NovelToon NovelToon
Terjerat Pesona Bapak Kos

Terjerat Pesona Bapak Kos

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Percintaan Konglomerat / Obsesi / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:65.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ceritaku

"Ah sakit pak, tolong jangan..." Pekik Jihan ketika tangan kekar itu berusaha menggapai sebuah aset yang selama ini ia rawat dan ia jaga.

Bukannya menyingkir pria itu malah semakin mengurung tubuh mungil itu dan terus berusaha melanjutkan aksinya.

Jihan, gadis 19 tahun duduk di bangku kuliah semester 3. Merantau di kota besar untuk menimbah ilmu. Berharap dengan berpendidikan bagus dia bisa merubah nasib keluarganya.

Namun, hidup di kota tidaklah mudah. Apalagi Jihan hanya mengharap biaya kiriman dari keluarganya yang tidak seberapa besar.

Apalagi saat ini dia butuh uang untuk ujian semester 3. Mau tidak mau dia harus mencari pinjaman.

"Seperti yang sudah kita sepakati Jihan, kamu harus menepatinya"

Perkataan bapak kos membuat tubuh Jihan diam dan berhenti meronta. Dia terpaksa pasrah menerima apa yang akan bapak kos nya lakukan kepadanya.

Kira kira, apa yang akan bapak kosnya lakukan? apa sebenarnya kesepakatan yang mereka buat?
yukk ikuti terus kisah Jihan dan bapak kos nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceritaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Niat jahat yang Gagal

Seperti biasa, setelah jam kuliah Jihan langsung pulang ke kosnya, kemudian mampir ke rumah Rian untuk mengasuh bapak kos nya itu.

Saat Jihan memasuki rumah bak istana itu, dia melihat Rian tengah duduk di ruang tamu bersama seorang gadis. Di sana juga ada Fio dengan wajah masamnya.

"Selamat siang Tante"

Jihan menyapa dengan sangat ramah, dia juga mencium punggung tangan Fio seperti mencium punggung tangan ibunya sendiri.

Fio tersenyum, dia merasa senang dengan kehadiran Jihan.

"Kamu baru pulang kuliah yah?"

"Iya Tante, tadi ada jam kuliah yang kosong. Dosennya lagi ada tugas luar kota" Jihan menjelaskan.

"Hei adik, kalau dosen gak ada tuh jangan pulang. Biasakan ke perpustakaan buat menambah ilmu." Imbuh Celsi. Tampaknya dia tidak menyukai kehadiran Jihan di sana.

"Oh maaf Tante, kebiasaan ku tidak seperti itu. Lagi pula, menambah ilmu tak selalu harus ke perpustakaan. Zaman yang sudah canggih ini, kita dapat belajar dimana saja dan kapan saja."

"Betul itu" Sahut Fio.

Jihan tersenyum senang, dia juga menjulurkan lidahnya karena berhasil membuat Celsi kesal. Apalagi saat dirinya memanggil Celsi dengan sebutan Tante.

"Gak sopan banget yah, sembarangan memanggil aku Tante!"

"Lah, dia kan tidak memanggil nama kamu. Tidak sopan dimana nya?" Sangkal Fio membuat Celsi bungkam. Dia hanya bisa menahan geram melihat Jihan yang semakin ngelunjak di bela oleh Fio.

Sedangkan Rian, dia hanya diam sambil fokus dengan layar ponselnya.

Celsi mengalihkan perhatiannya pada Rian, mengabaikan Fio dan Jihan yang semakin ingin menjatuhkan dirinya.

Tidak penting, bagi Celsi Rian lah yang utama. Selagi pria ini lupa ingatan, dia akan terus mendekatinya dan melancarkan semua rencananya dengan Rico.

"Rian sayang, gimana kalau kita pergi jalan jalan. Menghirup udara segar."

"Udara segar apaan, orang ini jam 1 siang" Sahut Jihan.

Celsi melirik Jihan tajam, kemudian kembali menatap Rian yang kini tampak berpikir. Pria itu terlihat mempertimbangkan ajakan Celsi.

"Bagus juga, sepertinya berjalan jalan ke mall sangat bagus."

Celsi langsung sumringah, dengan semangat dia membantu Rian pindah ke kursi rodanya. Kemudian mengambil tas selempang nya.

"Tante, aku ajak Rian keluar dulu yah." Pamitnya.

"Ajak Jihan juga!" Titah Fio.

"Gak usah ma, aku dan Celsi saja" Tolak Rian.

"Maaf yah Jihan, sepertinya Rian mau berdua aja sama aku." Celsi berpura pura tidak enak hati, padahal dia sangat senang melihat sikap Rian yang sangat dingin dan cuek pada gadis itu.

"Aku tetap ikut, karena aku sekarang adalah pengasuh pak Rian. Jadi, aku harus ikut."

"Tidak perlu, aku akan menjaganya!" tolak Celsi.

"Bagaimana aku bisa mempercayai mu. Selama pak Rian sakit, aku yang akan bertanggung jawab soal keselamatannya." Kekeuh Jihan.

Rian tampak ingin membantahnya, namun Fio lebih dulu memberi peringatan kepada putranya.

"Jika kamu tidak mau membawa Jihan, maka mama tidak akan mengijinkan kalian keluar." Ucap Fio Tegas.

"Tante, Rian itu bukan anak kecil lagi. Kenapa harus di kekang." Celsi memprotes.

"Itu bukan bentuk pengekangan. Tapi bentuk kasih sayang seorang mama kepada anaknya yang sedang sakit. Kamu tidak akan mengerti karena kamu terbiasa hidup bebas." Balas Jihan menyindir.

Celsi semakin kesal, dia ingin melawan Jihan. Namun Rian melarangnya, dia memberi kode agar mereka mengalah saja.

Mereka bertiga akhirnya pergi bersama. Celsi terus saja berada di dekat Rian. Dia tidak memberi ruang terhadap Jihan untuk mendekati Rian.

"Rian, kita ke sana yuk!"

Rian tersenyum dan mengangguk pelan. Celsi langsung membawanya ke Timezone.

Di sana terlihat sangat ramai, bukan hanya anak anak. Terdapat juga banyak pemuda seusia Rian dan Celsi di sana.

Tidak di sangka, sekelompok pemuda yang ada di sana adalah teman teman sekolah Rian dulu.

"Hei, ini Rian kan?"

Deg.

Jantung Rian berdegup kencang, dia merasa sedikit gugup bertemu dengan teman lama. Apalagi dengan kondisinya seperti ini.

"Hei, kalian mengenali Rian?"

"Tentu saja, kita kan satu sekolahan dulu" balas mereka.

"Hm maaf Rian, ternyata berita itu benar? kamu kecelakaan?" Tanya salah satu teman Rian yang sejak tadi memperhatikan Rian.

"Begitulah" Jawab Rian santai, dia berusaha untuk bersikap biasa saja.

"Tampa di sengaja kalian bisa reuni yah" Celsi terlihat sok asik, seperti nya dia memiliki rencana lain pada situasi ini.

"Benar, Rian mari gabung dengan kami. Bermain basket itu." Ajak mereka.

Rian semakin bungkam, bagaimana mungkin dia bisa bermain jika kondisi kakinya sedang lumpuh.

"Maaf aku tidak ingin bermain untuk saat ini." Tolaknya tersenyum getir.

Jihan dari belakang hanya memperhatikan saja, dia ingin tahu apa yang akan Celsi rencanakan.

"Benar guys, kalian tidak lihat kondisi Rian saat ini. Mana mungkin dia bisa bergabung." Ujarnya Celsi seakan sengaja ingin mempermalukan Rian.

"Maaf Rian, kami.."

"Tidak apa apa, aku permisi dulu."

Rian ingin membelokkan kursi rodanya, tapi Celsi malah menahannya.

"Rian, jika tidak bisa bermain. Kenapa tidak menemani mereka saja. Kita bisa melihat mereka bermain."

"Tidak, aku ingin tenang. Tempat ini terlalu ramai." Tolaknya. Tapi, Celsi terlalu kekeuh, dia tetap tidak melepaskan kursi roda Rian. Membuat Jihan merasa kesal melihatnya.

"Jika pak Rian tidak mau, kenapa kamu terus memaksanya." Jihan mengambil alih kursi roda Rian. Mendorong Celsi jauh darinya.

"Benar, kami mengerti apa yang Rian rasakan. Melihat dan tidak bisa bermain pasti akan menyakitkan" sahut salah satu dari teman teman lama Rian. Mereka prihatin dengan Rian, tidak ada sedikit pun di hati mereka ingin menjatuhkan Rian. Tidak seperti yang Celsi harapkan.

"Bagaimana kalau kita mengobrol saja?" usul yang lain.

"Boleh tuh" Sahut Celsi mencoba mengalihkan perhatian dari kesalahan yang dia buat tadi.

Bukannya di sambut baik oleh teman teman Rian. Celsi malah di singkirkan dan di tinggalkan begitu saja di sana. Mereka malah membawa Jihan bersama mereka.

"Eh eh, kok aku di tinggal!" Celsi hendak mengejar mereka, tapi salah satu dari teman Rian menahan lengannya.

"Jangan coba coba ingin menjatuhkan teman ku. Jika kau masih ingin menjadi manusia."

"Hei kau gila. Apa maksud dari ucapan mu itu!"

Pria itu tidak menggubrisnya, dia pergi begitu saja menyusul yang lain.

"Ais... Siapa sih dia, mengancam ku seperti itu. Jihan lagi, kenapa dia selalu beruntung seperti itu!" Gerutu Celsi kesal.

Rian yang awalnya berkecil hati dengan kondisinya, kini malah terlihat jauh lebih baik setelah mengenang masa lalu bersama teman teman lamanya. Dia tidak menyangka sahabat sekolahnya dulu memiliki pemikiran yang sama dengannya. Tidak ada persaingan ataupun perdebatan di antara mereka. Berbeda ketika dirinya bersama dengan Jerico. Selalu ada yang di debatkan, meskipun pria itu selalu akan meminta maaf dan mengalah. Tapi, tetap saja Jerico selalu membantah apa yang dia katakan.

Jihan, gadis itu juga terlihat hamble bergabung dengan orang orang yang lebih tua dari nya.

1
Bunga Cendhana
ini hiatus kah author nya
Ceritaku: gak kak. cuma karena kesibukan kerja gak sempet up bab baru
total 1 replies
Liswati Angelina
untung rian sigap jadi jihan aman
Ceritaku
maaf yah kak baru up
apiii
akhirnya up juga
apiii
jangan sampai tuh emak lampir deketin rian dan celakain jihan deh suka cari masalah emng tuh mak lampirb
Ceritaku: kita lawan Mak lampir yahh
total 1 replies
apiii
malah kentang
Ceritaku: maksud nya gimana kakak?
total 1 replies
apiii
aku nungguin loh thor
Liswati Angelina
Lekas sehat kembali thooorr
D_wiwied
up nya jangan lama-lama dong thor
Porjo Kota
jarang up..pdhl dah masuk favorit..lupa tokoh"nya..
Yusuf Alabror
ko blm up ya
Ceritaku: maaf yah kak, aku lagi sakit.
total 1 replies
amira ahmed
ngopi dulu
Yusuf Alabror
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
Yusuf Alabror
lanjuuuut semangaaaat upnya ceritanya bagus 🤩🤩🤩🤩🤩⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
Yusuf Alabror
ceritanya bagus dan selalu penasaran dg episode selanjutnya ☺️
Ceritaku: terimakasih kakak
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut
Ceritaku: oke siapp kak
total 1 replies
Liswati Angelina
lanjuttt....
Ceritaku: ok kak siapp
total 1 replies
Liswati Angelina
jadi penasaran dengan pertemuan jihan dan rian...
Ceritaku: sabar yah kakak kuuu
total 1 replies
Yusuf Alabror
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
Ceritaku: 💓💓💓💓💓
total 1 replies
Yusuf Alabror
up lagi dong Thor, please 😫
Ceritaku: sabar yah sayang 💓💓💓💓
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!