Ini novel pertama ku,smoga suka
"tuan tolong hentikan,ssshhh sakit...."
Pria bertubuh kekar itu menarik paksa tangan Delia, dia membawa delia masuk kedalam kamar nya dan menghempaskan tubuh delia ke atas ranjang yang berujuran king size
"tolong bantu aku hhmmmm,aku akan membayar untuk pelayanan mu malam ini "
Silahkan mampir dicerita ku ini, smoga pada suka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aspriyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 21
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
"Hiks....hiks....hiks...."
Terdengar suara tangisan dari kamar sebelah ,membuat Delia membuka mata nya dan menghidupkan lampu kamar nya . Dia mengangkat tubuh nya untuk duduk,mendengarkan dengan seksama suara tangisan yang didengar nya dengan jelas.
"Hiks....hiks....hiks.."
Kembali suara tangisan itu terdengar,Delia pun bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju ke pintu kamar yang terhubung ke kamar sebelah. Dia membuka pintu kamar itu dan melihat nyonya Lena sedang menangis sambil mengelus figura, Delia menutup pintu kamar dan berjalan masuk ke dalam kamar nya nyonya Lena
"Nyonya, anda kenapa terbangun hhmm? Ini masih jam satu malam " ucap Delia yang sudah duduk dipinggiran tempat tidur.
Delia dapat melihat jelas wajah ibu nya Gilang yang di penuhi air mata ,dia menatap ke arah figura yang ada di tangan wanita paruh baya didepan nya.
"Aku pembawa sial hiks hiks, suami ku meninggal karena kesialan ku " ucap nyonya Lena dengan tangisan yang terdengar menyayat hati
"Ssshhhttt.....nyonya bicara apa ? Ngak ada manusia yang dilahirkan pembawa sial,semua memiliki keberuntungan " ucap Delia yang kini menarik tubuh kurus itu kedalam pelukan nya ,dia menepuk punggung ibu nya Gilang dengan lembut .
"Tapi mereka mengatakan kalau aku pembawa sial, makanya suami ku mendapatkan kecelakaan hiks hiks " ucap nyonya Lena lagi
"Dengar kan aku baik baik,semua orang sudah ada takdir masing masing. Suami nyonya memang sudah takdir nya meninggal karena kecelakaan,kita ngak tau kita akan meninggal seperti apa nanti nya " ucap Delia dengan lembut.
"Sekarang ayo tidur lagi,jangan memikirkan apa pun . Jika ada yang mengatakan hal itu pada nyonya,nyonya harus nya memukul kepala orang itu atau nyonya bisa menjawab nya dengan jelas kalau nyonya bukan pembawa sial . Jangan biarkan mereka menghina nyonya sekali saja ,ingat itu hhmmm " ucap Delia yang berbicara dengan tegas di depan wajah ibu nya Gilang.
Delia sudah melepaskan pelukan nya pada ibu nya Gilang dan menatap wanita paruh baya itu dengan tajam,dia ngak mau kalau ibu nya Gilang terus memikirkan dan mendengarkan ucapan ngak penting dari semua orang mengenai diri nya.
Jika hal itu terus diingat oleh ibu nya Gilang,maka sampai kapan pun nyonya Lena ngak akan bisa sembuh . Dia ingin menanamkan kebenaran dan dapat dipahami oleh nyonya Lena,dia ingin nyonya Lena berani melawan apalagi dia punya gilang yang akan selalu membela nya sampai kapan pun .
"Nyonya,jangan merasa lemah. Aku akan disini bersama nyonya,aku akan membantu nyonya menyingkirkan semua orang yang ingin mencelakai nyonya nanti nya " ucap Delia lagi,mata nya penuh dengan ketegasan.
Nyonya Lena menatap mata Delia dengan tatapan penuh kebingungan, tapi kemudian dia menganggukan kepala nya saja. Dia melihat mata Delia yang tulus pada nya, dia pun memeluk tubuh Delia dan terus mendekap nya seolah takut jika Delia pergi .
"Tidur lah hhmmm....jangan memikirkan apa pun,semua nya akan baik baik saja . Aku akan bersama dengan nyonya mulai sekarang,jadi nyonya harus bisa melawan siapa pun yang ingin menghancurkan nyonya " ucap Delia lagi dengan lembut
"Apalagi ada tuan muda Gilang,beliau akan menjaga dan melindungi nyonya jadi nyonya ngak usah takut pada siapa pun " ucap Delia sambil melepaskan pelukan nyonya Lena,dia merasa kesulitan bernafas jika terus dipeluk seperti itu oleh nyonya Lena.
Tatapan kedua nya menyatu,nyonya Lena pun menganggukan kepala nya lagi . Dia membaringkan tubuh nya di samping Delia, kemudian menarik Delia untuk tidur disana .
"Tidur lah,aku akan menunggu nyonya disini sampai nyonya tidur. Jangan memikirkan apa pun hhmmm" ucap Delia dengan lembut sambil tersenyum manis.
Delia memilih untuk duduk,nyonya Lena yang melihat nya langsung mengangkat kepala nya . Meletakan nya di atas pangkuan Delia, sehingga Delia langsung mengelus kepala nyonya Lena dengan lembut .
"Jangan panggil aku nyonya,panggil saja ibu. Sama seperti Gilang, aku ingin kau menjadi istri nya gilang " ucap nyonya Lena membuat Delia terkejut tapi hanya bisa menganggukan kepala nya saja.
Delia yakin jika nyonya Lena hanya lah mengatakan hal yang ngak penting,dia kembali mengelus kepala nyonya Lena dengan pelan hingga akhirnya perlahan lahan mata nyonya Lena terpejam .
Delia juga merasa mengantuk, tapi dia tak bisa meninggalkan ibu nya Gilang begitu saja. Dia masih akan menunggu ibunya gilang tidur nyenyak lebih dulu baru dia kembali ke kamar nya, hingga tanpa sadar dia tertidur.
Pagi pun tiba,Delia masih terlelap saat pintu kamar dibuka oleh Gilang . Gilang terkejut melihat ibu nya bangun lebih dulu dan menatap nya ,dia juga melirik ke arah Delia yang masih tidur dengan posisi duduk .
"Ssshhhttt "
Nyonya Lena meletakan jari telunjuk nya sambil tersenyum lembut,mata nya berbinar. Hal yang sudah lama sekali tak dia lihat,dia pun ikut tersenyum dan berjalan dengan perlahan mendekati tempat tidur .
Seperti seorang maling ,Gilang berjalan mengendap-endap lalu melihat ibu nya turun dari tempat tidur dan mendekati nya yang sudah berada dipinggiran tempat tidur ibu nya.
"Jangan berisik,Delia menemani ibu semalaman karena ibu ngak bisa tidur " ucap ibu gilang dengan pelan, sangat pelan hingga nyaris tak terdengar tapi gilang tau apa yang dikatakan oleh sang ibu karena gilang memperhatikan bibir ibu nya yang tersenyum sambil terus berbicara.
Gilang hanya mengulas senyum nya dan menganggukan kepala nya,dia mendekatkan tubuh nya lebih ke Delia. Mengangkat tubuh Delia agar Delia bisa tidur dengan nyaman disana,dia semakin suka dengan Delia yang mengerti keinginan ibu nya.
Delia yang memang merasa lelah,akhirnya tak sadar kalau saat ini Delia sudah berada dipelukan Gilang. Dia pun kembali tertidur saat berada diposisi yang nyaman, Gilang kembali tersenyum melihat nya .
Ibu nya Gilang menarik tangan anak nya itu,membawa tubuh gilang menjauh dari tempat tidur. Dia tak ingin Delia terbangun karena kehadiran mereka,mereka tertawa bersama dengan pelan . Gilang suka hal ini,dia suka melihat senyuman ibu nya yang sudah kembali hadir.
Tak lama pintu dibuka,ada dokter Andre dan si bibik yang masuk. Mereka mengernyitkan dahi nya saat melihat Gilang dan ibu nya tertawa pelan disana ,dia tak menyangka bisa melihat hal itu pagi ini.
"Ada apa ini ? Aku ngak diajak mendengar kan cerita lucu kalian ?" tanya dokter Andre yang belum melihat ke arah tempat tidur,tapi bik Rani langsung membulatkan mata nya saat menyadari ada Delia yang sedang tidur disana
"Sshhhhhttttt"
Bersambung
Jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘