NovelToon NovelToon
Theresia & Bhaskar

Theresia & Bhaskar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Teen Angst / Diam-Diam Cinta / Keluarga / Romansa
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Elok Dwi Anjani

Menyukai Theresia yang sering tidak dianggap dalam keluarga gadis itu, sementara Bhaskar sendiri belum melupakan masa lalunya. Pikiran Bhaskar selalu terbayang-bayang gadis di masa lalunya. Kemudian kini ia mendekati Theresia. Alasannya cukup sederhana, karena gadis itu mirip dengan cinta pertamanya di masa lalu.

"Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya. Aku yang bodoh telah menyamakan dia dengan masa laluku yang jelas-jelas bukan masa depanku."
_Bhaskara Jasver_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elok Dwi Anjani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah

Bhaskar melirik kotak barang-barang Theresia yang Erga berikan kepadanya setelah kepergian Theresia. Ada sesuatu yang menggangu pikirannya saat melirik kotak tersebut, ia ingin melihatnya, tetapi dadanya sangat sakit mengingat gadis yang telah ia cintai pergi tanpa pamit.

Pamannya yang menemani Bhaskar sejak kepergian gadis itu hanya bisa menatap ponakannya yang sedang berlarut dalam kesedihannya. Menghibur juga bukan bakatnya.

"Kamu nggak mau makan? Bibi udah siapin sarapan di bawah," ucap Paman Bhaskar yang menatap ponakannya.

Bhaskar hanya diam. Terduduk di lantai balkon sambil menatap langit yang mendung.

Pria itu pun hanya menghela napasnya dan meninggalkan Bhaskar untuk sementara waktu dahulu.

Setelah Pamannya pergi, Bhaskar memberanikan diri untuk membuka kotak tersebut dan menemukan barang-barang gadis itu. Sketchbook yang ia berikan juga ada di sana, buku gambar pelatihan gadis itu juga ada di sana.

Namun yang menarik perhatiannya adalah buku diary gadis itu yang pernah ditunjukkan kepadanya saat di taman awal pendekatan mereka.

Bhaskar tersenyum tipis melihat gambaran-gambaran Theresia yang indah dan ternyata Theresia menggambar bunga anyelir sebelumnya. Namun ada tulisan di belakang lembaran gambar tersebut.

...Aku sebagai bunga anyelir seseorang yang membuatku merasakan kesenangan dengan perhatiannya....

...Aku menyukainya, tetapi dia memiliki ketakutan yang berasal dari masa lalu mendalam....

...Luka dia membeset hingga beranjak dewasa, walaupun dia memiliki ketakutan yang cukup parah. Aku tetap menyukainya....

...Terima kasih, my favorite person....

Laki-laki itu tersenyum membaca tulisan Theresia dan tangannya mengambil gambaran dirinya yang disatukan dengan selotip.

Sebelumnya Erga juga berkata jika gambaran itu robek dikarenakan Linsi, tetapi Theresia berusaha menggambarnya lagi.

"Gua belum bilang permintaan gua, Re. Padahal gua cuman mau ngajak lo ke pantai itu lagi buat piknik dan main ini lagi. Tapi sekarang permintaan gua berubah, yaitu semoga lo tenang di sana dengan ketenangan yang selalu lo idam-idamkan."

Ia beranjak dari tempat duduknya dan membuka rapotnya. "Lo menang diperingkat pertama, sementara gua kedua."

"Yang gua lakuin sekarang cuman bisa jagain barang lo, dan tunjukin kalau gua bisa lebih bagus daripada gambaran-gambaran itu."

Di sisi lain, lukisan Theresia dipajang di tempat perlombaan sebelumnya yang langsung banyak dibicarakan murid-murid di sekolah. Bahkan panitia perlombaan itu juga mengunggah vidio Theresia menjelaskan makna bunga anyelir yang langsung naik penontonnya.

Tidak hanya itu, Theresia berhasil mengharumkan nama sekolah dengan bakatnya dan keberaniannya yang di bimbing dengan Bu Rifa yang kini menjadi guru tetap ekskul melukis di sekolah.

Orang-orang yang mengenal Theresia di kelas juga sebelumnya terkejut dengan berita gadis itu. Apalagi Mona yang sejak tidak adanya Theresia dan Bhaskar yang tidak masuk sekolah menjadi diam sambil menatap meja mereka karena terpikirkan.

Mona adalah gadis yang pernah satu kelas dengan Bhaskar saat SMP, dan ia terkejut saat laki-laki itu menghubunginya karena ingin pindah ke SMA-nya. Dan yang lebih membuatnya terkejut lagi adalah laki-laki itu sedang mengincar seorang gadis.

Lalu Bhaskar meminta bantuannya untuk mencari tahu tentang gadi tersebut. Namun Mona tidak bisa benar-benar membantunya, tetapi yang lebih membuatnya terperanjat dikarenakan gadis yang Bhaskar incar adalah seseorang yang satu kelas dengannya.

Linsi juga tidak lagi sekolah di sekolah tersebut. Karena Mamanya tidak bisa membiayainya sekolah yang pada akhirnya membuat gadis itu bekerja. Kondisi rumah yang tidak terawat baik dan perekonomian yang buruk membuat mereka sengsara.

Flora sekarang menyendiri di bangku taman saat ia pertama kali mengganggu Bhaskar yang sedang menggambar Theresia. Walaupun ia sedikit jahat dengan gadis itu, tetapi ia masih memiliki sisi kebaikan dalam dirinya. Hanya saja suka usil berlebihan.

...••••...

Bhaskar kini sedang menulis di buku Theresia dengan menempelkan foto gadis itu saat di pantai. Foto yang ia pilih adalah foto Theresia yang sedang comot karena memakan kue buatannya. Ia juga menuliskan sesuatu di sana.

Bhaskara Jasver

...Rasa sakit itu sangat menusuk di jantung. Pedihnya masa lalu yang tersisa begitu perih hingga menjadi sebuah trauma. Memiliki keinginan untuk melupakannya dan mencoba untuk menyukai seseorang lagi....

...Tetapi dia pergi menyusul masa lalu yang telah tenggelam dan kembali ke permukaan. ...

...Ingin sekali melupakan ketakutan itu, lalu menatap dunia tanpa memikirkannya. ...

...Tidak perlu heran dengan takdir, karena takdir memang selalu memiliki kejutan begitu banyak....

...Awal yang takut jika mendekati dia maka akan terkena imbasnya. Maka dari itu, selalu menjaganya dan melihat dia adalah keputusan yang baik. Walaupun tampak seperti obat sekaligus luka....

...Trauma bisa dipulihkan, tetapi jangan abaikan orang-orang yang ingin mendekat hanya karena ketakutan di masa lalu. Waktu hanya berjalan ke depan dan tidak dapat diputar kembali, jadi tidak perlu membuang waktu dengan alasan terjebak di masa lalu....

^^^Terima kasih untuk kenangannya, Theresia Mahdalena.^^^

...••••...

Rumah bertingkat dua dengan taman yang lebat rumput liar, serta keadaan kolam renang kecil yang airnya keruh itu membuat Bhaskar terdiam sejenak di depan pintu rumah Mamanya. Ia baru saja sampai setelah turun dari taxi. Dari depan rumahnya tampak bersih dan terawat karena Omnya yang membersihkannya, tetapi di belakang justru sebaliknya. Ia melempar tasnya di kursi kayu dan berjalan menyusuri sisi taman yang akan roboh karena sudah lama.

"Om, bisa beliin pagar buat taman belakang rumah?" ucap Bhaskar saat panggilan teleponnya dengan pamannya tersambung.

"Kamu mau perbaiki rumah itu?" balas Om di seberang sana.

"Iya."

"Yaudah, nanti Om bilang ke seseorang biar ke sana lihat dan ngukur. Kamu tingga rekues pagarnya aja."

"Makasih, Om."

Kemudian, Bhaskar menuju kamarnya yang dikunci dengan perasaan aneh yang menjalar. Ia jadi mengingat kenangan kebersamaannya bersama keluarganya meski hanya sebatang kara. Ia bersyukur masih memiliki Paman yang tidak menelantarkan dirinya. Saat kamar tersebut terbuka, semua barang-barang dan kasurnya dilapisi oleh plastik agar tidak kotor ketika pemiliknya tidak ada di rumah.

Pajangan foto bersama keluarga, buku album, foto-fotonya saat masih kanak-kanak. Semuanya masih terjaga dengan baik. "Ma, aku kangen masakan Mama. Aku kangen buat barang-barang kerajinan sama Papa."

Laki-laki itu terduduk dengan bersandar pada laci yang terdapat fotonya sekeluarga. "Aku nggak punya siapa-siapa selain Om, aku punya seseorang yang aku sukai tapi sekarang dia tinggalin aku. Aku harus gimana, Ma, Pa?"

Ia menekuk kakinya dengan menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan. Tiada suara di rumah ini, hanya kesunyian menemani, kekosongan kesana-kemari, sendirian menangis keadaan diri. Hampa.

Splash!! Bhaskar mengangkat kepalanya mendengar suara air dari bawa sedangkan rumahnya tidak ada krang selain dirinya.

"Siapa??"

......••••......

...Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!