Zombie Hunter, sebuah game misterius yang telah membawa satu tim yang beranggotakan dua puluh orang masuk ke dalam dunia pararel. Sehingga kedua puluh orang itu terjebak di sebuah kota mati yang dipenuhi dengan jutaan zombie.
Seakan di dunia tersebut telah terjadi hari kiamat, hanya dipenuhi dengan mayat hidup yang sangat menyeramkan. Mereka akan menyerang manusia dengan cara membabi buta.
Tapi bagaimana kalau ternyata game tersebut telah membuat peraturan bahwa hanya satu orang saja yang memiliki kesempatan untuk menang dan bisa keluar dari dunia yang mengerikan itu? Akankah ada yang berhasil selamat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Alex, Tian, dan Putra nampak sangat kewalahan harus menghadapi banyak sekali zombie yang berlarian menyerang mereka bertiga.
Tapi mereka tidak akan pernah menyerah begitu saja, dengan sisa tenaga yang mereka punya, mereka harus tetap melawan mayat-mayat hidup yang sangat mengerikan itu.
Zdor!
Zdor!
Zdor!
Beberapa kali Putra melepaskan tembakan kepada zombie-zombie yang terus-menerus menyerangnya tiasa henti. Dia segera membalikkan badannya ketika merasakan ada zombie di belakangnya.
Alex pun masih berusaha untuk mengerahkan seluruh tenaganya untuk bisa menghadapi zombie-zombie tersebut. Walaupun saat ini dia hanya memiliki senjata sebuah pipa besi saja, tapi dia tak boleh menyerah begitu saja.
Buuukkk!
Buuukkk!
Buuukkk!
Bukan hanya mengandalkan sebuah pukulan, Alex juga mengeluarkan tendangan kerasnya kepada makhluk-makhluk mengerikan itu.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Begitu pula dengan Tian, dia memilih untuk menebas bagian leher zombie-zombie yang menyerangnya. Dalam sekali tebasan bisa membuat kepala mereka jatuh dan menggelinding di aspal.
Sreeett!
Sreeett!
Sreeett!
Alex tidak sengaja melihat ke arah Putra yang sedang menebak zombie-zombie yang ada disana, dia melihat ada sekitar tiga zombie yang sedang menyerang Putra dari belakang.
"Putra, awas!" Teriak Alex sambil berlari ke arah Putra.
Putra segera membalikkan badannya. Tapi sayangnya dia kalah cepat, karena ketiga zombie tersebut menyerang Putra dengan cara membabi buta.
Zdor!
Putra baru berhasil menembak satu zombie, tapi zombie yang lain berhasil mengigit tangan kirinya.
"Aaaaahhhh!" Putra meringis kesakitan, sampai pistol yang dia pegang terlempar cukup jauh.
Putra menendang tubuh zombie yang berhasil menggigit tangannya. Tapi zombie yang lainnya berhasil mengigit punggung Putra.
Aarrggkkhh!
Aarrggkkhh!
"Brengsek!" Alex dan Tian sangat terlihat emosi. Mereka segera menghajar zombie-zombie yang sedang menyerang Putra.
Buuukkk!
Buuukkk!
Buuukkk!
Alex melayangkan pukulan beberapa kali ke zombie-zombie yang ada disana, sehingga dia berhasil melepaskan gigitannya pada tubuh Putra.
Begitu pula dengan Tian, dia berusaha keras untuk melindungi Putra. Dia menebas leher zombie-zombie yang ada disana.
Sreeett!
Saat ini jarak mereka bertiga sangat berdekatan, mata Alex dan Tian berkaca-kaca melihat tangan dan punggung Putra telah terkena gigitan zombie.
"Putra..." Alex tak sanggup meneruskan perkataannya. Dia sangat terpukul melihatnya.
Begitu pula dengan Putra, pria itu menitikkan air matanya. Wajahnya nampak pucat, suara nafasnya bergemuruh, merasakan dadanya sangat terasa sesak dan panas.
Putra sangat menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi, sebentar lagi dia akan berubah menjadi zombie. Sehingga dia menyuruh Alex dan Tian untuk segera pergi. "Lebih baik kalian berdua segera pergi!"
Alex menggelengkan kepalanya, "Gak, Putra. Bukannya kamu sudah berjanji kamu akan mentraktir kami makan di kafe milik ibumu kalau kita selamat. Kita harus pulang bersama."
Saat mereka sedang berada di dalam lift, Putra berjanji kepada Alex dan Tian kalau dia akan mentraktir mereka makan di kafe ibunya, karena mereka berharap mereka akan terus bersahabat sampai mereka bertiga dan yang lainnya bisa pulang kembali ke dunia mereka yang sebenarnya.
Sementara Tian, dia tidak sanggup mengatakan apa-apa. Pria itu menangis.
"Aku tidak memiliki banyak waktu, aku ingin mati disaat aku masih menjadi manusia." Lirih Putra, dia meminta Alex dan Tian untuk segera meninggalkannya. Dia tidak ingin menjadi monster yang nantinya akan menyerang semua teman-temannya yang masih hidup.
Tian sangat keberatan, dia tidak bisa meninggalkan Putra. "Tapi..."
Tian tidak meneruskan perkataannya, karena dia dibuat terkejut dengan Putra yang tiba-tiba saja merebut pedang dari genggamannya.
Sreeett!
Putra menggoreskan pedang tersebut mengenai bagian lengannya sendiri, sehingga ada banyak darah segar bercucuran dari lengannya yang terluka.
"Putra..."
"Cepat kalian pergi! Aku yang akan menahan mereka!" Ucap Putra sambil mengembalikan pedang tersebut ke genggaman tangan Tian, tangan Putra nampak gemetaran.
Alex dan Tian menangis. Sebenarnya dia sangat berat sekali untuk meninggalkan Putra. Tapi mereka tidak ingin membiarkan pengorbanan Putra menjadi sia-sia.
"Cepaaat!" Putra berteriak dengan keras sambil menangis.
Kemudian terdengar suara bergemuruh zombie-zombie yang ada disana berlarian dengan sangat cepat ke arah mereka bertiga.
Putra segera berlari menjauhkan jaraknya dari Alex dan Tian. Agar semua zombie yang ada disana fokus mengejar dirinya.
"Cepat kejar aku! Kalian suka darah segar kan heuh? Aku tidak takut dengan kalian!"
"Cepat kejar aku!" Putra berteriak lantang sambil berlari sejauh mungkin.
AARRGGKKHH!
AARRGGKKHH!
AARRGGKKHH!
Sehingga suara gemuruh semakin terdengar jelas, segerombolan zombie berbondong-bondong mengejar Putra.
Putra berusaha keras sebisa mungkin untuk melawan, dia memukul dengan tangan kosong beberapa zombie yang mencoba menghadangnya dari depan. Dia tidak tahu pistolnya terlempar ke arah mana, mungkin tertindih oleh mayat-mayat zombie yang sudah mati.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
"Ayo cepat kejar aku, bangsat!"
Alex dan Tian terpaksa harus pergi meninggalkan Putra, walaupun sebenarnya dia sangat berat melakukannya. Tapi mereka tidak ingin menyia-nyiakan pengorbanan Putra.
Mereka berlari sekencang mungkin dengan sekuat tenaga yang mereka miliki. Mungkin karena sebagian besar zombie lebih memilih untuk mengejar Putra yang tubuhnya tercium bau darah segar dibandingkan mengejar Alex dan Tian. Sehingga memudahkan Alex dan Tian untuk berlari sekencang-kencangnya.
Mereka berdua berlari sambil melawan zombie-zombie yang menghadang di depan mereka berdua. Sehingga suara dentingan pedang dan suara pukulan pipa besi terus terdengar.
Sementara itu, Putra sudah tidak sanggup lagi untuk berlari. Dia terjatuh ke aspal.
Bruughh!
Sehingga dia nampak pasrah ketika zombie-zombie yang ada disana segera menyerangnya dengan membabi buta. Mengigit seluruh tubuhnya saling berebutan.
Aarrggkkhh!
Aarrggkkhh!
Aarrggkkhh!
Putra nampak tersenyum dengan mata berkaca-kaca, setidaknya sebelumnya dia mati, dia sudah melakukan hal yang berguna untuk teman-temannya.
Sehingga kini zombie-zombie yang ada disana pun berkerumun untuk mendapatkan santapan yang segar.
apakah Tian juga akan menjadi korban Yach sehingga hanya Alex yg akan jadi pemenang.
huufft...aku benar benar sangat penasaran.
makanya jadi orang jangan terlalu jahat😜😜😜
Tinggal kalian berdua sekarang Alex dan Tian. Entah perjuangan seperti apa lagi yang harus kalian jalani. Sisa2 tenaga dan pasti sangat melelahkan hati dan pikiran. Ngga bisa bayangkan diakhir nanti jika satu dari kalian harus pergi juga 🤧. Kini waktu yang tersisa hanya tinggal sebentar. Siapapun nanti yang selamat semoga dia tetap menjadi seseorang yang tangguh. Tetap semangat yang untuk kalian berdua Alex dan Tian 🔥...
gak nyangka Liondra akan pergi secepat itu dan meninggal kan Alex yang sangat mengagumi Liondra . 😭
Tidak bisa membayangkan bagaimana paniknya Raka di datangi para bestienya 😂😂😂... Jantung aman Ka...Rasakan sensasinya yaa /Drool/...Biasanya kamu yang tertawa diatas penderitaan teman2 mu...Impas ya kali ini kamu bisa merasakanya juga ....
semangat Alex dan Tian semoga kalian bisa mengalahkan para zombie itu
teruslah berjuang Lex... jgn pernah menyerah...
Akhirnya Raka jd santapan zombie