NovelToon NovelToon
Aruna Dan Cintanya

Aruna Dan Cintanya

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: e_Saftri

Namanya Aruna Azzahra, gadis cantik dengan impian sederhana

Cintanya pada seorang pria yang ia pikir bisa membawanya hingga ke Jannah nyatanya harus ia kubur dalam-dalam


Aruna harus hidup dengan pria menyebalkan dan minim ilmu agama. Aksa Biru Hartawan nama yang bahkan tidak ingin didengar olehnya

Bagaimana Aruna menjalani hari-harinya menjadi istri seorang Biru? atau akankah cinta itu datang tanpa mereka ketahui

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DUA PULUH SATU

"Kamu kenapa sih? Nggak seneng aku datang?" Tanya Laura pada akhirnya

"Apa kak Anggi nggak bilang apa-apa sama kamu?"

"Bilang apa?" Tanya Laura bingung dengan ucapan pria itu

"Kalau aku udah punya calon istri!" Apa yang diucapkan Biru tentu saja membuat Laura terkejut, namun ia tak lantas menerima begitu saja ucapan pria yang ia cintai itu

"Kamu ngomong apa sih?" Laura tertawa sumbang "Masa alerginya berpengaruh sama otak"

"Aku nggak becanda Laura!" Tegas Biru

Aruna baru saja selesai dengan makan malamnya, gadis cantik itu melangkah kembali kekamar dimana Biru dirawat

Aruna terdiam, pintu kamar itu tak sepenuhnya tertutup, gadis itu membeku saat melihat pria itu tengah berpelukan dengan seorang wanita cantik yang tak dapat ia lihat wajahnya

Aruna mengurungkan niatnya untuk masuk, gadis itu memutuskan untuk menunggu di kursi yang sedikit jauh dari kamar tempat Biru dirawat

"Kok aku nangis? Kan pak Biru emang punya pacar, terus apa masalahnya" gerutunya sambil ia seka kasar cairan bening yang terus keluar dari pelupuknya

"Kenapa rasanya sakit sekali? Bukannya ini yang aku mau? Harusnya aku bisa jadikan ini bukti untuk membatalkan rencana pernikahan kami, bukannya malah nangis disini!" Gadis itu terus menggerutu, matanya terus basah oleh kristal bening yang tak pernah berhenti

Aruna tak pernah mengakui cintanya tapi entah apa yang terjadi padanya hari ini, rasanya benar-benar sakit saat melihat pria itu memeluk wanita lain

Sementara itu dikamar

"Lepas Laura! Kamu jangan lancang!" Tenaganya belum sepenuhnya pulih namun Biru masih cukup kuat untuk mendorong tubuh wanita itu

"Kamu kenapa sih ha? Dulu kamu nggak pernah seperti ini!" Ucap Laura dengan berderai air mata

"Aku udah bilang kan kamu aku punya calon istri! Dan aku nggak mau dia datang dan liat kamu peluk aku seperti tadi" tegas Biru, pria itu takut jika Aruna masuk secara tiba-tiba, entah apa nanti yang ada dipikiran calon istrinya jika melihat dia dipeluk wanita lain

"Siapa sih dia? Secantik apa sampai kamu tega mencampakkan aku seperti ini Biru? Aku masih pacar kamu kita belum putus Biru bisa-bisanya kamu mengatakan bahwa kamu akan menikah" wanita seksi itu kini mulai terisak rasa tidak terima akan apa yang dilakukan Biru padanya membuatnya hancur, dadanya naik turun tanda amarahnya kini sampai di ubun-ubun

"Terserah kamu mau terima atau enggak satu hal yang harus kamu tau Laura, aku sangat mencintai calon istriku dan aku nggak mau sampai ada penghalang untuk hubungan kami termaksud kamu!" Tegas Biru, ia tak pernah main-main dengan ucapannya dan Laura tau itu

Dengan derai air matanya, Laura mengayunkan langkahnya keluar dari kamar itu, sesekali ia menyeka cairan bening itu agar tak menjadi perhatian orang-orang nantinya

"Aruna mana sih? Kok lama banget" Biru mulai resah karena Aruna tak kunjung kembali

Ia raih benda pipih dari atas nakas lalu melakukan panggilan telepon pada gadis itu yang entah dimana sekarang namun baru diangkat saat dering ketiga

"Halo pak"

"Kamu dimana Aruna?"

"Sebentar lagi saya kesana pak" jawab Aruna dari seberang telepon

"Sekarang! Saya udah nunggu dari tadi"

"Iya paak!" Terdengar seperti menggerutu namun berhasil membuat Biru tersenyum

Ceklek

Pintu kamar terbuka, gadis yang sejak tadi ditunggu akhirnya datang juga membuat pria itu menarik sudut bibirnya tipis

"Dari mana aja sih? Lama banget makannya" baru saja Aruna tiba sudah mendapat omelan dari pria yang sejak tadi menunggunya

"Bukannya tadi udah ada yang temenin ya?" Ucapnya terdengar dingin

"Maksud kamu apa?" Biru mulai ketar-ketir mendengar pertanyaan Aruna sepertinya gadis itu melihat apa yang terjadi dikamar ini sebelumnya

"Nggak ada! Lupain aja!" Sungguh, sikap dingin Aruna membuat Biru resah

"Kalau soal Laura yang datang kesini saya bisa jelaskan Aruna" ucap Biru lembut berharap Aruna mau mendengarkan

"Udahlah pak, pak Biru nggak perlu jelasin apa-apa sama saya, saya ngerti kok apa posisi saya di hidup pak Biru" ucap Aruna lalu ia hendak membantu agar pria itu berbaring namun tangannya digenggam begitu erat seperti tak ingin dilepas

"Lepas pak! Lagian bapak harus istirahat"

"Saya nggak mau lepasin sebelum kamu dengerin penjelasan saya!" Ujar Biru keukeh

"Bapak mau jelasin apa lagi?"

"Aruna, apa yang kamu lihat itu nggak seperti yang kamu pikirin"

"Memangnya apa yang saya pikirkan?" Tanya Aruna dingin

"Dia datang tiba-tiba Aruna, Kak Anggi yang nyuruh Laura kesini aku udah suruh dia pulang, sungguh!" Ucapnya sambil terus menggenggam tangan calon istrinya berharap gadis itu percaya

"Saya ngerti kok pak, saya juga sadar kalau saya nggak berhak marah, pak Biru berhak untuk bersama wanita yang bapak cintai! Saya sudah pernah bilang untuk berpikir bagaimana membatalkan pernikahan ini tanpa menyakiti orang tua kita masing-masing" tutur Aruna tanpa sadar kristal bening itu keluar dari pelupuknya memalukan sekali pikirnya

"Jangan pernah berpikir untuk membatalkan pernikahan ini Aruna, saya berharap pada pernikahan ini, saya ingin melanjutkannya bukan hanya karena permintaan papa saya, tapi saya memang ingin menikah dengan kamu Aruna" penuturan pria itu tentu saja membuat Aruna terkejut

"Tidak usah menangis! Saya minta maaf, hal seperti tadi tidak akan terulang lagi" Ucapnya lembut lalu menghapus air mata gadis itu dengan ibu jarinya

"Apaan sih pak! Saya nggak nangis, udah sekarang tidur ini udah malam! Nanti bapak makin lama lagi dirawat disini" Aruna hendak berdiri dari sisi Biru namun pria itu enggan melepas tangannya

"Kamu cemburu?" Tanya Biru dengan senyum menggoda

"Apaan sih pak, siapa juga yang cemburu!" Gadis itu tergelagap, ia sendiri tidak tahu apa yang tengah dia rasakan apakah ini perasaan cemburu atau apa Aruna benar-benar bingung

"Terus kenapa kesal begitu"

"Nggak ada yang kesal pak, udah istirahat!" Aruna benar-benar malu, terlebih Biru tau jika kini ia tengah cemburu

"Saya mencintai kamu Aruna" ucap Biru membuat gadis itu membeku, dengan cepat ia menepis pikiran itu, rasanya tidak mungkin seorang Biru bisa mencintai gadis sepertinya

"Bapak pasti ngantuk, udah tidur aja omongan bapak mulai melantur!" Aruna membantu Biru berbaring, ia juga berusaha menyembunyikan wajahnya yang bersemu

Biru hanya menatapnya sendu, bagaimana Aruna percaya pada cintanya jika baru saja dia melihatnya dipeluk oleh wanita lain pikir Biru

Biru menatap wajah Aruna yang tertidur pulas sambil duduk dikursi dengan bertumpu pada kedua tangannya, pria itu tadi hanya pura-pura menutup matanya agar Aruna percaya jika ia telah terlelap, kini Biru hanya sibuk memandangi wajah gadis yang kini mulai mengisi hari-harinya itu

"Saya akan pastikan bahwa tidak ada halangan untuk hubungan kita Aruna, saya janji!"

1
Rita Rita
sebiru cinta ku Runa kata Biru. Biru udah bucin dan posesif.
Riry Kasyry Lily
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!