Pengobat Luka Hati Sang Letnan

Pengobat Luka Hati Sang Letnan

Bab 1 Kembali Ke Tanah Kelahiran

Bismillah karya baru. Sekuel dari "Anak Tersembunyi Sang Kapten". Mohon dukungannya ya, like, komen, hadiah dan vote. Mumpung hari Senin, tabur votenya di sini.

      Sakala kini sudah menjelma menjadi seorang prajurit yang berwibawa dan handal. Kepulangannya ke Indonesia dari berbagai tugas negara mengukuhkan bahwa Sakala merupakan prajurit TNI yang terpilih dan berprestasi. Tidak salah batalyonnya menugaskan dia ke beberapa negara sebagai pasukan perdamaian. Tidak hanya ke luar negara, Sakala juga sudah kenyang dikirim ke wilayah NKRI yang berkonflik, terutama wilayah timur Indonesia.

     Pasukan yang dipimpinnya kini tiba di kota kelahirannya Bandung. Sakala lega, bisa kembali ke kesatuan, terutama ke rumah orang tuanya.

     Sudah banyak perubahan dalam diri Sakala. Kini semakin dewasa tapi tetap tampan. Berkharisma dan penuh kasih sayang. Meskipun di dalam jiwa raganya sudah terbentuk jiwa seorang prajurit yang dituntut tegas dan disiplin, akan tetapi sifat lembut dan kasih sayang dalam diri Sakala tidak pernah hilang, dia tetap menjadi Sakala yang penuh cinta dan kehangatan yang tulus ketika di luar kedinasan.

     Senyum merekah ketika menapaki bumi parahyangan. Di mana ia dilahirkan di Provinsi yang kini sudah memiliki pemimpin baru yang diharapkan mampu memimpin provinsi ini menjadi lebih baik.

     Pangkat di pundak Sakala juga berubah. Letnan Satu kini diembannya. Berbagai prestasi ketika mengemban tugas, membuat Sakala dan beberapa rekannya mendapat penghormatan tinggi dari Panglima TNI, yakni kenaikan pangkat, termasuk mengikuti sekolah kejuruan ke jenjang perwira.

     Letnan Satu Sakala Pratama, dikenal sebagai Danton yang baik di peletonnya. Tidak heran sesama rekan dan leting begitu respek terhadapnya. Dan memang itu tuntutan dalam sebuah kemiliteran. Setiap personil prajurit TNI wajib memberi hormat apabila pangkat seorang rekannya lebih tinggi, tanpa mengenal usia.

     "Letnan Saka, setelah kita kenyang dengan tugas di berbagai negara dan wilayah NKRI, kini tiba saatnya menghirup udara segar." Salah satu leting Sakala berkata sembari mengenakan jaket lorengnya.

     Sakala tersenyum, dia pun merasakan hal yang sama seperti letingnya yang bernama Arka itu.

     "Pengajuan nikah di depan mata. Apakah kamu akan segera melakukan hal yang sama, Bro?" ujar Arka yang kini sama-sama memiliki pangkat yang sama dengan Sakala. Gaya bicaranya kini berubah luwes tidak sekaku tadi.

     Sakala tersenyum, dia juga sama seperti Arka, sebab Sakala dengan sang kekasih sudah merencanakan pernikahan. Hubungan mereka sudah berjalan kurang lebih dua tahun, meskipun hubungan itu puas hanya dengan jarak jauh.

     "Aku juga, sepertinya beberapa bulan lagi akan mengajukan pernikahan. Itupun kalau tidak ada penugasan kembali ke wilayah lain," sahut Sakala. Arka tersenyum ikut bahagia mendengar kabar dari sesama letingnya itu. Bagaimana tidak, usia mereka kini sudah menginjak angka 28 tahun, sementara teman-teman satu leting yang lain yang lebih dulu pulang dan ditarik kembali ke kesatuannya, sudah berduyun-duyun menikah dan membina rumah tangga.

     "Sepertinya kita tidak akan dikirim kembali ke wilayah konflik. Itu giliran yang lainlah. Dan kita bisa menyusul leting kita yang sudah lebih dulu menikah," goda Arka girang. Sakala membalasnya dengan mengangkat tangan kanannya ke atas sebagai tanda semangat.

     "Bro, aku pulang duluan. Kebetulan aku sudah dijemput papa," berita Arka sembari menggendong tas ranselnya di punggung.

     "Ok," balas Sakala. Diapun sebentar lagi akan dijemput sang papa.

     Hp Sakala tiba-tiba berdering, sebuah panggilan dari seseorang yang mampu merubah garis bibir Sakala melebar. Rasa bahagia tergambar di sana.

     "Sayang, kamu sudah sampai? Besok malam ditunggu di rumah," ucap suara perempuan dari sebrang sana, terdengar merdu dan manja.

     "Ok," balas Sakala dengan wajah yang bahagia. Tidak lama dari itu sebuah panggilan kembali berdering. Rupanya sang papa yang menghubungi.

     "Assalamualaikum. Ka, Papa sudah menunggu di depan," beritanya yang ternyata Dallas sang papa.

     Sakala mengangguk, lalu mengakhiri panggilan dan segera bergegas dari sana untuk menuju gerbang kesatuan. Di luar gerbang, sang papa sudah menunggu seperti yang dikatakannya tadi di sambungan telpon.

     Sakala bahagia bukan main bisa bertemu kembali dangan sang papa, setelah setahun ini tidak bertemu. Mereka hanya puas vidio call untuk menumpahkan rasa rindu.

     Tidak hanya Dallas di dalam mobil itu, sang mama dan kedua adik kembarnya ikut serta.

     "Kak Sakaaaaa," teriak Fina dan Alf secara bersamaan dan memburu Sakala yang bermaksud menyalami tangan sang mama.

     "Aduh, adik-adik abang, sudah terlihat besar banget, beda saat di telpon." Sakala melerai pelukan kedua adik kembarnya, meraih tangan sang mama, lalu ia masuk ke dalam mobil dan menduduki jok belakang.

     "Syukurlah, mama senang Saka sudah kembali dan pulang," celoteh Syafana seraya menatap Sakala yang sudah menaruh tas ranselnya di jok paling belakang.

     Mobil Dallas segera meninggalkan tempat itu dan menuju kediamannya. Sepanjang perjalanan menuju rumah, mereka tidak henti ngobrol apa saja, terutama tentang tugas Sakala.

      Mobil tiba di depan rumah Dallas. Rupanya kepulangan Sakala, sudah disambut oleh kedua nenek kakek dari kedua orang tuanya, serta keluarga Daisya.

     "Emak, Abah." Pertama Sakala menghampiri emak dan abahnya, lalu menyalaminya dengan hormat diiringi tangis haru. Setelah itu ia beralih pada nenek dan kakeknya dari sang papa. Melakukan hal yang sama.

     Suasana di dalam rumah itu masih bergembira, mereka bercengkrama menikmati kebersamaan bersama Sakala.

***

     Besoknya, sesuai permintaan sang kekasih, Sakala sudah bersiap untuk menemui sang kekasih di rumahnya. Sakala sudah rapi dan gagah serta tampan. Dengan dibalut kaos warna navy di tubuhnya. Aroma khas parfum maskulin sudah tercium dari tubuhnya. Hal ini membuat sang mama tersenyum, menyadari sang putra sudah memiliki tambatan hati.

     "Wangi betul anak mama."

     Sakala menoleh ke sisinya. Sang mama sudah berdiri di sana. Dia tersenyum malu sembari mengakhiri dandanannya.

     "Hemmm."

     "Jangan lama-lama memacarinya, kalau Saka sudah mantap, segera ajak dia ke pelaminan," ucap Syafana.

     "Iya dong, Ma. Doakan Saka, karena malam ini Saka memang akan membicarakan hal itu. Saka dan Seira sudah ada pembicaraan ke arah sana sebelum Saka kembali ke sini. Seira bilang sudah siap untuk diajak menikah."

     Syafana senang mendengar kabar gembira ini. Dia melebarkan bibirnya tanda bahagia. Dia memang tidak ingin sang putra terlalu lama memacari anak perempuan orang. Kalau sudah mapan dan serius alangkah baiknya segera ajak menikah.

     "Bagus. Lalu kapan Kaka mau ajak dia ke rumah? Mengenalkan pada mama dan papa?" tanya Syafana lagi menatap lembut sang putra. Meski Saka sudah berusia 28 tahun, akan tetapi Syafana masih memperlakukan Saka bak anak balita yang masih perlu perhatian.

     "Pastinya setelah ini, Saka akan kenalkan Seira pada Mama dan papa."

     "Namanya Siera?" Syafana seperti baru sadar kalau nama kekasih Sakala adalah Seira, padahal tadi sudah Sakala sebutkan.

     Syafana tersenyum, seolah senang mendengar nama kekasih Saka disebutkan. Maklum, selama ini hubungan yang dibina Saka dan kekasihnya hanya jarak jauh. Pertemuan mereka pun bisa dihitung dengan jari, itupun pada saat Saka kembali pulang ke kesatuan. Lalu harus LDR kembali untuk menerima tugas di wilayah Papua, untuk yang terakhir ini. Dan Sakala memang belum sempat mempertemukan Seira dengan keluarganya.

     "Saka pergi dulu, ya, Ma. Doakan Saka. Assalamualaikum," ujarnya berpamitan. Tidak lupa diapun berpamitan pada sang papa yang tengah duduk di ruang tamu.

     "Waalaikumsalam. Hati-hati, Ka."

"Siapa nama kekasihnya itu, Ma?" tanya Dallas penasaran.

"Seira. Dia seorang Bidan katanya," sahut Syafana seperti yang pernah didengarnya dari Sakala suatu kali. Dallas tertegun, seakan ingatannya kembali ke masa lalu. Dia seolah menyimpan memori buruk tentang profesi Bidan.

     Syafana dan Dallas menatap kepergian sang anak yang melajukan mobilnya menuju rumah sang kekasih.

Bersambung,

Terpopuler

Comments

Reni

Reni

yeeeee dah launching Abang Saka yg penurut dan penyayang 🤩🤩🤩
tapi baca sinopsisnya kok melo ya kisahnya hampir mirip sang mama ditinggal pas sayang sayang nya 🤧

2025-04-29

2

Tiara Bella

Tiara Bella

wow ternyata udh ada lapak barunya br lihat hehehhee... semangat ya Thor

2025-04-28

3

𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒

𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒

author e sengaja nih bikin parno dg kebidanan, bapaknya sm bidan dista tp cinta sepihak dan ini pacar saka mlh bidan juga moga2 bener deh g ada silsilah dg kel besar dista kl iya wajib putus🤭

2025-04-28

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kembali Ke Tanah Kelahiran
2 Bab 2 Niat Sakala Disambut
3 Bab 3 Seira Mengulur Waktu
4 Bab 4 Mengingatkan Pada Dista
5 Bab 5 Lamaran
6 Bab 6 Merasa Janggal
7 Bab 7 Bertemu Guru Les
8 Bab 8 Fitting Gaun Pengantin
9 Bab 9 Gelisah Menunggu
10 Bab 10 Keluarga Mempelai Perempuan Tidak Datang
11 Bab 11 Alamat Palsu
12 Bab 12 Titik Terang Seira
13 Bab 13 Sedih Berjamaah
14 Bab 14 Mendatangi Disti
15 Bab 15 Negosiasi
16 Bab 16 Tidak Ada Negosiasi
17 Bab 17 Pelaminan Impian Yang Musnah
18 Bab 18 Derita Sakala, Kebahagiaan Seira
19 Bab 19 Dista Bingung
20 Bab 20 Bertemu Lavanya
21 Bab 21 Hutang Minuman
22 Bab 22 Saling Menyalahkan
23 Bab 23 Sudah Jatuh, Tertimpa Tangga Pula
24 Bab 24 Kartu Undangan Arka
25 Bab 25 Lala dan Lavanya
26 Bab 26 Ulang Tahun Lavanya
27 Bab 27 Bunga Yang Unik
28 Bab 28 Bertemu Seira
29 Bab 29 Undangan Elektronik
30 Bab 30 Senada Bak Couple
31 Bab 31 Pernikahan Arka Amara
32 Bab 32 Candaan Maut
33 Bab 33 Permintaan Maaf
34 Bab 34 Lavanya Cuti, Sakala Hampa
35 Bab 35 Kontak Batin
36 Bab 36 Mengantar Amira Berobat
37 Bab 37 Penemuan Sakala
38 Bab 38 Telpon Dari Nomer Asing
39 Bab 39 Postingan WA
40 Bab 40 Antara Dua Gejolak Rasa
41 Bab 41 Pengawal Lala
42 Bab 42 Pertemuan Yang Tidak Diduga
43 Bab 43 Ada Yang Kesal
44 Bab 44 Sepupu Atau Pacar?
45 Bab 45 Jalan Ke Hatimu
46 Bab 46 Cemburu Tapi Bukan Pacaran
47 Bab 47 Ngakunya Kekasih, Padahal Belum Jadian
48 Bab 48 Ngopi Bareng
49 Bab 49 Kehadiran Sakala di Hari Wisuda
50 Bab 50 Iya, Saya Mau A!
51 Bab 51 Kejutan
52 Bab 52 Kepergok
53 Bab 53 Bertemu Seira
54 Bab 54 Oang Tua Sakala Suka Lavanya
55 Bab 55 Akal Bulus Seira
56 Bab 56 Seira Mengarang Cerita
57 Bab 57 Dallas Murka
58 Bab 58 Mendatangi Rumaha Disti
59 Bab 59 Gertak Disti Untuk Dista
60 Bab 60 Permintaan Jadi Pengawal Lagi
61 Bab 61 Sebuah Ungkapan
62 Bab 62 Saya Mau Sih A, Asal ...
63 Bab 63 Panggilan Baru
64 Bab 64 Menjalin Hubungan Baru
65 Bab 65 Sakala Bergerak Lebih Cepat
66 Bab 66 Lupa Pakai Kerudung
67 Bab 67 Pernyataan Serius Sakala
68 Bab 68 Diterima
69 Bab 69 Kata Cinta Pertama Sakala
70 Bab 70 Perkara Cat Yang Membuat Trauma
71 Bab 71 Penentuan Tanggal Pernikahan
72 Bab 72 Dua Lelaki Dengan Nasib Sama Versi Berbeda
73 Bab 73 Menjodohkan Pak Lutfi
74 Bab 74 Seblak Katineung
75 Bab 75 Cetakan Burung Gagak
76 Bab 76 Fitting Baju Pengantin
77 Bab 77 Insiden Saat Tergesa-gesa
78 Bab 78 Maukah Kamu Menikah Denganku?
79 Bab 79 Meminta Bantuan Tante Lila
80 Ban 80 Gemuruh Yang Reda
81 Bab 81 Sah
82 Bab 82 Kebahagiaan Setelah Pernikahan
83 Bab 83 Menjelang Botol Bertemu Tutup
84 Bab 83 Gagal Total
85 Bab 85 Nasi Goreng Cinta
86 Bab 86 Ninu-ninu
87 Bab 87 Ngopi Di Rumah Ayah Lutfi
88 Bab 88 Akhirnya Madu Itu
89 Bab 89 Pagi, Gas Lagi
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1 Kembali Ke Tanah Kelahiran
2
Bab 2 Niat Sakala Disambut
3
Bab 3 Seira Mengulur Waktu
4
Bab 4 Mengingatkan Pada Dista
5
Bab 5 Lamaran
6
Bab 6 Merasa Janggal
7
Bab 7 Bertemu Guru Les
8
Bab 8 Fitting Gaun Pengantin
9
Bab 9 Gelisah Menunggu
10
Bab 10 Keluarga Mempelai Perempuan Tidak Datang
11
Bab 11 Alamat Palsu
12
Bab 12 Titik Terang Seira
13
Bab 13 Sedih Berjamaah
14
Bab 14 Mendatangi Disti
15
Bab 15 Negosiasi
16
Bab 16 Tidak Ada Negosiasi
17
Bab 17 Pelaminan Impian Yang Musnah
18
Bab 18 Derita Sakala, Kebahagiaan Seira
19
Bab 19 Dista Bingung
20
Bab 20 Bertemu Lavanya
21
Bab 21 Hutang Minuman
22
Bab 22 Saling Menyalahkan
23
Bab 23 Sudah Jatuh, Tertimpa Tangga Pula
24
Bab 24 Kartu Undangan Arka
25
Bab 25 Lala dan Lavanya
26
Bab 26 Ulang Tahun Lavanya
27
Bab 27 Bunga Yang Unik
28
Bab 28 Bertemu Seira
29
Bab 29 Undangan Elektronik
30
Bab 30 Senada Bak Couple
31
Bab 31 Pernikahan Arka Amara
32
Bab 32 Candaan Maut
33
Bab 33 Permintaan Maaf
34
Bab 34 Lavanya Cuti, Sakala Hampa
35
Bab 35 Kontak Batin
36
Bab 36 Mengantar Amira Berobat
37
Bab 37 Penemuan Sakala
38
Bab 38 Telpon Dari Nomer Asing
39
Bab 39 Postingan WA
40
Bab 40 Antara Dua Gejolak Rasa
41
Bab 41 Pengawal Lala
42
Bab 42 Pertemuan Yang Tidak Diduga
43
Bab 43 Ada Yang Kesal
44
Bab 44 Sepupu Atau Pacar?
45
Bab 45 Jalan Ke Hatimu
46
Bab 46 Cemburu Tapi Bukan Pacaran
47
Bab 47 Ngakunya Kekasih, Padahal Belum Jadian
48
Bab 48 Ngopi Bareng
49
Bab 49 Kehadiran Sakala di Hari Wisuda
50
Bab 50 Iya, Saya Mau A!
51
Bab 51 Kejutan
52
Bab 52 Kepergok
53
Bab 53 Bertemu Seira
54
Bab 54 Oang Tua Sakala Suka Lavanya
55
Bab 55 Akal Bulus Seira
56
Bab 56 Seira Mengarang Cerita
57
Bab 57 Dallas Murka
58
Bab 58 Mendatangi Rumaha Disti
59
Bab 59 Gertak Disti Untuk Dista
60
Bab 60 Permintaan Jadi Pengawal Lagi
61
Bab 61 Sebuah Ungkapan
62
Bab 62 Saya Mau Sih A, Asal ...
63
Bab 63 Panggilan Baru
64
Bab 64 Menjalin Hubungan Baru
65
Bab 65 Sakala Bergerak Lebih Cepat
66
Bab 66 Lupa Pakai Kerudung
67
Bab 67 Pernyataan Serius Sakala
68
Bab 68 Diterima
69
Bab 69 Kata Cinta Pertama Sakala
70
Bab 70 Perkara Cat Yang Membuat Trauma
71
Bab 71 Penentuan Tanggal Pernikahan
72
Bab 72 Dua Lelaki Dengan Nasib Sama Versi Berbeda
73
Bab 73 Menjodohkan Pak Lutfi
74
Bab 74 Seblak Katineung
75
Bab 75 Cetakan Burung Gagak
76
Bab 76 Fitting Baju Pengantin
77
Bab 77 Insiden Saat Tergesa-gesa
78
Bab 78 Maukah Kamu Menikah Denganku?
79
Bab 79 Meminta Bantuan Tante Lila
80
Ban 80 Gemuruh Yang Reda
81
Bab 81 Sah
82
Bab 82 Kebahagiaan Setelah Pernikahan
83
Bab 83 Menjelang Botol Bertemu Tutup
84
Bab 83 Gagal Total
85
Bab 85 Nasi Goreng Cinta
86
Bab 86 Ninu-ninu
87
Bab 87 Ngopi Di Rumah Ayah Lutfi
88
Bab 88 Akhirnya Madu Itu
89
Bab 89 Pagi, Gas Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!