NovelToon NovelToon
KETOAS ALAY DAN BAD BOY

KETOAS ALAY DAN BAD BOY

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Ketos / Balas Dendam
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ayinos SIANIPAR

KETOS ALAY yang sedang mengincar murid baru disekolahnya, namu sitaf pria itu sangat dingin dan cuek, namun apakah dengan kealayannya dia bisa mendapatkan cinta Pria itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayinos SIANIPAR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 29

KETOS ALAY DAN BAD BOY - Perkenalan

Perkenalan Antara Aku dan Dia Belum Tentu Perkenalan yang Pahit

Perkenalan membuat suatu rasa hadir, dari rasa kebencian ataupun rasa suka, dan kini kita memulai langkah awal rasa yaitu perkenalan. Apa yang akan terjadi tidaklah kita sesali melainkan kita ambil hikmah yang ada.

"Hai, Nifa, sedang apa kamu?"

"Kak Melin, saya sedang duduk-duduk, Kak."

"Kakak ingin sekali lancar berbahasa Indonesia, seperti kamu berbahasa Inggris. Bisakah kamu ajari Kakak?"

"Step by step."

"First step."

"Always speak Indonesian to me, okay?"

"Oh, oke."

"You agree?"

"Yah, saya setuju," ucap kakak itu tersenyum puas.

"Sekarang Kakak mau bicara ke kamu, all boyfriend."

"Kakak ingin berbicara ke saya tentang pacar?"

"Hah? What is the meaning of 'pacar?'"

"Pacar itu boyfriend."

"The girlfriend?"

"Pacar juga namanya."

"Oh, ya sudah Kakak mau bicara tentang pacar ke kamu."

"Tentang apa, Kak?"

"Adik saya laki-laki."

"Maksudnya?" Nifa pura-pura belum tahu sama sekali. Padahal Mama sudah menjelaskan ke dia tadi.

"Maksudnya sama mau pacar kamu adik saya?" ucap Melin dengan berbelit-belit.

Nifa tertawa mendengarnya, melihat tingkah Nifa, Melin mengerutkan keningnya. Seketika suara mobil terdengar dari halaman rumah sakit itu. Dan Melin tahu suara mobil itu milik siapa. Melin melihat pria yang sedang memarkirkan mobil itu dan masuk ke rumah sakit, menuju ke ruangan yang ada Melin tentunya.

"Hei, Alvaro," sapa Melin pada pria tinggi itu.

"What is that?" tanya Hanifa itu menatap pria yang baru saja masuk.

"Itu adik saya."

"Hi sis, how are you?" sapa Alvaro kepada kakaknya itu, Melin.

"Hi, I'm great."

"Hello," sapa Varo menghadap Hanifah.

Hanifah hanya menatap sekilas, rambut pirang, mata coklat, tinggi dan putih. Sungguh menawan, tapi entah kenapa hati Hanifah tetap menolaknya.

"Apakah kamu yang dikatakan Hanifah?" ujar Alvaro menatap Hanifa.

"Yah, saya Hanifah, ada apa?" jawab Nifa ketus. Sungguhkah ini Hanifah, menjawab seseorang dengan sangat ketus?

"Kamu lucu."

"What is lucu?" tanya Melin yang bingung dengan ucapan mereka berdua.

"It's so funny," ujar Alvaro menerjemahkan. Yah, Alvaro tinggal di Indonesia, jadi dia lancar berbahasa Inggris. Alvaro yang selalu menerjemahkan bahasa Indonesia ke Melin, bahkan dia juga yang mengajarin Melin berbahasa Indonesia.

"Ohh, she is cute," ujar Melin memperbaiki ucapan Alvaro.

"Aduh, bisakah saya istirahat?" ujar Hanifa yang mulai malas mendengar Alvaro. Mungkin menurut sebagian orang itu adalah pujian, tapi bukan untuk Hanifa. Justru dia merasa geli mendengar pria itu.

"Are you sick?" ujar Melin kepada Hanifa.

"Yes," ujar Hanifa mengiyakan pertanyaan Melin.

"Ya sudah biar saya yang jaga di sini," ucap Varo dengan lembut.

"Saya bisa sendiri," ujar Hanifa menolak.

"Enggak, saya di sini, karena saya ingin merawatmu."

"Rawat? Apaan sih nih orang sok banget," gumam Nifa dalam hatinya.

Nifa, Nifa, lo gitu saja sudah baper sama dia, padahal dia kan cuma mau menolong.

"Terserah," ucap Nifa kesal dan pergi. Sedangkan Melin yang melihatnya sungguh mustahil, seorang Hanifah ternyata juteknya seperti itu. Padahal sebelumnya Hanifah sangat ramah.

"Kamu enggak mau ke Indonesia?" tanya Alvaro basa-basi, namun itu sangat basi bagi Hanifa.

"Kalau gue sembuh pasti gue sudah di Indonesia," ucap Nifa dengan ketus. "Astaga, Nifa, apa sih yang lo pikirkan, makanya lo bisa sejudes ini?" gumam Nifa bingung dalam hatinya.

"Lo bisa enggak ajak gue main-main keluar?" ucap Nifa mengalihkan pertanyaan yang ada dipikirannya. Karena sejujurnya gadis itu juga sangat bosan di rumah sakit itu.

"Aku mau ajak kamu, tapi satu syarat kamu cepat sembuh."

"Siapa juga yang mau lama sembuh, gue sudah bosan banget di sini," ucap Nifa kesal.

"Asyik, lucu, gemesin, Kak Melin memang enggak salah memilih kan ini," gumam pria itu dalam hatinya sambil tersenyum.

"Ya sudah kalau gitu gue istirahat dulu deh, kepala gue sakit, nanti sore baru main di luar ya, pokoknya kamu sudah janji," ucap gadis itu dan menarik selimutnya dan menutup badannya dan wajahnya.

Apa mungkin dia dapat mengubah hati Hanifah, dengan suasana yang baru? Dan apa mungkin dia dapat menggantikan bulan menjadi bintang di langit? Atau mungkinkah di langit itu menjadi kedua benda itu ada, dan mungkin juga kah hati Hanifah terletak dua nama di dalamnya?

bingung, tiba-tiba tertawa, seperti ada yang dibingungkan di ponselnya.

"Lo lihat apaan sih?"

"Enggak kok."

"Ya sudah kalau enggak mau ceritakan ke aku, kamu tahu enggak, kalau aku bakalan pulang setelah kamu sembuh," ujar Varo memberitahu. Namun ucapannya itu membuat ambigu.

"Maksudnya?" tanya Hanifa yang enggak mengerti ucapannya.

"Entahlah."

"Jangan gitu dong, lo kan harus kuliah di Indo."

"Tapi, Nifa, gue akan lanjutkan melalui online saja, jadi lo santai saja, by the way lo kok tahu gue kuliah di Indo?"

"Ohhh itu Kak Melin yang kasih tahu, sebelumnya maaf kalau gue sudah nyusahin lo."

"Enggak kok."

"Lo mau jadi hakim ya?"

"Hmmm, itu mimpi gue, gue ingin banget menerapkan keadilan."

"Niat lo baik," ucap Nifa dengan lembut. Varo yang mendengarnya enggak menyangka.

"Bisa lembut juga ini cewek, dari tadi gue kesal lihat sifatnya, tapi dia lembut, I like you," ucap Varo dalam hatinya.

"Yuk kita jalan-jalan lagi," ucap Nifa pada Varo. Ternyata di balik kebaikan Varo dari tadi berbicara, dia kesal juga melihat Hanifa. Hahahahah.

Entah ada masalah apa Randy dan Silvi, intinya mereka berdua sudah usai hubungannya. Silvi yang merasa enggak ada cowok lagi yang bisa dimanfaatkan, dia pun memilih untuk menemui Farel.

"Farel, gue bosan hubungan kita gini-gini saja," ucap Silvi mengeluh.

"Terus lo mau apa, Sil?"

"Gue mau hubungan kita serius," ucap Silvi ngotot.

"Woi, cewek alay, lo bilang serius? Terus kakak gue selama ini apa? Lo kan yang ninggalin dia lo milih sama mantannya Hanifa," ucap Refan yang enggak bisa diam saja melihat kakaknya diperlakukan seperti ini.

"Lo enggak usah ikut campur ya, ini urusan kami doang."

"Urusan kakak gue, urusan gue juga kali," ucap Refan.

Farel yang masih merindukan Nifa pergi meninggalkan perdebatan antara adiknya itu, Refan dan mantannya, Silvi. Rasanya kesal kalau kayak gini terus.

"Kenapa gue jadi rindu tentang Nifa ya? Apa yang gue pikirkan saat ini? Apa mungkin dia mengingatku? Ah, bodoh amat, Farel, ingat dia itu enggak setia sama lo, masa dia pergi ninggalin lo gara-gara dia ingin lupain tentang lo, dan dia itu enggak setia, Farel," gumam Farel dalam hatinya.

"Kenapa saat gue mulai sayang, di situ dia menghilang? Dan kenapa saat gue mulai menerima, di situ dia berubah menjauh dan tak setia? Andai bintang tahu, bahwa bulannya merindukan hari-hari di mana menerangi bumi bersama. Seperti itu aku saat ini, yang kuharap kau pulang dengan rasa yang sama."

—@Relfarel*badboy

Entah apa yang merasuki Farel membuat kata-kata itu di postingannya.

Refan yang melihat kata-kata kakaknya itu terkejut. "Siapa yang dimaksudnya? Apakah Hanifa? Apa mungkin dia merindukannya? Apa mungkin dia mulai menyadari bahwa dia merasa kehilangan?" Banyak pertanyaan yang ada di benak Refan saat ini.

"Apa? Farel buat status seperti ini? Apa yang dimaksudnya Nifa? Apa mungkin orang seperti itu merindukan Nifa? Mustahil!" ucap Sarah yang ragu dan Refan yang di sampingnya juga berpikir sama seperti Sarah.

"Lo lihat yang dibuat Farel, Sar?" tanya Agung yang masih enggak percaya. Sarah dan Agung yang sibuk mengurus makres untuk besok kaget melihat postingan itu.

"Iya, gue lihat."

"Apa dia merindukan Nifa?" tanya Agung enggak percaya.

"Entahlah."

Sedangkan di sisi lain Hanifa masih tertidur di ranjangnya itu. Namun Hanifa belum merasa puas tertidur malah disuruh bangun sama cowok rese menurut Hanifa, yah Alvaro.

"Nifa, mari kita makan jangan tidur saja," ajak Varo pada Nifa.

"Iya bentar," ucap Nifa dan segera duduk di tempat tidurnya itu. Dia melihat menunya begitu tidak menyenangkan, hanyalah makanan rebus dan bubur.

"Ayo makan, duduk sini aku bantuin," ajak Varo.

"Enggak suka, makanannya enggak enak."

"Ingat, setelah hujan akan timbul pelangi."

"Tapi aku bosan."

"Ayolah, kamu makan, plis."

"Kenapa kamu yang nemenin saya? Kakakmu ke mana?"

"Dia tadi izin sama ku, karena dia ada pasien."

"Setelah makan aku mau tidur lagi."

"Enggak boleh, kita akan jalan-jalan."

"Sungguh jalan-jalan?"

"Iya, tapi jalan-jalan di depan rumah sakit," ucap Varo tersenyum.

"Ihhhh, ngeselin, kirain bakalan keliling keluar dari rumah sakit ini," ucap Nifa cerewet. "Ya sudah aku mau makan dulu," sambungnya ketus.

Setelah makan Nifa dan Varo pun keluar, Nifa selalu tidak lupa membawa HP-nya, karena dia enggak mau ketinggalan foto-foto pemandangan di sore hari.

"Kita duduk di sini yuk."

"Kamu capek ya, Nif?"

"Iya, kakiku pegal."

"Ya sudah ayo duduk."

Nifa langsung memfoto pemandangan yang menurutnya itu indah, dan mem-posting-nya.

"Nikmat paling murni adalah menyaksikan senja, dan senja abadi, selalu hadir langsung dari tangan Tuhan, terhampar indah di kanvas langit. Meski sejatinya ada jiwa yang mampu melukis senja dalam setiap hariku, namun aku tersesat, tak mengerti cara merangkai warna, hingga akhirnya, terpaksa kulupakan saja."

—#@Hanifah*Ketos#

Setelah gadis itu ngepost, dia tersenyum seketika, dan mengenang tentang kebaikan Farel. Seorang Farel ada baiknya di mata Hanifa?

"Lo lucu, Rel," ucap Nifa pelan, yang mungkin hanya dirinya yang mendengar. Dan gadis itu melihat-lihat postingan orang lain. Dan tanpa sengaja post Farel muncul.

"Apa? Dia merindukan siapa? Sudah, Nifa lo jangan kepedean," ucap Nifa dan mengabaikannya. Varo yang menatapnya bingung, kenapa anak itu tiba-tiba seperti...

Sedangkan di sisi lain, Hanifa yang asyik memperhatikan pemandangan, malah jadi kesal melihat Varo yang duduk sembari menatap layar ponselnya. "Var, lo lagi ngapain sih?"

"Bentar ya, Sayang, gue lagi ujian," ucap Varo spontan gitu saja membuat Nifa geli mendengarnya.

"Apaan sih tuh anak bilang sayang," ucap Nifa kesal dan menutup pintu tersebut.

"Ahhhhhh, bosan banget sih di sini, Kak Melin di mana coba? Waktu sama Kakak itu gue enggak pernah bosan," ucap Nifa kesal. "Gue pengin main-main, kenapa enggak ada yang tahu perasaan gue sih?" ucap Nifa merengek sendirian di taman. "Varo kenapa sibuk sendiri coba?"

"AAAAAAAAAAAAA!" teriak Nifa kesal dan pergi berjalan-jalan melihat pemandangan yang indah agar dia senang kembali.

"Hai gadis, kenapa sendiri?"

"Karena lo sibuk," ucap Nifa ketus.

"Maaf ya, soalnya banyak tugas."

"Terserah."

"Ya sudah kamu makan saja dulu."

"Masih kenyang."

"Tapi ini waktumu makan."

Nifa hanya diam sambil memainkan jari lentiknya. Yang ada di benaknya saat ini adalah bagaimana caranya untuk cepat sembuh dan bisa kembali bersama Farel, oon ya Nifa, masih mikirin Farel.

"Nifa, yuk makan, kenapa bengong?"

"Aku lelah."

"Maksudnya?"

"Aku lelah, Var, aku mau pulang, aku rindu sama Papa," ucap Nifa bohong, karena sebenarnya yang paling ia rindukan ialah Farel.

"Bukannya kamu semalam teleponan sama Om ya, kan minggu depan dia bakalan datang," ucap Varo yang membuat Nifa diam tak berkutik. Tahu dari mana pria itu?

"Ya sudah kita makan saja dulu, gue tahu kok sebenarnya itu hanya alasan lo, sebenarnya lo enggak rindu sama Papa lo, tapi Farel kan."

"Tahu dari mana lo tentang dia?" tanya Nifa ketus seketus-ketusnya dan tatapan yang tajam.

"Kakak gue yang bilang."

"Lo enggak ada niat buat buka hati untuk orang lain?"

"Gua lapar, gue makan dulu," ucap Nifa menggantikan topik pembicaraan.

1
Elisabeth Ratna Susanti
top banget 🥰
Petrichor_petc 🌧️🍃
aku suka💓
Elisabeth Ratna Susanti
top banget 🥰
Blue Angel
hadiiir kak
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍🥰
Elisabeth Ratna Susanti
like 🥰
Elisabeth Ratna Susanti
keren 👍
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
Elisabeth Ratna Susanti
seru part ini good job Thor ♥️
Avalee
Emang bodoh, lagian lu jadi cowok kasar bgt, tabok nih? 👊🏻
Avalee
Lucu bgt confess langsung dong 😍😍
Avalee
Awas, ntar falling in love nyahoo lu wkkkk
Avalee
Muak bgt ama ulerrr, tukang nikung lagi 🫵🏻😌
Blue Angel
hadiiir Kaka
Heldawati Sianipar
kisah sendiri ini ya?
Heldawati Sianipar
sangat bagus dan tidak bosan untuk membaca Bu ya
SONIYA SIANIPAR
luar biasa
SONIYA SIANIPAR
keren
Blue Angel
salam kak
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!