Selby dan Bagas saling mencintai dalam diam. Saat Bagas menyatakan cinta Selby menolak karena berpikir mereka saudara sedarah.
Padahal mereka bukan sedarah. Akankah hal itu bisa terungkap?
Akankah ibu dari Bagas mengungkap rahasia yang selama ini dia simpan rapat?
Dapatkah Bagas dan Selby bersatu.(Disarankan baca lebih dulu novel Benih Kakak Iparku.)
Baca kisah mereka hanya di Mangatoon/Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon miss ning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Tidak
Bagas tidak akan menikah dengan perempuan lain. Bagas hanya boleh menjadi miliknya. Bukan Perempuan lain. Lili hilang akal. Ia menarik lengan mama Cinta lalu mendorongnya. Beruntung mama Cinta berpegangan dengan kayu di pinggiran tangga sehingga yang jatuh bukan dirinya melainkan Lili.
Arrggrrrhhh
Teriak Lili. Asisten rumah tangga mendengar teriakan. Lalu mereka keluar. Lili sudah terkapar di lantai dengan dahi yang sudah berdarah. Mama Cinta tidak berniat menolong. Trik semacam ini dia sudah khatam. Jadi jangan salahkan dia jika senjata makan tuan.
“Bawa dia ke rumah sakit jangan lupa hubungi tuan. Menantu kesayangannya jatuh dari tangga.”
****
Rumah sakit
Kepala Lili sudah diperban. Lukanya tidak terlalu parah. Keluarga Lili ada disana pun dengan Bayu. Lelaki paruh baya itu bahkan meninggalkan rapat yang sedang berlangsung hanya demi Lili.
Cinta pun ada disana sebagai bentuk pertanggung jawaban sebagai tuan rumah. Dia belum cerita apa yang sebenarnya terjadi kepada semua orang. Dia ingin mendengar dari versi Lili lebih dulu. Baru dia akan berkomentar dengan apa yang terjadi.
Lili menatap tidak suka dengan kehadiran Mama Cinta. Gara-gara wanita tua itu dia terjatuh.
Wanita tua sialan
Niat hati ingin membuat Cinta jatuh justru Lili yang terjatuh karena ulahnya sendiri. Bayu melihat tatapan Lili kepada Cinta. Lelaki itu yakin ini ada hubungannya dengan Cinta.
“Lili kenapa kamu bisa jatuh nak?” tanya mama Lili yang tadi sempat panik.
“Lili kurang hati-hati ma.”
“Oh, anak malang. Lain kali lebih hati-hati ya nak.”
Lili mengangguk. Orang tuanya selalu memanjakan dirinya. Meskipun ia hanya anak angkat tetapi ia mendapat kasih sayang penuh. Apapun ia dapatkan. Tidak pernah orang tuanya menolak keinginannya. Apapun pasti ia dapatkan dengan mudah. Dan kali ini ia ingin Bagas. Lelaki yang sudah lama ia sukai.
**
Cinta dan Bayu pulang setelah berjanji akan bertanggung jawab dengan apa yang terjadi dengan Lili. Sepanjang perjalanan mereka diam. Bayu berusaha menahan emosinya. Sedangkan Cinta kesal karena Bayu terlalu membela Lili.
Sementara di rumah sakit Lili terus saja merengek meminta papanya untuk mempercepat pertunangannya dengan Bagas. Ia tidak ingin kehilangan Bagas. Terlebih Cinta tidak menyukai dirinya. Apapun yang terjadi ia harus tetap menjadi istri Bagas. Lelaki itu hanya boleh menjadi miliknya.
“Iya sayang papa akan berusaha bicara dengan om Bayu. Semoga ia setuju dengan idemu ini.”
“Terima kasih Papa. Lili sayang banget sama papa.”
“Dasar, kalau ada maunya aja peluk-peluk papa.”
Toni ayah Lili memukul pelan kepala anaknya yang tidak terbalut perban. Selagi ia bisa memenuhi keinginan putrinya maka ia akan mengabulkan apapun itu demi kebahagiaan Lili.
**
“Cinta berhenti!!!” teriak Bayu.
Dalam keadaan kesal Cinta menghentikan langkahnya. Membuang nafas dengan kasar lalu berbalik menghadap Bayu yang sedang berjalan mendekati dirinya.
“Kenapa?”
“Bagaimana Lili bisa jatuh?”
“Bukankah dia bilang tidak hati-hati. Kenapa masih bertanya?” jawab Cinta dengan nada kesal. Lili lagi. Lili lagi. Di pikiran Bayu hanya Lili yang penting saat ini. Membuat Cinta harus ekstra sabar menghadapi Bayu.
“Aku tahu ini ada hubungannya denganmu.”
“Menurutmu aku yang salah.”
Bayu diam. Dia tidak bisa menyalahkan istrinya tanpa bukti. Ah iya CCTV. Ia akan mencari tahu lewat CCTV yang terpasang di setiap sudut rumahnya. Ia akan mencari tahu apa yang terjadi. Jika benar Cinta penyebabnya maka ia sendiri yang akan membawa Cinta untuk meminta maaf kepada Lili.
Bayu pergi ke ruang kerjanya. Meninggalkan Cinta tanpa sepatah kata pun. Cinta tidak peduli. Ia butuh ketenangan sebelum menghadapi Bayu lagi. Cinta tahu Bayu pasti sedang memeriksa CCTV. Ia tidak peduli karena memang ia tidak bersalah. Semoga setelah melihat rekaman itu Bayu sadar jika Lili tidak sebaik yang Bayu pikir.
Beberapa saat berlalu
Bayu fokus menatap adegan yang ingin dia lihat dan dengar. Gerakan dan setiap kata yang keluar ia perhatikan dengan baik.
“Tidak mungkin.”
“Lili tidak mungkin seperti itu. Dia gadis yang baik. Dia gadis yang sopan dan lembut. Tidak pasti ini salah.”
Bayu masih tidak percaya denga napa yang dia lihat dan dengar. Lili berusaha mendorong Cinta. Lili berkata kasar dan tidak sopan kepada istrinya. Benarkan itu Lili yang selama ini dia kenal?
Tidak.
Pasti Cinta memprovokasinya lebih dulu. Ah iya pasti begitu. Bayu sungguh menolak dengan apa yang ia lihat dan dengar. Ia masih tidak percaya Lili seperti itu. Bayu masih meyakini bahwa Lili gadis yang baik dan cocok untuk Bagas.
Bayu keluar. Ia tidak langsung menghampiri Cinta. Melainkan kembali ke kantor karena ada urusan mendesak. Dan ia akan membicarakan hal ini setelah selesai bekerja nanti.
Cinta melihat suaminya pergi dari kaca jendela kamarnya. Wanita itu sudah tidak heran. Bayu pasti akan mementingkan pekerjaan daripada keluarganya.
**
Sore hari
Bagas sudah berdiri di samping mobilnya menjemput Selby. Sudah hampir satu jam ia menunggu tetapi Selby belum juga keluar. Bagas sengaja tidak menghubungi Selby karena ia ingin membuat kejutan untuk kekasihnya.
Senyum terukir di wajah tampan Bagas saat melihat pujaan hatinya keluar. Rambut yang tergerai tertiup angin membuat kecantikan Selby bertambah saat wajahnya diterpa oleh cahaya sore matahari. Bagas tidak berkedip ia sungguh terpesona dengan kecantikan Selby.
Selby melambaikan tangan melihat Bagas dari kejauhan. Ia sedikit berlari menghampiri Bagas.
“Hati-hati kau pakai heels.”
“Aku tahu. Maaf kau pasti sudah lama menunggu.”
“Sepadan saat melihat senyum manismu.”
Selby menarik sudut bibirnya. Sejak kapan Bagas yang dingin menjadi pandai gombal.
“Ini untukmu.”
Bagas mengeluarkan bunga yang tadi sempat ia beli untuk Selby dari dalam mobil. Selby menerima bunga itu. Membelai kelopak mawar merah yang terlihat segar dan merona. Lalu mencium aroma harum dari bunga yang melambangkan cinta tersebut.
“Terima kasih.”
“Ayo.”
Selby mengangguk lalu masuk ke dalam mobil. Bagas melajukan kendaraannya meninggalkan Perusahaan Selby.
“Kemana kita?” tanya Bagas.
“Ke restoran Bintang.”
Bagas menoleh. Ia ingin memasak untuk Selby seperti dulu. Ia ingin menghabiskan momen berdua seperti saat masih di Paris. Bagas lebih suka menghabiskan waktu dengan Selby untuk hal-hal yang tidak penting. Tetapi membuat kedekatan mereka lebih intim.
“Kenapa tidak masak di rumah saja. Aku yang masak kau tinggal makan nanti seperti dulu waktu masih di Paris.”
“Bukan aku yang mau makan disana.”
“Lalu?”
“Zean dan Rara yang mengundangku untuk makan bersama. Katanya ada yang ingin mereka sampaikan.”
“Oh. Baiklah.”
“Lagipula masih ada hari-hari berikutnya untuk mengenang masa-masa kita waktu kuliah.”
“Baiklah. Tapi kau harus memberiku kompensasi untuk ini.”
“Hah???”
Bagas menunjuk pipinya. Mengisyaratkan Selby untuk memberinya sebuah kecupan disana. Melihat itu Selby tersenyum. Ia lalu mendekat untuk mencium pipi Bagas. Beruntung lampu merah. Bagas pun menoleh saat bibir Selby hendak mendarat di pipinya. Alhasil kini bibir mereka saling bertemu. Bagas tidak ingin singkat. Ia pun memegang tengkuk Selby untuk memperdalam ciuman mereka. Selby ingin menolak tetapi tubuhnya berkata lain. Bibir mereka saling membelit. Saling bertukar Saliva disana. Rasanya manis membuat mereka candu.