NovelToon NovelToon
Bukan Yang Pertama Untuk Cinta Pertama

Bukan Yang Pertama Untuk Cinta Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Selingkuh / Dijodohkan Orang Tua / Nikah Kontrak / Cintapertama
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Pertiwi1208

"Jadi kamu melangsungkan pernikahan di belakangku? Saat aku masih berada di kota lain karena urusan pekerjaan?"

"Teganya kamu mengambil keputusan sepihak!" ucap seorang wanita yang saat ini berada di depan aula, sembari melihat kekasih hatinya yang telah melangsungkan pernikahan dengan wanita lain. Bahkan dia berbicara sembari menggertakkan gigi, karena menahan amarah yang menyelimuti pikirannya saat ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pertiwi1208, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

BRUUUAAAAKKKK.

Hany dan Arya sama-sama mengacak-acak meja kerja mereka masing-masing dengan kasar dan juga nafas yang memburu. "Ada apa denganmu Hany?" tanya salah satu sahabatnya yang juga bekerja di kantor yang sama. Hany tidak menjawab, tangannya mengepal dan matanya merah.

"Hany, kamu baru saja dipromosikan sebagai ketua tim, apa kamu akan melepaskan jabatan itu begitu saja, karena membuat keributan di kantor?" Sahabat Hany berjalan selangkah demi selangkah, mendekat ke arah Hany dan segera mengelus pundaknya.

Air mata pun sudah tidak bisa dia bendung ataupun disembunyikan lagi. Hany segera memeluk erat sahabatnya sembari terus menangis dan meraung. "Tenanglah Hany, ada apa sebenarnya dengan semua ini?" tanya Sahabat Hany.

Hany segera menarik nafas dalam dan berusaha mengeluarkan suaranya. “Arya…”

Huft.

"Arya lagi," gerutu sahabat Hany sembari mendengus kesal.

"Tenanglah, tidak apa, semua baik-baik saja." Sahabat Hany segera mengusap lembut punggung Hany sembari tetap memeluknya.

***

Setelah Hany berhasil menenangkan diri, Hany pun segera menceritakan semua yang baru saja dialaminya, sehingga lagi-lagi membuat sahabatnya mendengus kesal. "Bisa-bisanya ya Arya seperti itu! Padahal kamu sudah tidak mau menanggapinya dan mau melepaskannya…" gerutu sahabat Hany.

"Makannya itu, aku jadi sangat geram sekali dengannya saat ini," ucap Hany.

"Dan seakan luka-luka kecil di hatiku ini muncul kembali, padahal aku sudah sangat bersusah payah melupakannya. Kamu tahu sendiri kan Kasih, bagaimana perjuanganku melupakannya setelah dia menikah," keluh Hany.

"Tentu saja aku tahu, kamu tidak perlu menjelaskannya padaku," ucap Kasih yang sudah sangat kesal dengan kelakuan Arya.

Mereka berdua terdiam sejenak, Kasih terhanyut dalam pikirannya sendiri, sementara Hany berusaha mengeringkan air mata dan membenahi riasannya.

"Hany," panggil Kasih tiba-tiba. Hany segera meletakkan cerminnya dan melihat ke arah Kasih.

"Karena dia sudah sangat tega dan keji padamu, sepertinya kamu pun juga harus membalasnya," ucap Kasih.

"Bagaimana caranya?" tanya Hany dengan polosnya.

"Kalau dilihat dari sifat Arya, sepertinya sebentar lagi dia akan datang dan memohon-mohon padamu, agar kamu bisa memaafkannya," ucap Kasih.

"Aku tidak mau bertemu dengannya lagi." Hany segera mengoleskan bedak lagi pada wajahnya.

"Temui saja dia Hany," ucap Kasih.

"Gak mau." Hany masih bersikukuh, membuat Kasih menarik nafas dalam. Kasih pun segera mendekatkan wajahnya dan berbisik di telinga sahabatnya itu.

"Apa???" pekik Hany karena terkejut, tapi Kasih malah mengulas senyum.

"Aku tidak mau ah," ucap Hany lagi.

"Ya sudah kalau kamu gak mau, terima saja bahwa dia sudah menjadi milik orang lain, dan lagi, jangan sekali-kali kamu merengek padaku, karena tiba-tiba saja Arya berhenti mengirimi kamu pesan ataupun barang-barang mewah," ucap Kasih yang terlihat sangat kesal, Kasih kemudian beranjak dan pergi meninggalkan Hany sendirian di ruangannya.

"Ya memang aku sangat membencinya saat ini, tapi aku juga tidak mau menjadi pelakor!" gerutu Hany setelah Kasih benar-benar sudah pergi jauh dari ruangannya, bahkan Hany menepukkan bedak di wajahnya dengan sedikit kasar.

Braaak!

"Ck, kenapa tadi emosiku benar-benar tidak bisa terkendali," keluh Hany pada diri sendiri sembari meletakkan bedak di atas meja dengan sedikit kasar.

***

Di ruangan Arya.

"Mery!!!" teriak Arya saat melihat Mery melintas di depan ruangannya.

"Ada apa sayang?" tanya Mery.

Glek.

Arya terdiam dan menghentikan langkahnya sejenak, saat mendengar panggilan sayang dari istrinya tersebut, lalu dia segera menyadarkan diri serta menghampiri Mery yang ada di ambang pintu ruangannya. "Kenapa kamu melakukan semua itu?" tanya Arya pada Mery.

"Melakukan apa?" tanya Mery pura-pura tidak mengerti.

"Tadi Hany kesini, dia bilang bahwa semua barang yang aku berikan, tagihannya dibebankan pada kartu kreditnya. Pasti kamu kan yang mengubah metode pembayarannya?" cecar Arya.

"Arya, bahkan sebelum kamu selesai membelai, memijat, dan juga mengoles lotion ke seluruh tubuhku, aku itu sudah tertidur duluan hingga pagi!" jelas Mery yang seketika membuat semua karyawan yang mendengar hal itu pun, segera menutup mulut mereka dengan kedua tangan. Arya pun juga membelalakkan mata, dia segera mencengkram lengan Mery dan menariknya masuk ke ruangan Arya.

"Ssssst... " Arya segera meletakkan jari telunjuknya di atas bibir.

"Kenapa? Bukankah kamu memang sangat menikmatinya?" tanya Mery. Pandangan Mery tiba-tiba saja tertuju pada barang-barang yang ada di lantai.

"Apa itu Arya?" tanya Mery pura-pura.

"Ya itu barang-barang yang diributkan oleh Hany," jawab Arya yang masih terlihat frustasi.

"Huft, jangan mengalihkan pembicaraan, sini cepat berikan ponselmu," pinta Arya.

"Untuk apa?" tanya Mery.

"Cepat ganti foto profilmu, bisa-bisa nanti orang mengira kalau aku ini beneran mesum," geram Arya.

"Ya emang kenyataannya sih sebenarnya kan," ejek Mery.

Mery segera merogoh sakunya dan mengambil ponsel, serta melakukan panggilan. Ponsel Arya pun berdering, Arya segera berjalan ke arah meja kerjanya, dia lihat di layar ponselnya, bahwa Mery tengah menghubunginya dengan terpampang fotonya sendiri.

"Nah itu, kamu sudah ganti dengan fotomu sendiri, kenapa kamu tadi memakai foto yang itu?" tanya Arya. Mery pun segera mematikan panggilan teleponnya

"Ya mana aku tahu Arya, kalau tadi ada Hany di ruangan kamu, aku tadi hanya berniat menggoda kamu saja," ucap Mery dengan cuek. 

Arya menarik nafas dalam, dia menyadari bahwa memang tidak seharusnya menyalahkan Mery atas insiden yang terjadi tadi. Arya pun segera duduk dan terdiam.

"Ya kamu kejar dong Hany kalau kamu benar-benar masih menginginkan dia." Mery sengaja memprovokasi karena ingin melihat reaksi Arya.

"Itu tidak mungkin, aku lihat tadi dia sangat marah sekali. Biarkan saja dia dulu, beri waktu sedikit lebih lama," ucap Arya.

"Emang kalau lagi marahan, kamu selalu diemin dia?" tanya Mery menyelidik.

"Dulu sih tidak, dia akan selalu tiba-tiba merasa baik saat aku memberinya hadiah barang-barang mewah seperti itu," jawab Arya sembari matanya menunjuk ke arah lantai, dimana barang-barang mewah bergeletakan di sana.

"Lalu mau kamu apakan semua barang-barang itu?" tanya Mery.

"Gak tau," jawab Arya singkat. Mery segera membuka pintu, dia memanggil sekretaris Arya yang mejanya berada tepat di dekat pintu ruangan Arya.

"Ada apa?" tanya Arya, saat sekretarisnya masuk.

Mery pun segera menyahuti. "Ambillah semua barang-barang itu dan simpan dulu, jangan sampai Gavin tahu kalau ruangan Arya berantakan," ucap Mery pada sekretaris Arya.

Sekretaris tidak menjawab, dia segera membawa semua barang-barang tersebut ke mejanya, merapikannya serta menyimpannya.

"Kalau kamu gak mau kejar Hany, ya kamu lanjut kerja lah. Jangan campurkan urusan pribadimu dengan pekerjaan. Meskipun perusahaan ini milik saudaramu, paling tidak kamu harus tahu diri," ucap Mery yang kemudian keluar dari ruangan Arya begitu saja.

Mery pun segera menghampiri sekretaris Arya. "Cari tahu semua tokonya dari barang-barang yang tadi. Nanti kita kembalikan jika keadaan sudah aman. Kita kembalikan semua itu ke toko dan hasilnya kita bagi dua," ucap Mery dengan lirih, tapi masih terdengar oleh Gavin yang sedari tadi menguping di balik tembok. Sekretaris pun segera membulatkan jari jempol dan telunjuknya dengan mata berbinar.

"Hebat juga Mery, sepertinya aku tidak perlu lagi mengkhawatirkan rumah tangga keponakanku itu, dia sudah menemukan pawangnya," gumam Gavin sembari berjalan menuju ruangannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!