Alina berkali kali patah hati yang dibuat sendiri. Meski dia paham kesalahannya yang terlalu idealis memilih pasangan. Wajar karena ia cantik dan cerdas serta dari keluarga terpandang. Namun tetap saja dia harus menikah. Karena tuntutan keluarga. Bagaimana akhir keputusannya? Mampukah ia menerima takdirNya? Apalagi setelah ia sadari cinta yang sesungguhnya setelah sosok itu tiada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Ame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepedihan Roy
Roy melamun di kamarnya. Semua kata kata anaknya begitu merasuki pikiran. Jika anak anaknya akan pindah ke Yogya, otomatis ia akan sering berada di kota itu. Dan ia bisa membayangkan betapa makin sepi rumahnya jika ia kembali ke Jakarta dan tanpa ada anak anaknya disini.
Tanpa sadar Roy mengacak rambutnya kasar. Dia bukan takut dengan kesendirian, namun dirinya tak tahan dengan sepi yang selama ini menggelayutinya. Sekilas tiba tiba lamunannya kembali ke masa dua tahun yang lalu.
Di sebuah kamar utama dengan luas lebih dari lima puluh meter persegi, terbaring lemah di sebuah bed khusus pasien, seorang wanita berusia 40 tahunan. Lengan kanannya dipasangi jarum infuse dengan botol infuser tergantung di sebuah tiang besi di sisi bed nya. Wanita tersebut menutup matanya nampak bernafas perlahan tampak dari dadanya yang turun naik.
Di sisi kiri ranjangnya duduk seorang laki laki yang seumuran dengannya.
Sofia, pasien itu, berbisik lirih,
"Sayang, anak anak sudah pulang?"
"Sedang dijemput Bun," halus jawab Roy sambil membelai rambut istrinya yang mulai memutih beberapa helai yang menutupi wajahnya terutama sejak sakitnya semakin serius.
"Bunda tunggu aja sebentar lagi mereka datang" Roy tersenyum
"Iya Sayang..... jawab lemah Sofia lekat memandang suaminya.
Matanya terpejam lagi, hatinya sudah ikhlas kalau sebentar lagi Allah memanggilnya pulang dan meninggalkan semuanya termasuk orang orang yang dicintainya.
Roy masih menggenggam telapak tangan istrinya yang dingin. Air matanya ia tahan untuk tidak jatuh. Ia tak ingin melihat istrinya makin sedih menyaksikan ia sampai menangis.
Selama setahun ini Sofia keluar masuk rumah sakit karena cuci darah. Ginjalnya punya kelainan proses. Roy sudah berupaya membawa Sofia ke pelbagai alternative penyembuhan tetapi ternyata semua jawaban sama. Jika ingin sembuh total harus cangkok ginjal.
Roy sudah berupaya memaksa Sofia untuk berobat di Miami Amerika Serikat namun Sofia menolak.
"Sayang, kamu masih perlu banyak dana untuk anak anak. Aku sudah bersyukur bisa mendampingimu sejauh ini. Kita hampir dua puluh tahun bersama. Dan dirimu sudah sedemikian banyak membahagiakan aku. Sekarang fokuslah pada anak anak. Mungkin waktuku sudah cukup bersamamu. " Sofia terbata bata mengeluarkan Isi hatinya.
"Tapi aku masih ingin bersamamu Bun" Roy berkaca kaca.
Aku masih membutuhkanmu bisik Roy dalam batinnya.
Apa artinya kekayaan Ini tanpa kamu Sofia. Hati Roy seolah berontak. Namun dia tetap diam saja tak ingin Sofia berpikir berat hanya karena kondisi Ini membuat kesedihannya bertambah.
Suara alunan sholawat perlahan terdengar di kamar Sofia.
Roy memilih mengajak istrinya dirawat di rumah karena ia ingin menungguinya setiap hari. Sementara jika harus ke rumah sakit dia keberatan. Lebih baik membayar lebih pada dokter visit dan perawat yang menjaga tiap hari daripada ia harus mabuk karena bau rumah sakit yang sama sekali tidak disukainya.
Sejenak Roy berlalu dari kamar rawat istrinya untuk mengangkat telpon yang rupanya berasal dari kantor.
Usahanya export batu bara memang sedang menurun namun ia tidak pernah putus asa menatap masa depan apalagi saat ini Roy hanya merasa ia harus lebih kuat untuk mengatasi ujian hidupnya, istri yang sakit dan pemasukan usaha yang sedang drop. Luar biasa beratnya dia rasakan. Sementara tidak ada yang bisa menjadi pelipur lara karena satu satunya kawan curhatnya sedang tidak berdaya. Roy hanya merasa sholatnya menjadi satu satunya tumpuan kegalauan hatinya sehingga saat ini waktu ibadahnya menjadi lebih lama.
Saat masih di ruangan kerjanya yang luas itulah dia mendengar Arka dan Andien memanggilnya.
cek profil aku ada cerita terbaru judulnya
THE EVIL TWINS
atau langsung tulis aja judulnya di pencarian, jangan lupa mampir dan favorit kan juga ya.
terima kasih