belas tahun.
Sial beribu sial bagi Lisa, Ajian Sukmo Kenongo yang salah sasaran, efeknya baru akan hilang dan kadaluarsa setelah seratus hari dari sejak dikidungkan.
Hal itu membuat Lisa harus bekerja ekstra keras agar tidak kehilangan Reza, sekaligus mampu bertahan dari gempuran cinta atasannya.
Di akhir masa kadaluarsa Ajian Sukmo Kenongo, Lisa malah menyadari, siapa sebenarnya yang layak ia perjuangkan!
Karya hanya terbit di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al Orchida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Little Kiss
Lisa ingin sekali marah pada pak bosnya, tapi nyatanya tidak. David tidak bisa disalahkan karena sudah membawa Lisa ke acara makan malam keluarganya–tanpa bicara dulu. Bahkan, jika David nekat membawa Lisa ke kantor urusan agama pun, gadis itu tetap tidak punya hak untuk menyalahkannya.
Karena sudah jelas kalau penyebab semua masalah ada pada Lisa! Jadi ia tidak perlu ngambek, menggerutu apalagi meledak-ledak meluapkan emosinya pada David.
Lisa sadar betul, hal-hal mengejutkan yang dilakukan David padanya murni akibat dari pengaruh ajian sukmo kenongo, bukan karena pria itu tertarik, apalagi mencintainya.
“Kok diem aja, Lisa?” tanya David kalem. Ia mengemudikan mobil lebih lambat saat mengantar Lisa pulang, agar memiliki waktu untuk bicara.
“Nggak tau mau ngomong apa,” jawab Lisa datar. Ia bukannya sengaja mendiamkan David, tapi butuh menata hati dan pikirannya yang sedang rumit.
“Kamu marah?”
“Nggak!” jawab Lisa singkat.
David menghembuskan nafas berat, “Seharusnya kamu marah … karena aku sudah bersikap sangat egois!”
“Seharusnya Pak David ngomong dulu kalau mau ngenalin aku sama keluarga, terutama Diandra!” kata Lisa tajam, tapi tidak menunjukkan emosi apapun.
“Maaf!” kata David tulus. “Aku mengaku salah. Aku melakukan hal konyol tanpa memikirkan perasaanmu! Drama itu akan segera berakhir kalau kamu keberatan.”
Lisa menoleh, memperhatikan wajah tenang David yang sedang fokus menatap ke depan. “Pak David sering melakukan hal itu? Ngajak cewek untuk dikenalin sama ortu dan keluarga besar?”
“Nggak sering sih, cuma Laura sama sekretaris sebelumnya, si Jeany. Hanya saja, Diandra sama sekali nggak respon keduanya waktu itu. Jadi drama langsung berakhir dalam satu kali pertemuan saja! Tapi aku tetap bayar mereka sesuai kesepakatan awal.”
Lisa melongo, “Hah? Kenapa nggak bayar artis sekalian yang aktingnya natural dan nggak keliatan kalau lagi main drama?”
“Lebih masuk akal kalau calon istriku itu sekretarisku, karena sering ketemu di kantor dan aku ajak kerja kemana-mana, jadi orang tuaku pasti mengira aku jatuh cinta karena intensitas pertemuan, seperti kisah mereka!”
David kemudian menceritakan secara singkat bagaimana ayahnya yang dulu seorang direktur keuangan akhirnya menikahi ibunya, si sekretaris. Juga bercerita singkat tentang adiknya si Denis yang juga menikah dengan teman sekantor.
“Oh, jadi ide membawaku ketemu calon mertua abal-abal tadi karena terinspirasi dari keluarga sendiri? Pantes aja Diana langsung curiga kalau kedatanganku itu tidak murni keinginanku, tapi atas jebakan kakaknya!” cibir Lisa. Kali ini wajahnya serupa dengan macan betina yang sedang lapar.
David nyengir sambil menoleh sekilas, “Lisa … kan aku udah minta maaf! Kamu tadi juga bilang nggak marah?!”
“Nggak bisa! Transfer dulu bayarannya. Mas tau kan kalau aktingku tadi bagus banget sampai Diandra aja pengen aku jadi ibunya!”
“Mas?” tanya David sambil senyum-senyum. “Kamu serius mau panggil aku mas mulai sekarang?”
“Nggak, salah itu tadi, dan jangan mengalihkan topik pembicaraan!” Lisa mendengus dingin, jengkel dengan ekspresi David yang menganggap enteng segala sesuatunya.
David bertanya dengan suara lembut, “Kamu mau ditransfer berapa?”
“Sama kayak Laura! Eh nggak bisa, aku harus satu kali gaji. Nggak kurang, tapi boleh dilebihin dikit, karena aktingku sukses membuat orang tuamu terpesona!”
“Cuma satu kali gaji lebih dikit? Lisa … duitku itu banyak, jadi kalau minta itu yang masuk akal!” ujar David lembut.
Lisa ingin memaki karena merasa diejek habis-habisan. Untuk David uang dua puluh lima juta mungkin sedikit, tapi bagi Lisa yang biasa gajian lima juta sebulan, uang sejumlah itu lebih, lebih, lebih dari cukup.
“Ya udah dua kali gaji,” tukas Lisa nekat. Siapa suruh nantang-nantang?
“Kita nikah aja yuk!” ujar David keluar dari pokok bahasan. “Diandra pasti seneng banget kalau kamu beneran mau segera tinggal di rumah!”
Lisa menghembuskan nafas berat. Kalau saja David mengatakan hal itu dengan seluruh kesadarannya, mungkin bakal dipertimbangkan, apalagi hubungannya dengan Reza sudah kandas.
“Aku….”
“Kamu nggak harus jawab sekarang, Lisa! Kamu bisa pikirin baik-baik niatku ini. Bicarakan dulu dengan ibumu! Aku kasih waktu satu bulan, gimana?”
Lisa langsung menghitung masa efektif ajian sukmo kenongo dari sejak David minum kopi dengan kandungan pelet tinggi. Waktu ia menangis bombay, pelet baru berjalan sekitar dua minggu, dan Reza sudah satu bulan ngantor di cabang, artinya sudah berjalan satu setengah bulan lebih.
“Dua bulan!” tawar Lisa.
“Satu setengah bulan. Deal?”
Lisa kembali mendengus, “Tapi … apapun jawabanku nanti, bapak harus terima dengan lapang dada!”
David menepikan mobil dan berhenti total, tapi mesin tetap menyala. Ia membuka ponsel dan melakukan transaksi e-banking, langsung mentransfer sejumlah uang pada Lisa.
“Oke, aku udah transfer seratus juta ke kamu. Sampai saat itu tiba kita akan tetap main drama di depan keluargaku. Di depan Diandra!”
Lisa melebarkan mata saat David menunjukkan bukti transfer di layar gawainya yang menyatakan transaksi telah berhasil. Ia pun mulai menggeleng pelan, bermaksud menolak ide gila David.
Uang itu terlalu banyak untuk Lisa, dan ia jelas khawatir segala sesuatu berakhir di luar kendalinya.
“Mas, please! Jangan seperti ini,” ucap Lisa hampir menangis. “Jawabanku belum tentu ‘iya aku mau jadi istrimu’, bisa saja aku menjawab sebaliknya!”
“Nggak masalah, apapun jawabanmu aku terima. Yang penting drama romantis kita lancar jaya!” sahut David santai, tanpa beban apapun. Ia bahkan kini tersenyum menawan di depan wajah Lisa yang pucat karena kekhawatiran.
“Drama romantis?” tanya Lisa gelagapan. Ingin sekali ia mendorong jidat bosnya agar menjauh, tapi jelas itu tidak mungkin.
Jari-jari David menaikkan dagu Lisa, diiringi tatapan dalam ke mata sekretarisnya yang bergetar karena cemas. “Karena aku udah bayar, jadi romantis-romantisannya udah bisa dimulai kan?”
“Hah, apa?” tanya Lisa panik.
“Kita harus banyak latihan dramanya, untuk membangun chemistry antara calon istri dan calon suami,” jawab David sambil mengulum senyum sintingnya.
Lisa langsung menghindar saat David lebih mendekatkan wajahnya. Ia menoleh ke arah jalan raya, sehingga bibir pak bosnya itu tidak tepat sasaran. Tidak jadi menabrak bibirnya. Melainkan menempel lembut pada pipi kanannya.
Lisa menelan ludah dengan gemetar. Padahal hanya kena pipi, tapi dadanya sudah sesak dan ingin meledak. Ia mulai berpikir, bagaimana jika yang terkena kecupan barusan adalah bibirnya? Oh No! Membayangkannya saja Lisa sudah merinding hebat.
Lisa jelas tidak menginginkan hal seperti itu sampai terjadi. Ia bukan ani-ani, yang dibayar seratus juta untuk diperlakukan tidak pantas oleh bosnya.
Namun, menolak kehendak maupun menghindari David dalam situasi tertentu selalu tidak mudah bagi Lisa. Begitu juga dengan saat ini. Ia tak berkutik saat dua tangan David membingkai wajahnya, dan bagian tersialnya : David dengan cepat membungkam mulutnya yang hendak protes keras.
Yeah, seperti yang diharapkan David, bibirnya akhirnya bertemu juga dengan bibir Lisa.
Lisa nyaris pingsan. Getaran dalam dadanya terlalu hebat hingga menimbulkan rasa cemas berlebih. Ia panik, dan rasanya ingin meleleh.
Sayangnya, David malah menikmati momen itu. Ia membelah bibir Lisa dengan lembut dan sungguh-sungguh. Dengan penuh perasaan, seolah ingin menyihir Lisa dengan segala kemampuannya.
Lisa bukannya tak pernah berciuman. Ia dulu sering melakukannya dengan Reza, tapi David serasa lebih jago dalam memainkan ritmenya. Pro player ibaratnya.
Begitu Lisa tenggelam dan larut dalam pagutannya, David memberanikan diri untuk membelai setiap sudut mulut Lisa dengan lidah dan giginya. Ia mulai menghisap, menggigit, merayu, dan menjanjikan kenikmatan lainnya.
Seketika, kepala Lisa pusing. Perasaannya campur aduk, dadanya berdebar tak berkesudahan, dan ia tak bisa menghentikan sesuatu yang indah yang menjalar dalam hatinya.
Lisa bahkan masih terpejam saat David mengakhiri invasi dan merenggangkan jarak mereka. Jujur ia malu untuk membuka mata dan bertatap muka dengan pak bosnya.
“Lisa? Kamu nggak marah, kan?” tanya David sambil mengusap bekas basah di sudut bibir Lisa. Ia merasa senang, dan juga menang karena Lisa tidak menolaknya. Ia jadi agak yakin kalau Lisa memiliki perasaan padanya, walaupun mungkin hanya sepuluh persen.
“Apa mas juga melakukan hal seperti ini dengan Laura dan Jeany saat main drama?” tanya Lisa balik begitu ia membuka mata dan membuang muka.
“Untuk apa aku melakukan hal konyol dengan Laura dan Jeany? Aku nggak ada perasaan khusus pada mereka,” jawab David gamblang.
“Jadi tujuan main drama sama mereka apa?” kejar Lisa.
“Aku terpaksa karena mami terus saja meributkan statusku, dan tak berhenti menjodohkan aku dengan putri temannya!” David menggenggam tangan Lisa erat-erat, memberikan keyakinan kalau yang barusan dilakukannya itu murni karena ia suka.
Lisa menyandarkan kepala di kursi sambil memejamkan mata, frustasi karena hubungannya dengan pak bos bukannya menjauh tapi malah semakin jauh dalam arti yang lain.
Bersambung,
temen yg super konyol masabiya mau dipelet yg pke seumur hidup hadeh
lama kelamaan juga reza pasti nyesel lis apalagi kalo kualitas kamu makin bagus..
jd selama ajian belum berakhir pepet trroos mas dave nya jd pas ajian itu kadaluarsa mas dave udh ngerasa nyaman ama kamu lisa..dan kalaupun reza kembali hushus hempas jauh2 mantan bastard mu itu😆😆😆
salah soal masa expired tuh pelett. bener tak sih...
seratus juta little kiss hemm, gimna klo......