Menikah karena wasiat, itulah yang di alami Clea. ia terpaksa menikah dengan Renei Suprapto, pria tampan, mapan dan matang dan juga suami orang. Margareth istri Renei yang menginginkan pernikahan itu terjadi karena ia sedang sakit keras. Margareth tidak ingin sepeninggal dirinya Renei kesepian karena itu ia menjodohkan suaminya dengan Clea gadis berusia dua puluh tahun yang tak lain adalah petugas terapis Margareth selama sakit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 21 Tidur Bersama
"Dasar ceroboh!"
Renei bergegas pergi dari ruang meeting setelah ia menyelesaikan meeting besar pagi ini. ia berjalan cepat memasuki lift di ikuti langkah Yudi di belakangnya.
"Apa dia bisa melakukan sesuatu dengan benar?!"
"Namanya juga insiden pak, Bu Clea pasti tidak sengaja" kata Yudi.
"Kau sama saja dengannya! aku kesal sekali setiap melihat dia berbuat ceroboh! kenapa lift ini lama sekali?!"
"Sabar pak"
Renei dan Yudi bergegas pergi ke rumah sakit tempat Clea berada. begitu tiba di rumah sakit Renei dengan tidak sabarnya berjalan cepat menuju ruangan umum tempat Clea sedang di periksa.
"kenapa dia memilih ruang umum?! apa uang ku tidak mampu membayar ruang VIP?!"
Renei terus mengomel sampai ia berdiri di ambang pintu. terlihat di ruangan itu sepi hanya ada Clea yang duduk di ranjang sementara dokter Hermawan terlihat sedang mengobati luka di kaki Clea. semua menoleh ke arah Renei termasuk Clea dan Hermawan.
"Hai Rey, kau datang juga?" sapa Hermawan.
"Apa maksudmu bertanya begitu?!"
"Oh ya Rey luka di kaki Clea cukup serius karena pecahan vas itu menembus telapak kakinya. ia akan kesulitan berjalan untuk beberapa hari dan juga jangan lupa nanti ganti perbannya" dokter Hermawan berlalu pergi sembari menepuk bahu Renei.
Renei berjalan mendekati Clea yang masih duduk dengan telapak kaki di perban.
"Apa kau bisa sekali saja tidak membuatku kesal? kau bisa sekali saja melakukan apapun dengan benar?!"
Clea terdiam hampir menangis, ia sudah kesakitan malah Renei mengomel sejak datang. melihat Clea hampir menangis Renei beranjak mendekat ia menelusupkan lengannya di tekuk-kan kaki Clea dan bersiap mengangkat tubuh istrinya.
"Yud siapkan mobil"
"Baik pak" kata Yudi sambil tersenyum.
Clea merangkulkan kedua lengannya di leher Renei. ia hanya terdiam tidak berani bicara. Reni berjalan menyusuri koridor rumah sakit sembari menggendong Clea dengan wajah cool.
Setibanya di mobil Renei mendudukkan Clea di kursi belakang.
"Mas maaf sudah merepotkan" kata Clea memberanikan diri menatap Renei.
"Yud carikan pelayan laki-laki untuk Clea, Pastikan yang bisa di percaya dan kau jangan mengangkat benda berat seorang diri itu tidak baik untuk wanita" nada suara Renei terdengar lebih santai.
"Iya mas"
Setibanya di rumah Renei kembali mengangkat tubuh Clea berjalan menuju kamar Clea.
"Kau tetap di rumah sampai kaki mu sembuh urusan toko biar Rara yang pegang!"
Renei berjalan keluar kamar Clea tanpa menunggu jawaban gadis itu. lagipula Renei tidak menerima bantahan.
Renei mengajak Yudi berbicara di ruang kerjanya. ia terdiam sesat sebelum memulai bicara. Yudi mematung menunggu perintah dari bosnya.
"Yud renovasi kamar pribadiku, ganti semua perlengkapannya termasuk ranjang, dan meja rias. tolong kemasi barang milik mendiang Margareth yang masih tersisa disana"
"Benar pak? baiklah saya akan lakukan dalam satu hari"
"Hmm"
Yudi cukup terkejut dengan titah Renei kali ini. bos nya meminta mengganti barang-barang di kamar bahkan menyingkirkan barang milik mendiang istri pertamanya. Yudi tidak tahu kenapa Renei melakukan itu ia juga tidak berani lancang bertanya.
Yudi segera bertindak ia mengundang seorang desain interior ternama untuk merombak kamar pribadi Renei termasuk cat dinding yang juga ingin di ganti warnanya. Yudi mengurus pembelian ranjang baru dan juga meja rias. ia sendiri yang memindahkan dan menyimpan barang-barang milik mendiang Margaret di ruang khusus.
Sebelum Renei pulang dari kantor semua sudah beres. kamar sudah siap dengan interior baru. Renei terlihat puas dengan hasilnya.
Renei pergi ke kamar Clea, ia melihat gadis itu tengah berbaring di ranjang. Renei menatapnya sesaat. Clea hanya diam bingung. tanpa bicara sepatah katapun Renei mengangkat tubuh Clea.
"Mas...mau kemana? as sudah makan malam?" tanya Clea masih bingung.
Renei hanya diam, ia melangkah membawa Clea ke kamar pribadinya yang sudah selesai di renovasi. Renei membaringkan dengan lembut tubuh Clea di atas ranjang baru berukuran besar di kamar itu.
"Mulai malam ini kau tidur bersamaku"
