Squel "Menikahi Wanita Ternoda"
Dicap sebagai wanita liar karena kabur di hari pernikahan, Ayanna Nerodia Tanzeela memiliki alasan tersendiri untuk itu. Namun, ditengah pelariannya dia justru menemukan seorang bayi mungil yang terbungkus kain, membuatnya terpaksa menjadi Mommy dadakan, bersama seorang pemuda yang tidak dia kenal.
Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Ayanna kabur, padahal pesta pernikahan sudah dia rancang dengan sempurna? Dan siapakah sebenarnya bayi itu? Mengapa dia memiliki keterikatan dengan pemuda yang baru Ayanna temui?
Jangan lupa follow akun dan sosmed ngothor buat tahu info lainnya😍
FB @Nita Amelia
Ig @nitamelia05
TT @Ratu Anu👑
Salam Anu 👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Sebuah Foto
Hari ini Daniel melewatkan sarapan, dia langsung saja pergi ke perusahaan, hingga tersisa Thomas dan ibunya. Di meja panjang itu suasana sangat sunyi, hanya ada suara alat-alat makan yang saling beradu, hingga tiba-tiba Agnes buka suara.
"Kakek memintamu untuk menyelesaikan kekacauan di perusahaan juga kan? Artinya Kakek percaya padamu, Thom, gunakan kesempatan ini dengan baik untuk bersaing dengan Papa. Jika kamu berhasil, maka kamu tidak perlu takut miskin!" ujar wanita itu sambil mengelap pinggiran bibirnya menggunakan tisu.
"Papa itu orangtuaku, kenapa aku harus bersaing dengannya, Ma?" tanya Thomas dengan satu alis terangkat. Rasanya cukup aneh, ketika Kakek Aidan juga meminta hal demikian.
"Jangan pura-pura bodoh! Papa punya anak lain di luar sana yang bisa saja menghancurkan masa depanmu jika kamu tidak bertindak! Mulai sekarang pertahankan apa yang menjadi hakmu. Jadi, ikuti saja apa kata Kakek, itu yang terbaik!" jelas Agnes yang selalu merasa was-was dengan keberadaan Deana dan putranya. Selagi mereka masih ada, maka ada kemungkinan dia dan Thomas tersingkirkan dari hidup Daniel, apalagi Deana adalah wanita yang dicintai suaminya.
Mendengar itu, Thomas mulai mengangguk mengerti. Benar apa yang dikatakan ibunya, walau bagaimanapun dia harus tetap menjadi pewaris satu-satunya. Tidak ada yang boleh bersaing dengannya, selain sang ayah.
Setelah selesai sarapan dan mengantar Thomas sampai depan rumah, Agnes juga berniat pergi ke rumah sakit. Dia sudah janjian dengan dokter Adam, katanya pria itu ingin mempertemukannya dengan Deana. Dan dia ingin memastikan apakah wanita itu benar-benar amnesia atau tidak.
Agnes menyunggingkan senyum tipis ketika sudah sampai di tempat tujuan. Tak perlu menunggu lama, ketika dia menyebut nama dokter Adam, dia langsung diarahkan ke ruangan pria itu.
"Selamat pagi, Dok," sapa Agnes sambil tersenyum sumringah.
"Pagi, Agnes, kita langsung ke ruangan Deana saja ya, dia habis sarapan tadi," balas Adam seraya memimpin langkah hingga mereka tiba di ruangan yang Deana tempati. Di sana sudah ada Nata, yang setia merawat dan menemani Deana, sehingga wanita itu tak terlalu bosan di rumah sakit.
Saat pintu ruangan terbuka, Deana dan Nata yang sedang berolahraga kecil langsung mengalihkan tatapan mereka. Nata mengernyit, sementara Deana tak menunjukkan ekspresi apapun.
'Cih, akhirnya aku bisa melihatmu lagi secara langsung, Dasar Gundikk!' batin Agnes berteriak marah. Tangannya gatal ingin mencakar wajah sok lugu Deana, tapi demi drama yang sedang dia mainkan, dia pendam keinginannya itu.
"Deana," panggil Agnes dengan mimik haru seraya mendekati Deana. Tanpa aba-aba Agnes memeluk, tapi Deana malah kebingungan, karena tidak tahu siapa wanita yang mendekap dan mencengkeram punggungnya ini.
'Harusnya kamu mati saja!'
"Dea, ini aku—aku Agnes sahabatmu!" ucap Agnes kini sudah terisak-isak. Namun, otak Deana tak merespon dengan baik. Sehingga dia makin kebingungan. Dia melepaskan pelukan Agnes, lalu menatap Agnes dengan kernyitan di dahi.
"Agnes? Sahabatku?" ulang Deana. Entah kenapa perasaannya malah tak enak, meski ia tak bisa mengingat siapa Agnes.
Agnes langsung mengangguk, dan dokter Adam yang menjelaskan.
"Iya, Deana, dia wanita yang aku ceritakan kemarin—dia mengenalmu dan dia juga yang mencoba mencaritahu tentangmu setelah kejadian malam itu. Apa kamu bisa ingat sesuatu dengan melihat wajahnya?" papar dokter Adam, perlahan memulihkan ingatan Deana.
Deana menatap Agnes dengan lekat. Namun, semuanya terasa kosong, bahkan sampai kepalanya berdenyut, dia tak menemukan jawaban tentang Agnes.
"Jangan dipaksa, Deana," ucap Agnes yang diam-diam merasa puas, karena dari kacamatanya Deana benar-benar lupa ingatan. "Kamu bisa melakukannya pelan-pelan, aku akan sering-sering mengunjungimu dan bercerita tentang kita di masa lalu. Termasuk tentang anakmu."
"Anak?" tanya Deana tampak tercengang. Dia memang lupa semuanya, tapi dia juga merasakan kehilangan yang tak bisa dijelaskan.
"Iya, anakmu. Aku sedang berusaha mencarinya, semoga saja aku yang menemukannya lebih dulu dari Daniel," jawab Agnes sambil menggenggam tangan Deana supaya wanita itu percaya bahwa dia adalah orang baik.
*
*
*
"Dari siapa?" tanya Thomas saat melihat sekretarisnya menerima telepon.
"Asisten Tuan Fierce. Dia bilang Tuan Fierce ingin bicara dengan Anda," jawab wanita itu dengan nada berbisik. Sontak Thomas pun tercengang, untuk apa asisten Fierce menghubunginya? Apakah ini soal Ayanna?
Tanpa menunggu lama, Thomas menggerakan tangan untuk mengambil alih telepon tersebut. Dia penasaran apa yang akan dibicarakan oleh mantan calon mertuanya.
"Halo."
Thomas mengeluarkan sepatah kata dengan ragu. Mengingat dia sudah menyakiti Ayanna dengan mengkhianati gadis itu.
"Ini aku, Thomas. Bisakah kita bertemu hari ini?" balas Fierce yang langsung menyahut dan membuat Thomas gelagapan.
"Bertemu? Untuk apa ya, Om? Lagi pula aku juga sedang banyak kerjaan hari ini," ujar Thomas ngeles.
"Oh begitu ya? Padahal aku ingin menawarimu kerja sama, kalau kamu tidak bisa ya sudah, aku akan cari perusahaan lain."
"Tunggu? Kerjasama?" sambar Thomas terperangah. Saat ini perusahaannya sedang butuh suntikan dana yang besar, jika Fierce bisa membantunya keluar dari masalah ini. Maka sudah bisa dipastikan dia yang akan naik jabatan, tanpa harus menunggu ayahnya lengser.
"Iya—aku sadar hubunganmu dengan Aya tidak baik. Tapi jika soal bisnis, tentu saja itu berbeda bukan? Jadi, aku ingin membicarakan kerjasama yang akan sangat menguntungkan. Jika kamu bersedia meluangkan waktu, mari bertemu di luar," jelas Fierce, memasang perangkap agar tikus yang dia incar masuk ke dalam kandang.
Mendengar itu, Thomas langsung tersenyum lebar. Sepertinya Tuhan akan berpihak padanya kali ini, hingga dengan cepat dia menyetujui permintaan Fierce.
"Oke, Om, aku akan minta sekretarisku untuk mengatur jadwal. Kita bertemu saat makan siang nanti," pungkas Thomas sangat antusias. Dan kini giliran Fierce menarik kedua sudut bibirnya, membentuk seringai.
*
*
*
Selagi Nael tidur, Dallie membereskan beberapa buku-bukunya yang disimpan di dalam laci. Saat itu Ayanna yang menaruhnya di sana, dan ketika dia menarik buku-buku tersebut secara tak sengaja ada yang terjatuh.
Dallie mengernyit dan langsung memungut satu lembar yang ternyata foto. Saat dia membaliknya, mata Dallie menyipit untuk mengenali orang-orang yang ada di dalam sana.
"Ini fotonya Mommy Nael pas umur berapa ya? Eh tapi kok ada dua? Pemuda ini juga, kok mirip sama—" Dallie mencoba mengingat semua orang yang berhasil dia temui dalam hidupnya. Hingga ingatannya tertuju pada hari itu. "Dosen gayy itu kan?" Ceplosnya, mulai merasakan teka-teki besar.
*
*
*
Sekate-kate lu ya Dal 🙄🙄
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Laki" kok.mau enake tok..
Pak Junior,,jgn galak" sm Dallie...
Gitu" Dallie kan kesayangan Ayana...
🤭🤭🤭
cihh dasar bajigurr Kau Thom.. mau enaknya doang. mulai sekarang jangan terlalu berharap banyak sama thomas , yang penting thomas kasih duit anaknya saja sudah cukup, selebihnya kamu harus belajar menjadi wanita mandiri, lagian apa yang ingin kamu harapkan dari thomas? dia tak bisa menjadi kepala keluarga yang baik.
darah lebih kental dari air..namanya seorang ibu pasti punya ikatan batin saat ketemu anaknya. semoga saja Deana cepat sembuh dan bisa mengingat smeuanya.
waduh apa bentar lagi Nael akan kembali ke mama kandung nya Deana ??
si Rafael mcm kerja sehari dua hari d keluarga uler.....pakek acara maen2 sma keluarga uler .....ya siap² aja terima konsekuensi nya