Bayangkan, kedamaian dalam desa ternyata hanya di muka saja,
puluhan makhluk menyeramkan ternyata sedang menghantui mu.
itulah yang Danu rasakan, seorang laki-laki berusia 12 tahun bersama teman kecilnya yang lembut, Klara.
Dari manakah mereka?
kenapa ada di desa ini?
siapakah yang dapat memberi tahuku?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mengare, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amel Ambler
Kabut hitam semakin tebal seiring menyingsing nya waktu, menghalangi pemandangan orang-orang yang ada di dalamnya.
Amel berdiri di hadapan Dark Treant, berjalan dena elegan tapi tegas ke arah monster itu, sorot matanya penuh keyakinan selayaknya panglima perang berpengalaman.
Great Knight berdiri tepat di belakangnya, menyiapkan kuda-kuda, dan menunggu aba-aba dari Amel. Dark Treant membungkuk untuk bertukar pandang dengan Amel. Pandangan mata mereka saling bertemu.
Amel mengeluarkan aura yang membara dan mengintimidasi. Treant meraung dengan marah, menghantamkan tangannya ke Amel.
Amel menahan serangan Treant dengan perisai di tangan kirinya. Kuda-kudanya kokoh hingga membuatnya tidak goyah meski tergeser hingga beberapa kaki. Pukulan kuat itu mampu membuat gelombang angin yang besar bahkan mengeluarkan suara letupan.
Amel menggertakkan giginya, urat syaraf mencuat, menahan dengan sekuat tenaga serangan Treant.
"Serang!!" perintah Amel.
Kedua Great Knight berpindah dalam sekejap di samping Treant, menebas kedua kakinya hingga kaki monster itu menyemburkan bara api yang tersimpan.
Dark Treant meraung, lukanya sembuh dengan cepat dan digantikan dengan lapis baru menyerupai lempengan besi. Great Knight tidak berhenti pada satu serangan, mereka kembali menyerang, menebas uluh hati, leher, kepala, bahkan seluruh bagian tubuh yang bisa mereka tebas.
Tubuh Dark Treant dipenuhi luka sayatan yang dalam. Lukanya menutup dengan cepat dan berganti dengan lapisan baja hitam. Bekas serangan Great Knight seolah tidak ada apa-apanya dibandingkan kemampuan regenerasi Dark Treant yang mengerikan.
Amel mendorong tangan Treant yang melemah setelah serangan beruntun Great Knight, dia mengarahkan ujung pedangnya pada Treant, memasang posisi siap menyerang, dan menusuknya dengan kekuatan penuh.
Lapisan tanah yang ia pijak terkikis oleh hentakan kakinya saat melompat. Amel menusukkan pedangnya tepat pada dada Treant. Pedang itu menembus tubuh Treant dan mendorong mundur Treant. Sayangnya tubuh besar Treant tidak sampai terjatuh karena serangan itu. Amel melompat kembali saat luka yang dia buat menyalah, mengeluarkan cahaya keunguan yang panas.
Luka tusukan itu menyemburkan api ungu, Treant berteriak keras, sementara Amel mengerutkan dahinya, pedang yang ia cabut mengeluarkan asap panas dan membakar rumput kering yang tersentuh ujung pedang.
"Cih.., Great Knight!! Jatuhkan dalam sekali serang." perintah Amel.
Great Knight pertama, menutup sebelah matanya, bersiap dengan pedang terangkat di dada. matanya yang terbuka mengeluarkan cahaya putih, keluar percikan petir yang samar dari tubuhnya.
'SWORD STORM : TEBASAN GANDA'
Great Knight mengeluarkan badai petir dari pedangnya, memberikan tebasan badai ganda monster itu dengan cepat. Tebasan menyilang mengenai monster itu, memberikan sengatan listrik besar dibarengi dengan hembusan angin kencang yang kuat.
Petir itu menyala terang, menyambar monster itu hingga mengeluarkan suara menggelegar layaknya petir dan dilanjut dengan suara riak petir yang keras.
Dark Treant kembali berteriak dengan keras, tubuhnya benar-benar tercabik oleh arus listrik 3 dan arus angin yang membela punggungnya hingga ke dua tangannya terpisah dari tubuhnya.
Petir itu terus menyambar dan menutupi seluruh tubuhnya tapi api hitam ikut membara seolah tidak ingin kalah dengan petir itu. Raungan Dark Treant sangat keras hingga memekik telinga.
Api ungu membesar melebihi tubuh Dark Treant, api itu menyelimuti Dark Treant layaknya kepompong. Amel merasakan energi halus melewatinya, saat dia memperhatikan lebih cermat dia menyadari kalau api itu berasal dari kabut hitam di sekitarnya.
Namun, Dark Treant tidak memberinya waktu untuk memberi perintah, monster itu muncul di hadapan Amel dengan tubuh yang masih terbakar api, memukul Amel dengan kuat hingga dia terhempas jauh ke dalam hutan berkabut tebal.
"Nona!!" panggil seorang kesatria yang sedang sibuk melawan hewan yang mulai berdatangan kembali.
Saat ini, Great Knight tidak memiliki pilihan selain terus menahan Dark Treant agar tidak mengincar yang lainnya, sementara para kesatria yang lain harus berhadapan dengan hewan-hewan yang seperti tak ada habisnya.
Dark Treant meraung, seolah meneriakkan kemenangan nya. Api yang menutupi tubuhnya hilang perlahan dan menampakkan penampilan baru yang lebih mengerikan, seluruh tubuhnya dipenuhi dengan bongkahan besi hitam yang mengeluarkan nyala ungu di sela-selanya.
Kini, Treant itu kembali berevolusi menjadi Dark Golem tanpa kehilangan ke elastisitasnya. Monster itu menatap sekelilingnya, menggeram, dan berteriak pada Great Knight yang masih berdiri di depannya.
Great Knight menatap dengan penuh amarah pada monster yang berdiri dengan angkuh di depan mereka. Mata mereka memerah karena emosi yang terbakar, memandang hina monster itu, tak peduli berapa kuatnya monster itu.
#####
Suasana kota jauh berbeda dari medan perang Amel, Seorang pria paru baya memasang armor besi pada tubuhnya. Menatap cermin dengan sorot matanya yang tegas dan berwibawa.
Rambut pirangnya telah memutih sebagian. Dia melangkah dengan tegap setelah memastikan persiapannya cukup, melewati koridor rumah mewah yang di jaga oleh puluhan kesatria yang berbaris di sepanjang jalan.
"Sayang!!" panggil seorang wanita yang terlihat seumuran dengannya, wanita itu memiliki mata lentik dan tubuh yang anggun, "tolong kembalilah dengan selamat bersama Amel."
Pria itu berhenti sejenak dan menatap penuh kasih sayang istrinya. "Tenanglah."
"Bagaimana aku bisa tenang sementara anak kita bertarung melawan sesuatu yang mengerikan di sana?!"
"Aku tahu kekhawatiranmu tapi Amel Ambler tidak di panggil sebagai 'Pilar Kekuatan Wanita Ambler' tanpa alasan. Dia adalah gadis yang kuat yang bahkan dapat berdiri kembali setelah hampir melewati garis kematian." Pria itu kembali berjalan dengan langkah lebih cepat dan tegas sambil menegaskan, "Aku!! Arnold Ambler. Tidak akan membiarkan anakku mati begitu saja di medan perang."
Dia Melawati gerbang besar kediamannya dan telah disambut ribuan pasukan yang berbaris dengan senjata lengkap dia hadapannya.
Dia berkata dalam hati, "Amel, meski aku tidak ingin anak gadisku satu-satunya bertarung di medan perang tapi pada akhirnya kamu tetap pergi."
Dia menghela nafas, muncul ingatan singkat dimana Amel berdiri di atas tumpukan mayat dengan tubuh penuh dara dan sorot mata yang tak gentar.
#####
Tapi
Apakah benar Amel sekuat itu,
Nyatanya, Amel terhempas ke dalam kabut hitam yang pekat, cahaya matahari nyaris tidak bisa menembus tebalnya kabut.
Amel menabrak sebatang pohon besar hingga memberikan retakan besar pada pohon itu. dia masih memegang perisainya yang penyok dan pedangnya meski dalam kondisi yang mengenaskan.
Darah keluar dari dahinya, mukanya lusuh karena benturan sesaat dengan tanah, sedangkan pandangan matanya lemah layaknya orang yang kehilangan kesadaran.
Amel membuka lebar matanya ketika tetesan darah mengalir melalui pelipis matanya, dia menggertakkan perlahan bagian tubuhnya yang lemas. Sementara itu, di balik kabut lebat itu, sesuatu yang besar meluncur melewati pohon besar. Amel menatap ke langit dan mendapati mata merah menyala dengan tubuh yang panjang sedang berdiri tegak di depannya. Ular besar menegakkan tubuhnya seperti akan memangsa santapannya, tingginya sudah mencapai 10 meter tanpa harus melihat keseluruhan tubuhnya.
Amel tersenyum miris tapi tidak kehilangan harapan, dia justru seperti sedang menertawakan musuhnya.
Dia juga dapat merasakan kalau ada entitas lain yang bersembunyi di balik pohon yang tak lain adalah kelelawar seukuran orang dewasa.
"Haha.. Aku rasa, aku tidak bisa langsung kembali ke pasukan ku." ejeknya pada dirinya sendiri.