NovelToon NovelToon
Parting Smile

Parting Smile

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Alyanceyoumee

Laki Abrisam Gardia adalah seorang penyanyi religi tersohor berusia 28 tahun yang sangat akrab dengan kesempurnaan. Dia memiliki sempurna rupa, harta, dan silsilah keluarga. Ketika kuliah S-2, dia dipertemukan dengan Mahren Syafana Humairoh, sosok perempuan tangguh yang hidup sendiri dengan menanggung utang yang di tinggalkan oleh almarhum ayahnya.

Pertemuan mereka menjadi awal malapetaka. Maksud hati Laki menolong Syafa yang tengah kesulitan dengan mengamankan Syafa di salah satu hotel miliknya, malah membuat beredar kabar di sosial media, bahwa Syafa adalah wanita satu malam Laki. Kondisi semakin kacau. Desakan media dan keluarga membuat Laki dan Syafa memutuskan untuk menikah kontrak.

Janji mereka adalah, tidak ada cinta. Hanya ada parting smile, setelah 5 tahun pernikahan. Namun, waktu yang dihabiskan bersama membuat keadaan menjadi rumit. Ada luka ketika sosok lain hadir diantara keduanya. Mungkinkah cinta perlahan tumbuh diantara keduanya?

AWAS!ZONA BAPER!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alyanceyoumee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22 Seperti Janji Sungguhan

Cieee... Selamat ya neng...

Gak nyangka neng Syafa...

lya, liburan dong kita dua setengah hari lagi, dijemput pake rombongan pariwisata...

Ternyata adem ayem selama ini udah punya Aa Laki, pangeran tampan dari keluarga sultan...

Jadi penasaran... Berapa lama nih kuat bertahan. Di doain sih semoga jodoh sampai maut memisahkan.

Gimana rasanya neng dapetin calon suami yang kastanya jauh berbeda?

Enak sih ya, numpang kaya aja neng nantinya...

Ini gak pake bejeb-bejeb kan neng? Penyanyi terkenal lho calon suaminya?

Tapi ko para reporter sepi-sepi aja sih neng? Oh... Lupa ibu, katanya semua perusahaan pers bungkam, karena dapet donasi melimpah dari perusaan Gardia. Waaah... gak kebayang jumlah kekayaan nya segimana neng calon mertua sama calon suamimu.

"Waaahhh!!!!" geram Syafa. Lalu meneguk sebotol jangkung air mineral yang beberapa detik lalu di suguhkan pelayan kafetaria langganan dirinya dan kedua sahabatnya. Dia jengkel sendiri setelah kembali mengingat ucapan para pegawai perusahaan tempat ia kerja ketika dia datang untuk mengajukan cuti tadi.

"Sabar..., abaikan saja omongan orang yang iri, Syafa." Aina berusaha menenangkan. Dia tau benar bahwa Syafa tengah merasakan gelisah. Raut wajahnya yang cemberut menunjukannya dengan sangat kentara.

Beberapa waktu Aina terus menatap Syafa yang tengah mengigit bibir bawah dengan segumpal kerungan di alis dan jidat. Bibir Aina menyabit. Menunjukan rasa bahagia akan nasib baik yang Allah takdirkan untuk sosok yang di anggapnya sebagai adik tersebut. Lalu sesaat kemudian, Aina tersadar. Sejak satu jam setelah dirinya beserta Syafa dan Mikaila berkumpul. Tidak sekalipun Mikaila bicara.

“Kamu baik-baik saja, kan?” tanya Aina pada Mikaila.

“Oh, ya. Aku baik. Tentu saja,” jawab Mikaila dengan nada bicara sedikit ragu.

Serentak Syafa mengarahkan pandangan pada Mikaila. Kenapa? Apa Mikaila keberatan aku menikah dengan Laki? Mikaila adalah fans beratnya. Bagaimana ini? Dari tadi aku sibuk memikirkan omongan orang tentangku. Sementara perasaan Mikaila, aku melupakannya.

Syafa menggenggam jemari tangan Mikaila. “Maaf ya Kaila, aku tidak tau harus bicara apa. Aku…”

“Kamu ini ngomong apa sih Syafa? Aku seneng banget kamu ketemu jodohmu. Terlebih itu Laki, idolaku. Kamu pantas untuknya, hm. Aku hanya fans nya saja. Jangan khawatir. Aku setuju dengan pernikahanmu, oke.” Jelasnya. Bertahun-tahun menjalin persahabatan dengan Syafa membuat dia mengerti segala hal yang ada dalam pikiran sahabatnya itu walau tanpa seucap kata.

“Terus kenapa raut wajahmu seperti tegang dari tadi, Kaila? bicara sama teteh,” bujuk Aina.

"Aku baik-baik saja teteh, hanya ada sedikit pikiran saja. Oh, sebentar. Ada telepon masuk. Aku angkat dulu, ya," jelasnya.

Kaila pergi ke luar kafetaria. Tampak dia bicara serius dengan orang yang tengah menghubunginya. Dari dalam Syafa terus memperhatikan tanpa kedip. Ada perasaan aneh yang menelusup di hati dan pikirannya. Entak benar atau tidak, tapi wanita itu merasa ada yang Kaila sembunyikan darinya.

"Syafa, ngelamun terus. Itu calon suamimu nelepon. Angkat. Atau mau teteh yang ngomong sama dia? Duh gusti, bikin ngiri aja. Calon suami orang ko gantengnya kebangetan sih!" rutuk Aina sambil sedikit terkekeh.

Mendengar perkataan Aina, Syafa menyeringai. Lalu dengan malas Syafa menerima panggilan dari Laki. Mengatakan bahwa dirinya tengah berada di kafetaria bersama teman-temannya.

Dalam hitungan detik, bahkan saat Laki masih menghubunginya, dari arah luar Bu Maya berjalan mendekat.

"Kenapa bu Maya ke sini? Kamu yang nyuruh?" tanya Syafa.

"Hm," jawab Laki singkat dari sebrang telepon.

"Bu Maya butuh istirahat loh, Ki. Makanya aku tidak mengajaknya keluar rumah."

"Sudah terbiasa sekarang pake kata 'Aku'?"

"Memang harus begitu, bukan?"

"Ya, kamu harus begitu. Saya tidak bisa," jawab Laki.

"Ya, ya, ya. Anak sultan mah bebas," ketus Syafa.

"Aw..., sakit teteh. Ko nyubit aku, sih?" rengek Syafa ketika tiba-tiba Aina mencubit keras lengannya. Laki pun mendengar itu.

"Sama calon suami ko ngomongnya kasar gitu sih. Kebiasaan sampe nikah, durhaka lho!" sungut Aina, tepat tiga langkah sebelum Bu Maya sampai dihadapan dirinya dan Syafa.

"Neng, ditunggu sama Aa nya di mobil," ucap Maya.

Aisshh... Kenapa bu Maya bilang seperti itu? Malu... rutuk Syafa dalam hati.

"Cie.. Aa Laki..., ehm," ledek Aina.

Tuh, kan? Ya... Sudah ku duga, pasti di ledekin, lagi-lagi Syafa hanya bisa bicara dalam hati.

"Pergilah, Aa nya sudah nunggu tuh," lanjut Aina. Syafa cemberut. Dia tidak berdaya untuk sekedar mengelak. Dia hanya bisa pasrah saja menerima ejekan.

Beberapa menit setelah pamit pada Aina, ya Aina saja. Tiba-tiba Mikaila menghilang entah kemana, mungkin ke kamar mandi, makanya Syafa tidak sempat berpamitan padanya. Kini Syafa sudah memasuki mobil. Menemukan Laki tengah menatap dirinya sambil tersenyum manis.

So imut banget sih, batin Syafa. Oh, ya, ada Bu Maya. Tentu harus manis. Syafa memahaminya kemudian.

"Kenapa? Apa ada yang mau dibicarakan? Kalau mengenai konsep pernikahan, Ami kemarin sudah nelpon aku. Menanyakan keinginanku. Dan aku bilang sama Ami, bahwa aku memasrahkan semuanya sama wedding organizer yang keluarga kamu pilih. Jadi gak..."

"Katanya mau pergi ke makam almarhum ayah, kita berangkat sekarang. Nanti takutnya kesorean," potong Laki.

"Kita? Tidak usah repot-repot. Aku pergi sendiri saja."

"Kenapa? Kamu malu mengenalkan saya sama almarhum ayahmu?"

"Mengenalkan apaan? Mana bisa kenalan sama yang sudah meninggal?" gerutu Syafa pelan.

Laki tersenyum hangat, lalu memerintah Damar untuk melajukan mobil menuju pemakaman yang berada di ujung kota.

Tiga puluh menit kemudian mobil hitam milik Laki terparkir di depan pemakaman. Tampak Damar dan Maya tengah duduk di warung terdekat dari pemakaman tersebut. Sementara Syafa dan Laki tengah jongkok berhadapan di disekitar makam dengan batu nisan bertuliskan Haikal bin Usman. Ya, nama dari ayah Syafa.

Setelah membaca do'a tahlil dengan khusuk yang dipimpin Laki, diluar dugaan Syafa, tiba-tiba Laki bicara. Bukan pada Syafa, tapi pada Haikal, almarhum ayah Syafa.

"Assalamualaikum, Om. Saya tau om sudah tenang di taman surganya Allah. Namun, saya hanya mau menyampaikan. Mulai sekarang, om tidak usah khawatir lagi sama Syafa. Saya akan menjaganya semampu saya. Om hanya perlu bilang sama Syafa dalam mimpinya, bahwa dia cukup menjadi istri solehah saja. Insyaallah Allah memberikan pahala dan membahagiakan hidupnya. Terimakasih om, alam mu sekarang pasti terang, karena selama om hidup di dunia, om sudah mendidik putri om dengan baik. Saya yakin itu."

Saat itu, diluar sadar, Syafa hanya bisa menatap lekat Laki dengan kedua bola matanya yang berkaca. Sekilas wanita itu merasa bahwa lelaki bernama Laki yang tengah bicara adalah sosok lelaki yang benar- benar hendak menikahinya dalam seumur hidupnya.

Tidak. Jangan seperti ini Laki. Kamu terlalu mewah menghiasi panggung ku. Aktingmu terlalu hebat dan sempurna. Jangan berlebihan. Aku hanya takut tidak lagi mampu membedakan, mana yang nyata dan mana yang hanya sebatas sandiwara.

Harusnya, saat itu ada seseorang yang memberikan kompas pada Syafa. Dia mulai melangkahkan kakinya ke arah yang salah.

Wanita itu mulai tersesat.

🍃🍃🍃

To be continued

Bolehkah Syafa tersesat? Yang punya kompas tolong kasih pinjam ya.... 🫣

Jangan lupa like dan komen nya. Love u all....

1
Yoona
🤣😭
Mamaz
Makin seruuuu.... semangat lanjut terus thor
Mamaz
Tau rasa dimarahin kamu Ki. usil sih...
Mamaz
Haha Laki... kamu lucu....
Dewi Ink
pikiran kotor wanita😂😂
CumaHalu
Ya, aku akan kembali lagi besok Laki-lakiku🤭
Mamaz
kirain basah karna apa ya amoun thor...
Mamaz
Ini epek Laki ga pernah nyentuh perempuan lain selain ibu sama adik-adiknya ini.../Chuckle/
Mamaz
Damar mah ga ketebak mau ngapa-ngapain teh
Mamaz
Taoi suka kan ya?
Mamaz
Senyum ga senyum tetep cantik Syafa...
Mamaz
Lama-lama cinta pasti
Andrej
saya mampir ya kak
PjMaha
Macam bunglon /Tongue/
PjMaha
Semangat 45💃💃💃 ye ye ye ye
PjMaha
Ehem-ehem /CoolGuy//CoolGuy/
PjMaha
Namanya, Laki? /Shy/
SKU
Lanjut thor;..
SKU
kenapa Syafa?
SKU
Syafa jangan asal main gigut bibir depan kucing hey....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!